Pagi ini Mentari merasakan badannya lemas. Ingin rasanya bergelung di tempat tidur dan tidak pergi ke sekolah. Tetapi ingatan akan ulangan harian Fisika membuatnya harus berangkat sekolah. Sehabis mandi dipikir Mentari akan membuat tubuhnya menjadi lebih segar, tetapi ternyata tubuhnya bertambah menggigil kedinginan. Setelah merasakan tubuhnya agak hangat baru gadis besiap berangkat sekolah.Segelas susu hangat yang dibuatkan mbak Wati membuat perut Mentari lebih nyaman. Senyum terbit di wajahnya.
"Mbak, Tari berangkat ya."
"Hati-hati ya non"
"Makasih mbak Wati yang cantik"
Mbak Wati tersenyum melihat nona mudanya berangkat sekolah. Walau kurang perhatian dari orang tuanya, tetapi gadis itu tidak melakukan hal-hal buruk untuk menarik perhatian."Tumben pakai sweater, kamu sakit", tanya Bumi mengomentari sweater toska yang di pakai Mentari.
"Ga kok, biar cantik aja. Kalau pakai sweater gini cantik ga?" Mentari mengedipkan mata menggoda Bumi.
"Ga ada hubungannya sweater sama cantik. Teori dari mana itu. Jelek mah jelek aja. Mau pakai sweater, jaket, gaun ga ngaruh" cibir Bumi sambil memandang sinis Mentari.
"Cewek-cewek korea itu terlihat imut dan cantik pakai sweater. Tari pikir kalau pakai sweater juga cantik seperti mereka" jawab Mentari sambil memperbaiki sweaternya agar lebih rapih.
"Mereka ga manja kayak kamu, jadi cantik. Ayo turun, ulangan jam pertama, jangan lupa" Bumi turun dari mobil dan meninggalkan MentariKantin sekolah selalu ramai saat istirahat berlangsung. Tampak di pojok kantin Bumi dan teman-teman footsalnya sedang berdiskusi mengenai rencana latih tanding dengan kelas sebelah. Tiba-tiba Jono tan sekelas Bumi berlari menghampiri dengan panik.
"Bumi Bumi Bumi. Mentari pingsan."
"Pingsan? Mentari? Dimana sekarang?"
"UKS"
Bumi berlari secepatnya menuju UKS tak perduli menabrak beberapa anak yang sedang ramai di kantin.Di UKS Mentari sudah di tangani petugas kesehatan. Tampak pucat dan lemas terbaring lemah.
"Tari, Tari, Mentari. Kamu kenapa bisa pingsan. Ya Allah, badan kamu panas sekali" Bumi panik melihat kondisi Mentari. Di periksanya Mentari dan terkejut saat merasakan panas badannya.
"Pak, Mentari akan saya bawa ke Rumah Sakit saja. Badanya panas, mukanya pucat. Akan saya bawa pak. Saya izin."
Tanpa menunggu jawaban petugas UKS, Bumi menggendong Mentari dan membawanya ke Rumah Sakit. Semua yang ada terkejut melihat apa yang dilakukan Bumi. Semua tau bagaimana Bumi begitu acuh dan cuek dengan Mentari walaupun mereka selalu bersama. Tidak jarang Mentari dianggap seperti mahluk kasat mata oleh Bumi.
Melihat Bumi yang panik seperti ini membuat mereka kaget, betapa paniknya Bumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUMI DAN MENTARI
Romance"Kenapa sich, kamu ga pernah mau dengerin aku?" "Kenapa aku harus dengerin kamu? Emangnya kamu siapa aku? Penting gitu!" "Emangnya kamu siapa aku? Penting gitu" kalimat yang diucapkan Bumi terngiang ditelingaku. Betapa tidak ada artinya diriku dimat...