Chapter 13 ; Juego

622 110 17
                                    


Hai? How are you, guys?

Happy reading and jangan lupa tinggalin jejak kalian~


note : tidak ada maksud menyinggung pihak manapun. Semuanya bagian cerita hanya pemanis semata untuk para pembaca.

Netra gelapnya yang tajam menatap sengit ke arah lawan bicaranya, sedangkan sang empu yang ditatap hanya bisa menghela nafasnya jengah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Netra gelapnya yang tajam menatap sengit ke arah lawan bicaranya, sedangkan sang empu yang ditatap hanya bisa menghela nafasnya jengah. Keduanya sempat terlibat cekcok berkepanjangan sampai akhirnya yang lebih tua memilih untuk bungkam.

"Apa lagi yang akan hyung katakan sebagai alasan? Aku muak hyung! muak!" bentak si sulung keluarga Kim pada sang perwira tinggi yang masih memilih diam.

Jimin yang menjadi saksi bisu pertengkaran keduanya tidak bisa melakukan apapun selain berdoa kalau emosi kakaknya, Park Namjoon tak ikut tersulut cacian yang Taehyung lontarkan sejak tadi.

"Coba kau bayangkan kalau seandainya Jimin yang ada di posisi Jungkook? Apa kau akan tetap seperti sekarang ini? Apa kau akan tetap bungkam seperti ini hyung?! Katakan!"

Muak sudah Taehyung dengan semua alasan yang Namjoon berikan padanya. Sedangkan pencarian korban yang masih menghilang tidak dioptimalkan sama sekali. Rasanya ingin menarik kerah sang kakak lalu berteriak kalau nyawa bukanlah mainan.

"Buka mulutmu hyung! Aku tau kau tidak bisu!" gertak Taehyung yang mulai mengambil langkah maju.

Melihat pergerakan Taehyung yang mendekati Namjoon, Jimin langsung menjadikan dirinya sebagai dinding pembatas. Berdiri menyekat dua orang berharganya yang tengah diliputi emosi masing-masing.

"Taehyung-ah, tenangkan dirimu. Jangan seperti ini." gumam Jimin sedikit memohon.

Hari ini rasanya sangat buruk karena Taehyung yang sudah tak bisa menahan semua emosinya dan berakhir mencaci maki Namjoon yang baru saja pulang dari dinasnya di kediaman Park bersaudara.

Bahkan Jimin yang tadinya sibuk memantau berita di sosial media sempat terpenjat saat suara Taehyung menggema dari arah lantai satu rumahnya.

"Bagaimana aku bisa tenang, Jimin-ah? Orang-orang yang tak bisa menjalankan tugasnya seperti Namjoon hyung harus disadarkan! Coba pikirkan perasaan Bibi dan Paman Kim yang menangisi Mingyu di rumah mereka! Bayangkan kalau saat ini kalian yang merasakan kehilangan seperti ka--"

"Cukup!" sela Namjoon dengan nada suaranya yang benar-benar tak bersahabat.

Suasana yang semakin memanas membuat Jimin berangsur khawatir bukan main ketika sang kakak ikut mengambil langkah maju hingga berjarak beberapa cm saja dari tubuhnya berdiri.

Kalau keduanya semakin tersulut emosi maka Jimin akan mengorbankan dirinya sebagai samsak tinju untuk memisahkan keduanya. Mencoba menghindari kemungkinan terburuk itu, Jimin kini berbalik menghadap sang kakak.

Law Of Attraction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang