Chapter 15 ; Again

539 97 17
                                    


Hai? Untuk pertama kalinya fast up ya? wkwk.

"Rencana yang semesta siapkan akan selalu penuh kejutan tak terduga."

Derasnya air hujan menyatu dengan air mata yang ikut meleleh tak mau berhenti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Derasnya air hujan menyatu dengan air mata yang ikut meleleh tak mau berhenti. Dinginnya air hujan juga kencangnya angin malam yang berhembus total keduanya abaikan. Yang ada dalam relung hati hanya rasa takut juga khawatir sampai menutupi setiap sakit yang mencoba menghampiri.

"Hao-ya, kau bisa mendengarku? Bertahanlah sedikit lagi ya? Aku akan membawamu ke tempat yang hangat." ujarnya lembut sembari mulai mencoba mengangkat tubuh ringkih sahabatnya yang kian bergetar.

Panas. Bahkan dibawah guyuran hujan juga dinginnya malam, Jungkook bisa merasakan bagaimana tingginya suhu tubuh Minghao begitu dirinya berhasil membawa sahabatnya itu untuk di dekap. Dipapah layaknya koala.

"Jae, bawa Mingyu lalu ikuti aku."

Tanpa menunggu balasan dari Jaehyun, pemuda Kim itu sudah lebih dulu berlari sekuat tenaganya agar cepat sampai pada tujuannya. Saat ini hanya ada satu tempat yang merengsek memenuhi pikirannya. Goa yang letaknya cukup memakan waktu adalah tujuan utamanya sekarang.

"Hao-ya? Tolong jaga kesadaranmu." lirih Jungkook pelan tanpa minat memelankan langkahnya barang sedikitpun.

"Aku tau kau orang yang kuat. Kau mau bertemu Mama bukan? Jadi bertahanlah. Aku akan membawamu ke tempat yang hangat."

Jungkook terus mengoceh, mencoba mengajak Minghao yang sudah diambang batas kesadarannya untuk tetap terjaga bersamanya. Meskipun kedua mata sahabatnya itu sudah hampir tertutup sempurna, Jungkook tetap berusaha membuat Minghao mendengarkan ocehannya dengan sesekali menepuk pipi milik sahabatnya itu.

"Sedikit lagi." bisiknya dengan senyuman tipis yang mulai terukir begitu netra miliknya bisa melihat mulut goa yang menganga lebar seolah menyambut kedatangan mereka.

"Kita sampai, Hao-ya."

Mengatur nafasnya yang terengah, Jungkook segera menurunkan tubuh Minghao untuk dibaringkan dengan perlahan. Posisi keduanya tidak jauh masuk ke dalam goa, hanya sekedar mencari tempat untuk berteduh. Setidaknya air hujan tidak bisa memperburuk keadaan sahabatnya.

Tak lama kemudian, Jaehyun muncul dari belakangnya. Tentunya dengan tubuh kaku sahabatnya yang lain dalam rengkuhan. Lagi, rasa takut itu kembali hadir dan semakin mengusik relung hatinya.

"Tolong jaga Minghao, aku akan segera kembali."

"Tapi--"

Jaehyun mengusak kasar surai legamnya yang basah karena Jungkook lagi-lagi berlalu tanpa berniat mendengarkan pendapatnya. Cuaca di luar sana semakin memburuk. Rasanya angin berhembus semakin kencang di setiap detiknya bersamaan dengan derasnya hujan yang semakin memperburuk keadaan.

"Bertahanlah, Hao-ya."

Jaehyun duduk bersila tepat di samping tubuh bergetar sahabatnya. Setelah membaringkan tubuh kaku sekaligus dingin milik Mingyu, Jaehyun memilih untuk menyatukan kedua telapak tangan Minghao dengan telapak tangannya. Menggosok cukup kuat, berharap telapak tangan Minghao yang mulai mendingin kembali hangat.

"J-jae..."

Suara yang menanggil namanya terdengar sangat lirih, nyaris seperti bisikan pelan yang tak bisa didengar. Namun Jaehyun yang memang menaruh seluruh fokusnya untuk Minghao, tetap bisa mendengar sayup lirih yang memanggilnya tadi.

"Aku disini, Hao-ya. Jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja." sahut pemuda Jung dengan tergesa namun tetap terdengar lembut pada setiap kata yang diucapkannya.

"Jungkook akan datang membawakanmu makanan. Kau lapar bukan? Tunggu sebentar lagi ya? Ku mohon jangan tutup matamu." sambungnya pelan dengan suara yang semakin mengecil pada akhir kalimatnya.

Senyum teduhnya dipaksa terukir pada pahatan wajah tampannya yang juga memucat begitu Minghao mengangguk menyetujui ucapannya untuk menunggu sebentar lagi. Menunggu kedatangan Jungkook.

Dalam hening yang perlahan mulai datang menyelimuti, Jaehyun tak henti-hentinya menggosokkan telapak tangannya dan Minghao guna menjaga kehangatan tubuh sahabatnya yang kian mendingin. Bahkan tubuh mungil Minghao semakin bergetar seolah tak mau mendukung segala pikiran positif yang berusaha dibangunnya.

"J-jae..."

"Ya, Hao?"

"Dingin...."

Tepat setelah satu kalimat lirih tadi terucap dari belah bibir pucat sekaligus bergetar milik sahabatnya, Jaehyun segera merengkuh tubuh Minghao. Berharap rasa hangat mau menyalur pada sang sahabat yang mulai merintih, terisak lirih.

"Jangan menangis. Ku mohon bertahan sebentar lagi. Kau pasti bisa Hao-ya." bisik Jaehyun berulang kali dengan suaranya yang mulai bergetar menahan isaknya yang meronta ingin terlepas.

"S-sudah dekat..." bisik Minghao nyaris tak terdengar meskipun telinga Jaehyun tepat berada di samping bibir pucat sahabatnya yang baru saja berucap.

Jaehyun memilih bungkam, membiarkan Minghao mulai bergumam pelan melontarkan apa saja yang sahabatnya itu ingin ucapkan. Di dalam hatinya, Jaehyun terus merapalkan doa agar sang pencipta mau mengasihaninya barang sedikit saja. Meminta Minghao agar tetap berada disisinya juga Jungkook lebih lama lagi.

"Ku mohon jangan ambil kepercayaan hamba-Mu ini. Buktikan kalau semua hal baik yang aku lakukan bisa membuahkan hasil. Jangan buat aku menyesal telah menaruh rasa percaya pada-Mu."

Jaehyun meraung dalam hati, menangis memohon pada sang pencipta alam semesta agar mau mendengarkannya.

"Sudah selesai, Jae. Sakitnya sudah tidak bisa ditahan."

Mendengar kalimat yang kini terdengar jelas namun sedikit bergetar yang Minghao lontarkan langsung dibalas gelengan kuat oleh Jaehyun. Pemuda Jung itu semakin mengeratkan pelukannya sambil terus merapalkan kalau Minghao harus berusaha lebih lagi agar tetap bisa berada disisinya juga Jungkook.

Suhu tubuh Minghao yang mulanya terkena demam tinggi, perlahan mulai berganti menjadi dingin. Panasnya menurun, namun dalam artian yang lebih mengerikan dari sebelumnya. Jaehyun terus meraung memanjatkan doa dalam hatinya dengan belah bibir yang terus mengoceh meminta Minghao tetap bersamanya.

Sedangkan empunya yang diajak bicara mulai memejamkan matanya sembari mencari posisi nyaman dimana wajahnya ditenggelamkan pada pundak sahabatnya. Dengan tangan bergetarnya, Minghao mencoba membalas rengkuhan Jaehyun yang memeluknya erat.

Rasa hangat tetap bisa dirasakannya meskipun sedikit dimana dingin yang menyerang tak mampu ditandingi lagi. Sakitnya sudah semakin menyiksa, bahkan disetiap hembusan nafasnya terasa sangat menyakitkan.

Meskipun begitu, Minghao tetap mempertahankan kesadarannya. Sedikit lagi, sampai semua kalimat yang dirangkainya berhasil terucap dengan lancar tanpa hambatan.

"Aku senang bisa mengenal kalian berdua. Bertahanlah untuk kami yang sudah menyerah lebih dulu. Tolong sampaikan salamku pada Jungkook juga yang lainnya setelah kalian selamat nantinya."

"Tidak, tidak! Berhenti berbicara omong kosong, Hao-ya!" seru Jaehyun dengan suaranya yang tanpa sadar mulai meninggi. Menggema keras memecah keheningan bahkan mengalahkan suara derasnya hujan membuat Jungkook yang sudah dekat semakin mempercepat langkahnya.

"Aku sangat menyayangi kalian. Sampai bertemu di kehidupan selanjutnya."

==========
To Be Continue.

Berharap kalau feel yang aku rasain selama nulis bisa nyampe ke kalian semua.

Thanks buat semua dukungannya, sukses buat semangat nulisku bangun lagi ^^

See you in next part❤

Law Of Attraction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang