•
•Hy? Sorry for late up, hehe.
"Setiap individu pasti memiliki batas lelahnya masing-masing. Terkadang menyerah bisa menjadi pilihan terbaik."
Detik berganti menjadi menit. Menit berganti menjadi jam, begitu juga jam berganti menjadi hari. Hari silih berganti, membuat setiap asa yang ada kian memudar. Harap seolah pudar dimakan setiap datangnya malam.
Seperti saat ini, ketiga pemuda yang sudah kehilangan semua harapan, kehilangan semua asanya tengah duduk diam menatap ke arah deburan gelombang air laut di depannya. Tampak tenang, namun menyimpan berbagai macam kengerian yang tersembunyi.
"Aku lapar." gumam Minghao, sudah dua hari penuh ketiganya tak menyentuh makanan apapun.
Pulau kecil yang dianggap sebagai sebuah keberuntungan sudah habis diluluh-lantahkan oleh semesta yang mengamuk tiga hari lalu. Bahkan dua fondasi untuk berdiri tegak ikut direnggut, menyisakan sesak yang kian menyiksa pada setiap hembusan nafas.
Jungkook menghela nafas, menatap singkat ke arah sahabatnya yang terlihat pucat pasi. "Aku akan cari makanan." putusnya kemudian.
Jaehyun menggeleng, masih takut akan kejadian buruk itu kembali terulang. "Kita pergi bersama." tegasnya seolah tak mau dibantah.
"Tidak, kau temani Hao disini. Aku bisa mencarinya sendiri."
Namun yang Jungkook dapatkan sebagai balasan adalah sebuah gelengan. Jaehyun menolak keputusannya dengan tegas.
"Jangan keras kepala, Kook! Kalau kejadian kemarin kembali teru--"
"Kalau kan? Itu belum tentu terjadi. Lihat kondisi Minghao, wajahnya sangat pucat. Kalau dipaksa berjalan mungkin dia akan tumbang, Jae." sela Jungkook masih dengan nada bicaranya yang dicoba setenang mungkin.
Kedua tungkai Jungkook mulai melangkah menjauh, meninggalkan kedua sahabatnya. Jaehyun yang diberikan dua pilihan, memilih untuk tetap tinggal duduk di samping Minghao yang terlihat pucat pasi. Membiarkan Jungkook pada keputusannya untuk mencari sesuatu yang bisa mereka makan nantinya.
Di bawah gelapnya langit malam yang masih setia menitikkan air hujannya selama tiga hari tanpa berhenti, Jungkook melangkah semakin jauh menyusuri pulau kecil yang kini nyaris hancur karena amukan lautan. Pohon yang tumbang tergeletak dimana-mana. Bebatuan yang hancur ikut merusak pemandangan.
Tak ada lagi pulau indah yang mereka temukan. Semuanya hancur diluluh lantahkan oleh semesta yang marah. Harap juga sudah habis direnggut, menyisakan sakit yang luar biasa baik dalan hati maupun fisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Law Of Attraction
FanfictionLiburan yang seharusnya menjadi hari-hari menyenangkan malah membawanya pada tragedi yang tak terduga. Note : • Bahasa semi baku