•
•Jangan bosen liat notif story ini, k?
Ah iya, ayo saling menghargai~ ^^
Kakinya mulai melemas dengan rasa sesak yang memenuhi rongga dadanya. Kim Taehyung melangkah gontai seolah menyeret kakinya agar bisa melangkah lebih dalam memasuki area pelabuhan.
Beberapa kali dirinya menabrak tubuh seseorang yang akan berseru marah padanya. Tapi Taehyung total abai. Karena saat ini rasa takut mulai memenuhinya.
Pada akhirnya Jimin yang menjadi mesin meminta maaf pada setiap orang yang berseru marah pada Taehyung.
"Beri kami jalan!!" seruan yang sama bisa Taehyung dengar berulang kali dengan petugas tim SAR yang membawa kantung kuning berisi tubuh korban yang sudah tak bernyawa.
Saat kakinya semakin melangkah masuk ke dalam, maka netranya juga bisa menangkap bagaimana puluhan kantung kuning berjajar di atas lantai. Suara jeritan histeris terdengar dimana-mana, menyerukan nama putra ataupun putri mereka yang meregang nyawa karena peristiwa mengerikan yang menimpa kapal Sewol.
--- Tidak. Jungkook pasti bukan salah satu penumpang yang sudah dibungkus dengan kantung kuning. Bukan, adikku pasti selamat. --- Taehyung berulang kali merapalkan kalimat penenang itu untuknya.
Tapi saat netra tajamnya berhasil menangkap sesuatu yang sangat familiar, semua pikiran buruk kembali menghampirinya.
Tas ransel hitam kesukaan Jungkook.
Taehyung bisa melihat benda itu tersampir pada salah satu punggung petugas yang datang dengan brangkar dimana seorang siswa dengan kondisi yang cukup parah terbaring diatasnya.
Kerumunan yang semakin memadat membuat Taehyung susah mengenali remaja itu. Berusaha menerobos, Taehyung menabrak siapapun yang menghalangi jalannya.
Jimin terus menyerukan nama teman kecilnya itu sembari menyusul langkah Taehyung juga meminta maaf pada orang-orang yang lagi-lagi Taehyung tabrak.
"Taehyung! Yak! Kim Taehyung!"
Kembali mengabaikan, Taehyung memilih semakin mempercepat langkahnya saat petugas mulai masuk ke dalam ruangan khusus yang disediakan dengan beberapa tenaga medis yang berjaga guna memberikan bantuan pada korban yang kemungkinan masih bisa diselamatkan.
"Tunggu sebentar! Aku perlu memastikan apakah remaja yang kalian bawa tadi adalah adikku atau bukan!" menahan pintu ruangan yang hampir saja ditutup, Taehyung berseru meminta ijin agar dirinya diperbolehkan masuk.
"Maaf tuan, tapi kami tidak bisa mempersilahkan anda masuk sekarang." salah satu petugas angkat bicara yang tentunya melarang Taehyung masuk ke dalam.
"Tas yang kau sampirkan itu milik adikku. Jadi aku mohon biarkan aku masuk ke dalam."
Mengindahkan ucapan Taehyung, dua petugas medis tadi memilih memanggil dua aparat kepolisian yang kebetulan lewat untuk menjauhkan Taehyung dari depan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Law Of Attraction
FanfictionLiburan yang seharusnya menjadi hari-hari menyenangkan malah membawanya pada tragedi yang tak terduga. Note : • Bahasa semi baku