Revisi
18 Februari 2023
Note : sedikit perubahan pada kalimat.Saat ini Takemichi berjalan gontai
menuju rumahnya. Entahlah, hari ini ia terkena rezeki atau musibah. Pasalnya cafe yang ia dirikan perdana hari ini sangatlah ramai, membuat ia kewalahan mengatasinya sendirian.Kenapa tidak merekrut pekerja?
Namanya saja baru buka, nanti sudah terlanjur merekrut pekerja, eh ternyata malah sepi pengunjung.
Dan karena itulah yang membuat Takemichi merasa lelah dan senang sekaligus, tidak menyangka cafe yang ia buat hanya karena jengah. Pasalnya, sudah 2 minggu Takemichi mencari pekerjaan namun hasilnya nihil, tak ada satupun perusahaan yang mau menerima dirinya.
Tengah asik menikmati suasana sore hari, ia mendengar suara rintihan didekat gang menuju rumahnya.
Awalnya Takemichi tak ada niatan untuk menghampiri suara rintihan tersebut, namun hatinya seakan berkata lain. 'Anak baik harus membantu orang yang sedang kesusahan', dengan segera ia langsung menghampiri asal suara rintihan kunti tadi.
Di sebuah gang kecil, terlihatlah seorang anak terbaring lemah di dekat tong sampah dengan luka lebam di sekujur tubuhnya. Jika dilihat lihat anak itu masih berumur 14 tahun mungkin, masih sangat muda.
Tanpa pikir panjang ia langsung menggendong bocah laki laki tadi dan pergi menuju rumahnya.
Di rumah Takemichi
Setibanya di rumah, Takemichi langsung meletakkan anak yang ia bawa tadi pada sofa yang ada di sana dan segera pergi ke kamar mandi untuk mengambil kotak obat.
Dengan teliti ia membersihkan semua luka yang didapat anak tersebut, yang paling parah adalah 2 luka sayatan di kedua bibir miliknya.
Setelah selesai membersihkan semua luka tersebut, Takemichi beranjak pergi menuju dapur untuk memasak. Meninggalkan anak bersurai putih itu sendirian.
Tak butuh waktu lama anak bersurai putih tadi mengerjapkan matanya, perih akibat luka di pelipisnya.
Bingung dengan lingkungan sekitar. Bukankah di tadi berada disebut gang dan kenapa pula sekarang ia malah terbaring disofa sebuah rumah sederhana?
Saat masih asik bergelud dengan pikirannya, tiba tiba ia dikejutkan oleh suara yang berasal dari dapur.
" Apa kau sudah sadar? jika sudah pergilah menuju dapur, aku ada di sini." Perintah Takemichi.
Mendengar tuturan itu, anak tersebut segera bangkit dari tidurnya dan berjalan menuju sumber suara.
Setelah berada di dapur ia langsung mendapatkan sebuah pemandangan yang sangat jarang ia dapatkan atau malah tidak pernah.
Dapur yang rapi, meja makan yang penuh dengan berbagai macam lauk pauk dan tentunya seseorang yang menunggu kehadirannya.
"Duduk dan makanlah, aku akan menjelaskan bagaimana bisa kau berada di sini." Ucap Takemichi sembari tersenyum pada bocah laki laki tersebut.
Awalnya ia ragu, tapi karena Takemichi itu pemaksa ya terpaksa ia duduk di samping kanan Takemichi.
"Makanlah, tenang tak ada racun di dalamnya" Jelas Takemichi yang saat ini tengah melihat ekspresi bocah tersebut, seolah ekspresi itu mengatakan 'berhati-hati lah bisa saja makanan tadi mengandung racun'.
Setelah mendengar penjelasan dari Takemichi, bocah tadi pun langsung memakan makanan tersebut dengan lahap. Takemichi pun hanya menatap dan sedikit tersenyum melihat bagaimana anak itu menikmati makanan yang ia sajikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adopted Child || Sanzu x Takemichi ✔
Storie brevi[ Revisi ] End. Pertemuan yang tidak direncanakan menjadi awal dari cerita ini. . . . Karakter bukan milik saya!!