AZIMUTH
"Kamu ga usah ikut pemilihan ini Mi"
"Ga ada alasan untuk ga ikut Tari"
"Tapi kamu cuma buang-buang waktu"
"Ga ada yang buang-buang waktu, i got something with this"
"Kamu ga akan berhasil"
"Kalau aku hanya takut gagal, aku ga akan pernah maju"
"Kenapa sich, kamu ga pernah mau dengerin aku?"
"Kenapa aku harus dengerin kamu? Emangnya kamu siapa aku? Penting gitu!"
"Emangnya kamu siapa aku? Penting gitu" kalimat yang diucapkan Bumi terngiang ditelingaku. Betapa tidak ada artinya diriku dimatanya. Mentari tidak dapat menyinari Bumi walau sinar Mentari begitu terik, panas membakar, tetap tidak dapat menjangkau seorang Bumi Wicaksana
"Kenapa sich, kamu ga pernah mau dengerin aku?". Memangnya siapa dia, sehingga setiap ucapannya harus aku dengarkan, harus aku turuti. Seorang Mentari tidak bisa menghalangi Bumi. Aku akan mendapatkan apa yang kumau. Bumi tidak akan takluk dengan Mentari. Bumi akan tetap kokoh berdiri walau terik Mentari membakar tubuhku.
"Apa aku bilang, kamu pasti kalah. Buang-buang waktu dan energi aja"
"Ya, aku memang kalah. Tapi dari kekalahanku ini aku belajar bagaimana untuk menang. Tahun depan aku pasti menang"
"Apa Ketua OSIS di SMA ini lebih penting bagimu daripada mempersiapkan diri mengikuti olimpiade Fisika"
"Kalau aku bisa mendapatkan keduanya kenapa tidak? Kamu terlalu mengatur dan cerewet untuk seorang teman Tari"
"Ya...ya...ya...aku tau kamu hebat, cerdas, dan bisa melakukan segalanya. Tapi ingat kalau kamu gagal dan kecewa jangan datang kepadaku lagi dengan muka memelasmu itu Bumi. Jangan pakai namaku untuk menutupi kesalahanmu kepada Ayah dan Bundamu"
Tahun pertama di SMA Bina Ilmu, Bumi mencalonkan diri sebagai ketua OSIS. Sebenarnya peluangnya kecil untuk menang, tetapi bukan Bumi namanya jika tidak keras kepala. Mentari sahabat sekaligus tetangga yang cantik dan pintar. Selalu ada disekeliling Bumi. Selalu menjadi perisai atas kesalahan Bumi didepan Ayah dan Bundanya. Jika Bumi bolos les Piano untuk pergi les Robotika maka Mentari yang akan menjadi alasan Bumi bolos didepan Bundanya. Jika Bumi tidak datang les renang maka Mentari akan beralasan bahwa Bumi mengantarkannya berbelanja keperluan bulanan, padahal Bumi sedang asyik berkencan dengan Indah.
Selalu ada pertengkaran diantara mereka. Selalu ada saling melindungi diantara mereka. Walaupun keduanya selalu bersaing dalam peringkat kelas, tetapi mereka tetap bersahabat. Setidaknya hal itu yang dipahami oleh Bumi. Rasa sayang yang berkembang menjadi benih cinta tidak disadari oleh keduanya. Bumi sibuk dengan ambisi dan cita-citanya, sedangkan Mentari sibuk menjaga Bumi agar tidak mengalami kegagalan karena Bumi tidak menyukai kegagalan.
Seleksi olimpiade fisika makin dekat, sedangkan Bumi masih sibuk berkencan dengan Indah.
"Ku harap kamu bisa mempersiapkan diri untuk olimpiade Bumi"
"Sudah kubilang aku pasti menang, kamu santai aja Tari"
"Buktikan kalau kamu bisa, waktumu habis untuk kegiatan kencanmu dengan Indah, kuharap kamu tidak lupa berapa nilai grafitasi?"
"Waduh...Tari mode cerewet sudah mulai. Kamu ga asyik Tari.... kelamaan jomblo. Kalau aku bilang menang maka aku akan menang"
"Jangan sombong Bumi"
"Aku tidak sombong, hanya percaya diri"
"Percaya diri yang berlebihan itu sama aja sombong"
"Berisik tau ga....dari tadi ngomel aja"
"Berisik juga ada artinya"
"Hari ini aku lagi senang Tari, ayolah...kita senang-senang dulu. Aku mau kencan dengan Indah, nanti kalau Bunda telpon kamu bilang kita lagi belajar bareng ya..."
"Ga mau, aku ga mau bohong lagi"
"Kamu pasti mau...berbohong demi aku"
Mentari menatap punggung Bumi menjauh, menghampiri Indah yang sudah menunggu digerbang sekolah. Indah dan Bumi pasangan yang serasi, cantik dan ganteng. Mentari hanya bisa melihat dari jauh, dengan hati luka pasangan itu pergi. Akankah tiba saatnya mentari menyinari bumi tanpa terhalang awan?
Pemenang olimpiade fisika sudah diumumkan, dan Bumi menjadi pemenang pertama. Tidak sia-sia Mentari selalu menemani Bumi belajar, menyiapkan kumpulan soal-soal dan jawabannya untuk dipelajari. Mentari sebenarnya lebih pandai dari Bumi, tetapi dia selalu mengalah dalam semua hal . Sayangnya Bumi tidak menyadari itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUMI DAN MENTARI
Romance"Kenapa sich, kamu ga pernah mau dengerin aku?" "Kenapa aku harus dengerin kamu? Emangnya kamu siapa aku? Penting gitu!" "Emangnya kamu siapa aku? Penting gitu" kalimat yang diucapkan Bumi terngiang ditelingaku. Betapa tidak ada artinya diriku dimat...