- END -

610 94 0
                                    

Suasana duka menyelimuti rumah itu, disertai langit mendung serta isak tangis kerabat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana duka menyelimuti rumah itu, disertai langit mendung serta isak tangis kerabat.

Orang-orang bergantian memberi penghormatan terakhirnya. Tiga anak berdampingan duduk mengenakan setelan hitam, menunduk.

Jean, Haru, dan Juan. Mereka ada di sana, berkabung dalam duka, kepergian ayah mereka.

[Flashback]

"Ngapain Papa di sini?"

"Ah, Jean, apa kamu mendengar dari tadi?" tanya Aji.

Jean mencoba menahan diri untuk tidak mengumpat kepada ayahnya, dia mendengar semua pembicaraan dokter dan ayahnya.

"Apa kamu mau berbicara dengan ayah sebentar?"

Untuk kesekian kalinya, pada akhirnya Jean luluh, Aji membawanya ke taman depan rumah sakit. Hanya untuk berbincang.

"Kamu dengar kan tadi?"

"Apa itu serius?" tanya Jean. Aji mengangguk, keputusannya sudah bulat. Sementara, Jean mencoba untuk tidak menangis, dia sadar dia sudah dewasa, bahkan menginjak usia tua.

"Kenapa harus Papa?"

Aji menggenggam tangan Jean dan tersenyum, "dia butuh Papa, Jean."

Kali ini tidak ada lagi benteng pertahanan untuk Jean, semuanya runtuh. Dia menangis di depan ayahnya, mengeluarkan semua isi hatinya selama ini, dia lelah.

"Kenapa Papa pergi hari itu? Kenapa?!"

"Papa ngga tau kalau kamu bakal ngalamin kesulitan seperti ini, Papa egois ninggalin kalian semua sendirian, Papa tau itu. Jean, kamu sudah dewasa, sudah waktunya kamu merawat semua adikmu, untuk terakhir kalinya Papa boleh minta tolong sama kamu kan?"

"Apa?" tanya Jean.

"Biarkan Papa bantu Angkasa—"

"Engga! Aku yang bakal kasih Jantung aku buat dia!" protesnya.

Jean berdiri, hendak pergi dari ayahnya. Namun langkahnya terhenti setelah mendengar ucapan ayahnya, "ini permintaan maaf dari Papa buat Angkasa ... Papa ngga mau jadi ayah yang buruk buat dia."

"Kenapa baru sekarang?"

"Jean, tolong kali ini saja. Setelah itu Papa akan pergi kan? Kalian bisa melanjutkan perjalanan kalian sendiri, kalian tidak butuh sosok ayah yang buruk kan? Papa percaya itu. Tolong jaga adik-adikmu."

"Apa ini satu-satunya cara? Papa mau ninggalin kita lagi? Bahkan ini untuk selamanya?"

"Tidak ada waktu lagi Jean, jika tidak, mungkin waktu yang akan mengambil Angkasa."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Angkasa [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang