BULAN

5 0 0
                                    


Semua terasa berat dan berbeda. Mentari tanpa Bumi apalah artinya. Berat Mentari melalui hari-hari di Zurich. Tidak ada SMS, telpon, WA dari Bumi seperti biasa. Mentari menahan diri untuk menelponnya. Sekedar WA atau SMS pun Mentra tidak memiliki keberanian. Ternyata gadis itu tidak penting untuk Bumi. Setelah tiga bulan menunggu tidak ada kabar dari Bumi akhirnya gadis itu memutuskan untuk mengganti nomor ponsel. Mentari mulai hidup baru tanpa Bumi.

Makin melupakan Bumi, makin Mentari mengingatnya. Sering gadis itu bertanya-tanya, apakah Bumi makan dengan benar, siapa yang mengingatkan Bumi untuk membawa bekal, pada musim hujan apakah lelaki itu selalu membawa jaket, apakah aleginya kumat, siapa yang membuatkan ringkasan materi kuliah. Apakah dia bisa melalui kuliahnya dengan baik. Bumi menyukai kegiatan organisasi, jika dia asyik dengan organisasi siapa yang mengingatkan dia dengan tugas kuliahnya.

Berbagai rasa hawatir masih saja menghantui pikiran Mentari. Setelah setahun tidak berhubungan dengan Bumi, makin membuat Mentari memikirkannya. Tapi Mentari sadar, ada Indah disana yang menemani Bumi. Untuk apa gadis itu memikirkannya.

Di kampus Mentari berteman dengan Reza. Seorang anak diplomat yang kuliah satu jurusan dengan Mentari. Bisa dibilang, Reza merupakan teman dekat Mentari saat ini. Awalnya Reza tertarik dengan Mentari. Lelaki mana yang menolak pesona Mentari. Gadis cantik, dan cerdas seperti Mentari membuat banyak laki-laki mendekat. Tetapi Mentari selalu menutup diri. Selain urusan kampus gadis itu sulit diajak berinteraksi. Seolah-olah menarik diri dari lingkungan social. Hanya kepada Reza, gadis itu terlihat lebih nyaman dan mulai membuka diri.

Perkuliahan dijalani Mentari dengan baik, nilai-nilai kuliahnya amat baik. Semua berjalan sesuai rencana Mentari. Gadis itu beharap dapat lulus tepat waktu dan segera pulang ke Indonesia menemui Bumi. Menunjukkan Mentari yang baru kepada lelaki itu. Sebagai teman dekat, Reza menjadi tempat curhat Mentari. Termasuk soal Bumi. Bagaimana kerinduan dan kegalauan Mentari. Mengetahui hal ini Reza merasa tidak memiliki kesempatan mendapatkan hati Gadis itu yang telah penuh oleh Bumi. Disisi lain Reza merasa kasihan dengan Mentari yang selalu menahan rindu.

Reza yakin jika Bumi juga mencintai Mentari maka lelaki itu akan terus berusaha mencari tau segala hal tentangnya.

"Kalau semua akses komunikasi WA dan SMA diganti serta email tidak dibalas, maka kemungkinan Bumi mendapatkan semua informasi melalui social media", jelas Reza saat mereka membahas mengenai Bumi.

"Maksudnya, selama ini dia mentau aku dari social media?" jawab Mentari heran.

"bisa jadi. Kalau Bumi benar suka sama kamu. Maka dia akan berusaha untuk mencari semua informasi tentangmu. Bisa jadi melalui WA atau SMS dan telpon tidak bisa karena nomormu sudah ganti. Tetapi kan bisa aja lelaki itu minta nomor kamu ke orang tuamu", Reza memberikan analisisnya

"Tapi Ibu dan Bapak tidak pernah ngasih nomor ponselku ke Bumi, lagi pula, nomor Bumi ku blokir, biar sekalian dia tidak bisa menghubungi"

"lha, kamu aneh Mentari. Mengharap dihubungi tetapi nomornya kamu blokir"

"ia, tapi itu baru kulakukan dua minggu yang lalu. Aku sudah bosan menunggunya. Cukup aku pulang dengan membawa bukti."

"ah, aku punya ide cemerlang untuk mengetahui gimana reaksi Bumi terhadapmu."

"gimana caranya?"

"Sudah kamu yakin aja rencana ini berhasil. Bentar ya...". Reza membuka ponselnya kemudian dibuka aplikasi Instagram.

"Mentari coba senyum, kita swafoto dulu. Lihat kamera", Reza dengan lihai membidikkan kamera ponselnya. Hasilnya sebuah foto berdua dengan Mentari dengan posisi tumpukan buku diantaranya.

"Aku akan posting foto kita di Instagram, lalu tambahkan puisi romantic, dan akun instagrammu akan di tandai. Kita akan lihat apakah Bumi cemburu dan menghubungimu atau tidak.

" Ok, aku ikuti saranmu."

Sesuai dugaan Reza, hari itu juga Bumi melihat postingan itu. Betapa kagetnya Bumi melihatnya. Membaca puisi yang ada, semakin mendidih darah yang mengalir dalam tubuh Bumi. Tangannya mengepal menahan emosi. Mentarinya menerima puisi cinta dari lelaki lain.

Mentari Jingga

By. Reza

Lembayung senja datang menghampiri

Jingga merona menebar hangat

Bianglala hadir mewarnai hari

Bunga ditaman bermekaran

Semerbak wangi memikat hati

Senyum hadir sungguh menawan

Keindahan bumi teralihkan dengan senyum itu

Seolah bumi berhenti berputar

Menikmati senyum Mentari Jingga

Senja memudah seiring malam

Mentari terbenam keperaduan

Bumi setia berputar mengelilingi Mentari

Laksana hati ingin berlabuh

Wahai Mentari Jingga

Bolehkan aku menjadi Bumi-mu

Menjadikanmu poros putarku

Menjadikanmu pusat perhatianku

Akan selalu setia berputar

Hingga Mentari kehilangan pijar.

BUMI DAN MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang