« Kavin »

907 170 175
                                    

« Kavin masih ada disini, Kavin belum pergi »

« Kavin masih ada disini, Kavin belum pergi »

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌼

[ Flashback ]

Hari-harinya dia habiskan dengan meringkuk dipojokan kamar, mengutuk dirinya, dia penyebab kematian Kavin.

Angkasa selalu berpikir bahwa dunia benar-benar kejam kepadanya. Dunia terlalu banyak mengambil orang yang Angkasa cintai. Setelah Bundanya, kini dia benar-benar harus kehilangan adiknya. Kavin.

"Gue minta maaf.." ucapnya lirih sembari menutupi wajahnya menggunakan kedua tangannya.

"Bang asa, kenapa nangis?"

Deg!

Dia tidak bermimpi kan? Angkasa langsung mendongak setelah mendengar suara yang tidak asing di telinganya, tunggu sebentar.

Bukankah ini seperti mimpi? Bagaimana bisa? Kavin ada di depannya sekarang?!

"Iya, ini Kavin."

Sosok yang mengklaim bahwa dirinya adalah Kavin langsung memeluk tubuh mungil Angkasa.

Angkasa benar-benar merasakan itu, Hangat, dia benar-benar tengah di peluk Kavin. Seseorang yang sangat dia rindukan.

"Jangan bilang siapa-siapa ya kalo Kavin ada disini, jangan ngomong Juan, dia nanti rewel," ucapnya.

"Abang minta maaf vin," ucapnya terisak.

Bagaimanapun juga, hanya Angkasa yang bisa melihat Kavin, hanya Angkasa.

[ Off ]

🌼

"Ah, sakit tau," rengek Juan pada Haru yang saat ini tengah mengoles lukanya dengan Betadine.

Haru menghela nafasnya pelan kemudian menatap wajah adiknya yang tengah menahan sakit. "Gini doang sakit, nanti abang silet sekalian kaki Juan biar ngga bisa kemana-mana lagi," ancamnya.

"Bang Haru jahat!"

Haru tersenyum melihat tingkah adiknya itu, "udah selesai, lain kali main lagi sampe berdarah lagi ya? Biar bang Haru oles lukanya sampe mampus," ucapnya.

"Dih! Ogah," balas Juan.

"Udah, yuk balik ke kamar aja," ucap Haru. Dia mendorong pelan kursi roda Juan dan membawanya ke kamar.

Angkasa [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang