06

75 18 7
                                        

Sepertinya memang sebuah kesalahan untuk meminta Rosé mengembalikan ingatan beberapa gadis yang merundung Erica beberapa waktu yang lalu. Karena apa yang terjadi adalah... mm... rasanya Jeffrey tidak bisa menjelaskan lebih jauh. Melihat Erica basah kuyup dan berselimut tepung sudah cukup untuk membuat geraham Jeffrey mengerat. Makin tidak habis pikir setelah melihat ternyata ada siswa laki-laki yang ikut dalam adegan itu, pemuda berrambut cepak yang dengan santainya menuang jus ke kepala Erica yang sudah dipenuhi tepung.

"Hey, mau kemana?" Seorang petugas kantin menahan lengan Jeffrey sesaat setelah pemuda itu melepas apron.

"Jam kerjaku udah selesai," kata Jeffrey sambil menunjuk jam di dinding.

"A-ah, ya... maaf aku gak lihat jam."

Jeffrey mengulas senyum sekilas, kemudian lekas menuju loker untuk mengambil topi dan lanjut bergegas tanpa permisi.

Kalau kalian ingin tahu, Jeffrey bekerja di kantin sekolah Erica. Hanya part time, dan ini adalah hari pertamanya bekerja. Tapi mungkin dia tidak akan datang ke sana lagi.

To be honest... bayaran Jeffrey sebagai bidak Guerriero jauh lebih besar dari sekedar gaji karyawan part time di kantin sekolah.

Sempat melewati kerumunan siswa yang masih asyik membicarakan Erica— bagaimana mereka pertama kali menyiram air, tepung, jus, kemudian bersorak seolah gadis itu dikerjai karena sedang ulang tahun, juga reaksi semua mata yang melihat tapi bukan kasihan dan justru mampir untuk mengucapkan selamat... sepertinya itu sangat menyenangkan.

"Kayaknya kalo dia ulang tahunnya setiap bulan bakal seru, deh?? Ya gak sih??"

"Kenapa harus bulan kalo bisa dibikin tiap hari??"

Gelak tawa memenuhi sudut itu, membuat Jeffrey kembali mengeratkan geraham saking inginnya dia mengumpat saat itu. Tapi sepertinya tidak perlu. Jeffrey tidak perlu susah payah mengumpat karena...

pyashh!

Seorang gadis berambut sebahu, dengan mata lebar yang tampak berani tiba-tiba bergabung ke dalam kerumunan dan menyiramkan jusnya pada siswa laki-laki yang tadi menyiramkan jus di rambut Erica.

"YAAAKK!!"

"O-omo!" Gadis itu terkejut dibuat-dibuat. "It's your birthday but why am I to be the surprised one?"

"Eish, sialan—"

"Ah ha, dilarang main tangan sama cewek." Siswa laki-laki lain yang tadi datang dengan gadis berrambut sebahu itu menahan tangan siswa yang hendak melayangkan sebuah tamparan.

Pemuda dengan noda jus itu mendengus, melepaskan tangannya dengan kasar. "Mau apa kamu, ha?"

"No... I just—"

"No English, kamu tau kalo kita ada di Korea sekarang, kan? Jadi ngomong pake bahasa yang seharusnya aja, jangan sok oke."

Pemuda berhidung mancung itu mengulas senyum miring. "Aku dari Thailand, dan kayaknya aku emang lebih oke dari kamu, Tuan tukang bully?"

"Daebak." Pria jus itu membuang muka dengan muka sarkas. "Kenapa sekolah ini nerima sampah kayak gini?"

"Haha, molla. Aku juga bingung kenapa yang lebih sampah masih bertahan di sini."

Tidak ada percakapan lagi, semua yang berkumpul di sana seketika riuh saat si pemuda jus mendorong pemuda Thailand itu hingga terguling di atas meja. Perdebatan tidak berguna mereka akhirnya berubah menjadi adu fisik. Entah siapa yang akan menang. Pemuda jus itu terlihat cukup atletis, tapi pemuda Thailand itu sangat lincah. Apalagi dengan bantuan gadis berambut sebahu yang —

[5] The Guard ; Jeffrey JungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang