•
•Yuk bisa yuk saling menghargai ^^
Berbagai macam doa yang terlampir dalam kitab suci terlontar dari belah bibir Jungkook, Jaehyun, Minghao, Mingyu dan Eunwoo. Saat ini kelimanya tengah merapatkan diri, duduk saling berdekatan dengan jemarinya yang menggenggam satu sama lain.
Warna air laut yang tadinya terlihat biru gelap, kini berganti dengan sedikit kehitaman karena pantulan sinar bulan yang mengenai mahkluk besar yang berenang tepat di bawah sekoci mereka. Sesekali cipratan air laut mengenai wajah mereka akibat pergerakan hewan yang entah apa dan bagaimana wujudnya itu.
"Guys, maafkan semua kesalahanku ya. Semoga kita bisa bertemu di neraka nantinya sebagai sahabat lagi."
Pletak!
Mingyu meringis merasakan sakit yang bukan main pada keningnya karena satu jitakan yang cukup keras Minghao layangkan padanya.
"Jaga bicaramu!" bentak Minghao tak suka.
Ingin memprotes teman Chinanya itu, tapi kalimat Mingyu harus kembali tertelan bulat saat sekoci mereka mendapat guncangan yang cukup kuat. Suara teriakan terkejut kelimanya berhasil memecah keheningan malam diikuti oleh rintik hujan yang semakin derasnya.
"ASTAGA MINGYU!"
Cuaca yang semakin tidak mendukung membuat ke-empat remaja yang masih duduk di atas sekoci semakin frustasi dengan keadaan. Jungkook yang tidak bisa diam saja saat melihat Mingyu yang kesusahan berenang ke atas sekoci akhirnya memilih untuk membuka seragamnya sebelum ikut menjatuhkan dirinya ke dalam air laut.
Sementara itu, Jaehyun dan Eunwoo segera mendayung sekoci untuk mendekat ke arah dua sahabatnya itu.
"Kook, coba lihat ke arah belakangmu! Tapi saat berbalik jangan buat kebisingan yang terlalu mencolok!"
Seruan Minghao tadi berhasil terdengar oleh pendengaran Jungkook. Bungsu dari keluarga Kim itu menyempatkan diri untuk berhenti berenang kemudian membalikkan tubuhnya mengikuti intruksi dari Minghao tadi.
Dan betapa terkejutnya Jungkook saat melihat hewan jenis apa yang tadi berhasil membuat sekoci mereka terguncang cukup kuat dan menjatuhkan Mingyu ke dalam laut.
Killer Whale.
Mencoba tidak menghiraukan ikan berukuran besar itu, Jungkook kembali melanjutkan niatnya untuk mendekat ke arah Mingyu yang mengepak heboh karena kakinya keram. Walaupun yang sejujurnya jantung Jungkook berdegup dua kali lebih cepat karena cemas akan atensi ikan besar yang masih berenang di sekitarannya.
"Mingyu raih tanganku!" Jungkook mengulurkan tangannya pada Mingyu yang langsung diterima oleh sahabat berkulit tannya itu.
"Jangan berteriak atau membuat suara bising yang berlebihan. Ingat Mingyu, yang berenang di dalam air laut ini bukan hanya kita. Kau bisa lihat ada ikan besar itu disana."
Memperingati Mingyu terlebih dulu, Jungkook terpaksa membekap mulut Mingyu saat sahabat tengilnya ini hampir saja berteriak heboh saat netranya menangkap afeksi ikan paus yang ada tak jauh dari posisi keduanya.
"Aku bilang jangan berisik Kim Mingyu!" geram Jungkook sebelum menarik lengan Mingyu untuk berenang mendekat ke arah sekoci.
"Bukannya itu paus pembunuh?! Apa kita akan dilahap olehnya, Kook?!"
Mengindahkan pertanyaan yang Mingyu lontarkan, Jungkook memilih untuk fokus berenang saat jaraknya dengan sekoci yang tengah didayung oleh dua sahabatnya yang lain semakin dekat.
"Bantu Mingyu dulu." pinta Jungkook saat Minghao mengulurkan tangannya.
Hembusan napas lega baru bisa mereka keluarkan saat Mingyu dan Jungkook sudah duduk di atas sekoci lagi. Hujan masih belum berhenti, tapi yang terpenting penghuni raksasa laut tadi sudah berenang menjauhi mereka.
Splash!
Minghao tersenyum tipis saat satu semburan air kembali mengudara sebelum ikan besar itu kembali menyelam ke dalam air laut dan menghilang dari pandangan mereka.
"Aku pikir ikan tadi akan menelanku mentah-mentah!" Mingyu kembali mengoceh heboh sembari memeluk tubuhnya sendiri.
"Setahuku paus pembunuh tidak menyerang manusia. Jadi paus tadi tidak akan melahapmu seperti apa yang kau bayangkan. Dan ada baiknya kau lebih banyak belajar lagi Kim."
Penuturan Minghao tadi berhasil mengundang tawa kecil dari tiga sahabatnya, terkecuali Mingyu yang mencibir malas. Bukannya bodoh, Mingyu hanya tidak tahu banyak tentang hal-hal yang berhubungan dengan pengetahuan.
"Terserah! Aku mau tidur!" kesal Mingyu yang kemudian menyandarkan kepalanya pada bahu Jaehyun yang duduk di sampingnya.
"Kalau begitu yang lainnya juga tidur saja, biar aku dan Minghao yang berjaga lebih dulu." Jungkook berujar menyarankan yang langsung diangguki oleh Minghao.
Akhirnya Jaehyun dan Eunwoo ikut menyusul Mingyu yang sudah lebih dulu terlelap menuju alam kapuknya. Setidaknya mereka masih bisa sedikit bersyukur karena malam ini hanya hujan biasa yang turun. Bukan pertanda badai susulan.
Dan yang lebih pentingnya lagi, tidak ada pertanda kalau predator berbahaya akan mendekat ke arah sekoci mereka.
"Kook, liontin hati kalungmu terbuka."
Sedikit merunduk, Jungkook meraih liontin kalungnya untuk digenggam. Tersenyum tipis saat melihat foto sang kakak yang tersenyum disana. Tidak basah dan masih terlihat jelas.
Kira-kira hyungie sedang apa ya disana?
Sejauh ini Jungkook belum pernah merasakan rasa rindu seperti yang dialaminya sekarang. Terlebih lagi Taehyung dan dirinya memang selalu bertemu disetiap harinya. Tapi kali ini berbeda.
Jungkook tidak yakin bisa bertemu dengan kakaknya lagi. Dan dirinya mulai merasa bersalah karena saat ini pastinya sang kakak tengah mengkhawatirkan tentang keadaanya setelah berita tentang kapal yang ditumpanginya mengudara ke publik.
"Mau mendayung sekocinya lagi? Aku tidak yakin dengan penglihatanku, apalagi ini sudah larut. Tapi akan lebih baik lagi kalau kita menjauh dari sini mengingat kemungkinan predator lain bisa saja muncul lagi."
Kembali disadarkan oleh kalimat yang Minghao lontarkan, Jungkook lantas menyutujui saran sahabat berdarah Chinanya itu.
Keduanya kembali mendayung sekoci dari sisi yang berbeda dengan suara merdu Minghao yang mengalun menjadi teman penghilang sepi. Sesekali Jungkook juga ikut bersenandung mengikuti lirik lagu yang Minghao nyanyikan.
Breath ----lagu yang dinyanyikan oleh Lee Hi. Keduanya bersenandung dengan senyum tipis yang perlahan terukir pada wajah masing-masing. Tidak pernah menyangka kalau mereka akan berada dalam posisi seperti ini.
Terjebak dalam posisi dimana kematian bisa menjemput kapan saja.
Tapi seputus asa apapun mereka saat ini, setidaknya mereka harus tetap semangat untuk bertahan dengan beberapa alasan. Terutama keluarga yang tengah menanti di rumah. Berharap cemas tentang keselamatan mereka disini.
"Ayo bersama sampai akhir."
Setidaknya mereka masih memiliki satu sama lain untuk saling menjaga.
= = = = =
To Be Continue.Seperti biasanya, cuma minta kalian tinggalin jejak aja.
See you in next part guys~
Xoxo💘
= = = = =
KAMU SEDANG MEMBACA
Law Of Attraction
FanfictionLiburan yang seharusnya menjadi hari-hari menyenangkan malah membawanya pada tragedi yang tak terduga. Note : • Bahasa semi baku