34. Renjun jangan marah-marah

1.5K 285 25
                                    

"Chan, lo tau gak kangen apa yang paling berat? " tanya Hwall tiba‐tiba, kepalanya menyandar pada kursi plastik, tapi karena merasa tidak nyaman ia memilih tak menyandar lagi.

"Lo mau gombal? "

Hwall mendelik, "gak lah anjir, jijik banget gombalin lo. " ucapnya, "kangen yang paling berat itu kangen yang udah gak bisa dihitung pake rumus fisika. "

"Lo kangen fisika? "

Hwall menyerah, menghela napas parrah,  memilih berdiri melemparkan beberapa kentang gorengnya ke wajah Haechan.

"Punya temen goblok amat. " ucap cowok itu.

Haechan mendengud, membershikan wajah tampan yang tiada duanya itu dengan tisu basah milik Seungmin.

Gak perlu minta, soalnya milik Seungmin adalah miliknya dan miliknya bukan milik Seungmin.

Emang pantes sih dijauhin.

Haechan memilih membuka hpnya kembali setelah 45 kali ia membuka kemudian mematikan benda itu.
Tidak ada yang membalasnya di grup.

Bahkan Hwall yang sedang kesusahan membuka toples berisi nastar sekarang, sebenarnya tak ingin datang. Tapi Haechan menyepamnya dan mengiriminya foto makanan yang banyak di atas meja.

Hwall tak boleh menolak rejeki kan?

"Mau gue telponin? Terus kita bicarain baik-baik. "

"Eric udah ketemu ga sih? " bukannya menjawab omongan Hwall, Haechan memilih bertanya tentang Eric.

Bohong kalau dia ga khawatir sama Eric.

"Jeno gak balas chat gue. So ngartis banget, padahal kalau butuh duit datangnya ke gue juga. " desis Hwall. Ia menyodorkan hpnya ke arah Haechan sebagai buktinya.

"Kenapa gak lo samperin ke rumahnya Liu aja? 100% gue yakin mereka pada ngumpul disitu. "

Haechan menggeleng, "entar gue dateng malah ganggu suasana. " katanya.

"Tuh tau. " gumam Hwall pelan, sepelan itu sampai Haechan menaikkan alisnya tidak terlalu paham dengan balasan Hwall.

"Soobin otw sini katanya. " lanjutnya.

Haechan mengangguk, ia memilih meluruskan kakinya yang pegal, maklum dia termasuk golongan remaja jompo.

"Gue punya rencana sebenarnya. Tapi nunggu waktu kondusif dulu. " ucapnya sebelum memejamkan mata sambil menunggu kedatangan Soobin.

Setidaknya ia tidak sendiri di basecamp

*

"LO DIMANA BANGSAT? GUE CARIIN SEHARIAN TAU GAK LO?!! " Renjun ngegas banget sampai beberapa boneka panda Liu berjatuhan. Jaemin sampai ngeri sendiri dan berakhir menjauh dari Renjun yang   wajahnya sudah  memerah.  Dada cowok itu naik turun tanda emosi dengan sikap Eric yang baru bisa dihubungi sekarang.

Jaemin sempat menengok jam, yang ternyata sudah menunjukkan jam 2 malam. Saat ini, jika tak terjadi masalah mungkin sekarang ia sudah tertidur sambil memeluk guling kesayangannya. Bukannya malah berdiri di dekat lemari seperti penunggu di kamarnya Liu.

"Telpon Jeno, Jin. Kasian tuh anak dari tadi siang ga mau makan. " kata Seungmin. Hyunjin gak membalas, soalnya cowok itu langsung mencari nama Jeno di pencarian dan segera menelpon temannya itu.

"APAA? LO SAMA. JENO? DARI JAM 12 TADI? "

semuanya terjawab saat Renjun kembali berteriak dan Jeno menolak panggilan Hyunjin.

"GAK GAK! SEKARANG LO HARUS KESINI?! KALAU GAK MATI LO BESOK! "

Renjun ngeri juga kalau lagi patah hati, Han yang sedang minum susu ultramilk setelah hampir mengalami jantung copot sejak dini setelah naik motor dengan Liu tadi. Ia masih kaget, dan makin kaget melihat Renjun mengeluarkan sisi gelapnya, yaitu ngegas banget lebih dari ngegas biasanya.

"Tuh anak abis drop kalau lo lupa Jun, kasian lo ngegasin. Pelan pelan kan bisa. Kalau lo mau nasehatin atau gimana tanpa ngegas pun dia bakal paham. " kata Liu, ia menyuruh Renjun kembali duduk tenang.

"Refleks, tuh anak bikin emosi. Jeno juga! Udah dari jam 12 bareng adeknya dia gak bilang-bilang, malah kita yang pusing. " omel Renjunlagi. Benar-benar anaknya Tante Wendy inimah.

"Sama siih kayak lo. Sama-sama bikin emlsi " dan semua mata langsung menatap Seungmin horor.

Mereka gak mungkin harus mendengar teriakan Renjun part 2 malam ini.

"Jun, lo chat balik. Bilang aja gak usah nyusul kesini. Suruh balik aja, " Hyunjin berucap.

Renjun menghela napas, kemudian melakukan titah Hyunjin tadi.

Benar… Renjun terlalu melampiaskan emosinya pada Eric tadi. Seharusnya ia menanyakan kabar temannya itu alih-alih memarahi.

*

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kuy Boy | 00L [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang