- Kenangan -

697 114 17
                                    

Angkasa berjalan berdampingan dengan Kavin, memutari kota

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angkasa berjalan berdampingan dengan Kavin, memutari kota. Melihat bunga-bunga yang berguguran, angin yang berhembus sejuk, kendaraan yang terlihat berlalu lalang.

Mereka berdua menikmati suasana tenang itu.

Kavin menatap raut wajah Angkasa yang terlihat sangat bahagia hari ini, dia tersenyum manis melihatnya, tidak bisa di takar seberapa manis senyum Kavin di sana, mungkin lebih manis daripada gula.

"Kenapa?" Angkasa yang sadar tengah di pandangi adiknya itu langsung bertanya, dengan pandangan yang masih mengarah ke langit.

Kavin langsung membuang pandangannya, malu. Dia membuat alasan agar tidak terlalu malu setelah tertangkap basah menatapi kakaknya itu.

Tiba-tiba Angkasa berdiri di depannya, lalu berjongkok di depan Kavin. "Kenapa? Ganteng ya gue?" ucapannya sedikit membuat Kavin ingin memuntahkan semua makanan yang tadi pagi dia makan.

Menurutnya, seseorang yang mendefinisikan dirinya sendiri itu menjijikan. Deskripsi dalam konteks ketampanan.

"Dih, gue cuma liat lo, keknya lagi seneng banget, kenapa Bang?" tanyanya.

Angkasa kembali ke posisinya, berjalan di sebelah Kavin. "Eum ... Ngga tau, tiba-tiba gue seneng aja hari ini, menurut lo gimana?"

"Apanya?" Kavin bingung.

"Lo mau makan apa hari ini?" Angkasa menawarkan menu makan untuk mereka berdua hari ini. Kavin berpikir sejenak, sampai pada saat dia menemukan ide nya.

"So, mau makan apa?"

"Apapun," jawab Kavin singkat, membuat Angkasa sedikit jengkel.

...

Jean kembali ke rumah sakit, di sana ada Juan dan Haru yang tengah bermain ludo di handphone Juan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jean kembali ke rumah sakit, di sana ada Juan dan Haru yang tengah bermain ludo di handphone Juan.

Seperti itulah kegiatan mereka selama menjaga Angkasa di sana, sudah seperti rumah sendiri, karena 10 tahun bukan waktu yang sebentar.

Mereka tidak pernah tahu, bahwa orang yang mereka tunggu, masih terjebak di dalam dimensi waktu, menunggu seseorang untuk menjemputnya. Kavin yang membuat Angkasa ingin tetap di sana. Bahkan dia melupakan semua orang yang saat ini menunggu dirinya kembali.

Angkasa [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang