Sudah 3 tahun lamanya peristiwa pembantaian keji terjadi di Rumah Jujun. Kini, rumah Jujun dijadikan sebuah Museum untuk mengenang sejarah kelam pembunuhan enam korban yang dilakukan oleh Rio Gunawan, Kakak dari Rendi Gunawan. Banyak wisatawan lokal maupun asing yang datang berkunjung ke Museum Jujun, nama Museum yang diambil dari nama anak dari pemilik rumah. Enam foto yang terdiri dari foto Jujun, Tio, Nina, Simon, Poppy dan Gucci terpampang di dinding ruang tamu. Selain itu, terdapat foto satu keluarga di dekat foto Gucci. Foto itu adalah Keluarga Rizal yang juga dibantai oleh Rio di daerah Painan, Sumatera Barat.
Rio telah divonis hukuman mati dan dimakamkan di Pemakaman Khusus Narapidana yang divonis hukuman mati di daerah Agam, Sumatera Barat. Tampak Deni, Rendi, Indra, Salsa, Windi dan Seno yang telah selesai berdo'a di makam Rio.
"Kakak...?" lembut Rendi memanggil Rio yang sudah tiada. "Sekarang, Rendi sudah menjadi Tentara. Kakak pasti bangga melihat Rendi jadi Tentara! Rendi sudah tidak takut lagi dengan orang-orang yang akan mencelakai Rendi. Kakak bisa tidur dengan tenang dan melihat Rendi berjuang disini! Lagipula, cita-cita Rendi ingin menjadi Tentara dan Rendi akhirnya berhasil! Oh ya? Apa Kakak tahu? Deni sebentar lagi akan menikah dengan Salsa, Indra menjadi Bos Meubel, Windi menjadi Penyanyi dan Seno menjadi Bos di Toko Perhiasannya".
"Eh...! Bohong! Aku tidak menikah dengan Deni lah!".
"Begitu juga dengan aku! Salsa tuh orangnya merepotkan! Sedikit 'rusak' saja, manjanya minta ampun!".
"Eh! Sembarangan kamu, Deni! Aku tidak seperti itu ya!".
"Memang kenyataannya begitu kok!".
"Kalian berdua nih...! Jangan ribut di pemakaman Kak Rio-lah!" himbau Seno.
"Tahu! Lagipula, kalian kan sebenarnya suka!" kata Windi.
"Mana ada!!" kompak Deni dan Salsa bersamaan.
"Tuh kan kompak...! Sudah pasti kalian jodoh!".
Deni dan Salsa saling menjauh satu sama lain agar tidak mengundang zina di pemakaman. Rendi terkekeh melihat tingkah dari kedua temannya itu.
"Deni?".
"Apa, Rendi?".
"Kak Rio berpesan padamu sebelum dia meninggal".
"Memang apa pesannya?".
"Kakakmu, Adit dulu adalah sahabatnya Kakakku. Kakakku meminta padamu untuk tidak memutus hubungan persahabatan kita. Kak Rio bisa tidak tenang kalau kita bermusuhan".
"Tentu saja, Rendi! Kakakku juga sudah memberitahuku kalau Kak Rio sebenarnya baik, dermawan dan suka menolong orang. Tapi itu semua berubah gara-gara.....".
Deni dan Indra memandangi Seno, Windi dan Salsa. Mereka bertiga menunduk bersalah dan menyesal dengan apa yang telah mereka lakukan.
"Kami tahu kalau kami salah. Tapi kami sudah berjanji kalau kami akan berubah dan lagipula, kami sudah minta ma'af kepada Kak Rio" ujar Salsa.
"Sudahlah!" kata Rendi. "Masa lalu, biarlah menjadi masa lalu! Sekarang yang harus kita pikirkan adalah masa depan kita masing-masing. Kalian kan sudah sukses. Begitu juga dengan aku! Kak Rio sudah pasti bahagia melihat kita bersama seperti ini!".
"Tapi yang namanya perpisahan pasti akan ada, Rendi!" kata Indra.
"Aku tahu! Kalian akan pergi ke luar kota karena pekerjaan kalian. Begitu juga dengan aku! Aku tidak berharap ini adalah kebersamaan kita yang terakhir. Tapi kalau ada waktu, kita berkumpul disini ya! Kita pasti akan rindu dengan masa kecil kita di kampung ini!".
"Tentu saja!" kompak mereka berlima.
"Sebelum kita semua pergi ke luar kota, bagaimana kalau kita bermain di Pantai Gandoriah?" usul Deni. "Disinan, tampeknyo lamak!"
"Batui tuh! Sinan rancak untuak kito bamain!" setuju Windi.
"Dih lah! Kito pai ka Pantai Gandoriah!" seru Seno.
"Ayo!!". kompak mereka semua.
"Kakak? Rendi dan teman-teman akan pergi ke Pantai Gandoriah dan kami akan berpisah disana karena kami akan sibuk dengan kehidupan kami yang baru. Tapi Kakak jangan sedih ya! Suatu hari nanti, kami pasti akan bersama-sama lagi seperti dulu! Beristirahatlah dengan tenang ya, Kakak! Rendi sayang Kak Rio! Kak Rio juga berdo'a untuk Rendi dan kami ya!".
Tangis haru pun pecah di pemakaman Rio, tetapi itu hanya sesaat saja dan mereka kembali tersenyum. Terutama Deni yang merupakan sahabat terdekat dari Rendi. Ia merasa seolah-olah Rendi adalah saudara kandungnya sendiri.
(Aku janji, Kak Rio! Aku akan selalu memperhatikan Rendi! Entah kenapa, tapi aku merasa seolah-olah Rendi adalah Saudara Kandungku sendiri. Mungkin Kak Rio bisa merasakan apa yang kurasa saat ini!) batin Deni.
"Ayo kita pergi!" seru Seno.
Mereka ber-enam meninggalkan makam Rio dan pergi menuju ke Pantai Gandoriah untuk bersenang-senang disana untuk yang terakhir kalinya. Hal itu karena mereka akan berpisah dan pergi ke luar kota untuk menempuh kehidupan baru yang akan mereka jalani disana.
Tanpa mereka sadari, terdapat sosok makhluk halus yang sedang memandangi kepergian Deni, Rendi, Indra, Salsa, Windi dan Seno. Selain itu, terdapat juga beberapa makhluk halus lainnya yang memandangi mereka menuju ke Pantai Gandoriah.
"Terima kasih, Deni! Aku bisa merasakan apa yang kau rasakan! Memang benar! Kalian berdua seolah-olah adalah Kakak Beradik. Aku senang sekali! Sekarang, aku sudah merasa tenang dan damai sekali! Kalian tidak perlu khawatir! Perpisahan itu tidak akan lama! Aku yakin kalian akan bersama-sama lagi seperti dulu! Kami akan melihat kalian dan mendo'akan kalian dari atas langit! Iyakan, Jujun? Tio? Nina? Simon? Poppy? Gucci?".
"Benar!" kompak enam roh halus itu yang berada di pemakaman.
"Kami senang kalau Kakak sudah mema'afkan mereka dan juga kami! Kami sekarang sudah bebas dan tidak ada beban masalah lagi di dunia ini!" kata Roh Jujun.
"Dan kami juga meminta maaf kepada Kakak! Tolong ma'afkan kami, Kak!" ucap Roh Tio.
"Aku mema'afkan kalian! Kita sudah bebas sekarang! Ayo kita pergi!".
"Baik, Kak!" kata enam roh itu bersamaan.
Ketujuh roh itu pergi meninggalkan pemakaman dan menghilang secara ajaib ketika terbang ke atas langit. Jiwa mereka sudah tenang, tenteram dan damai. Mereka hanya bisa berharap dan mendo'akan keselamatan Deni, Rendi, Indra, Salsa, Windi dan Seno yang sedang menempuh kehidupan baru di duniawi.
Perpisahan adalah proses dimana suatu hal akan menghilang untuk sementara waktu dan akan kembali lagi dalam waktu yang belum ditentukan, maupun yang sudah ditentukan. Dengan adanya perpisahan, maka terciptalah kerinduan yang muncul di benak hati seseorang. Memori masa lalu yang indah maupun kelam akan selalu dikenang oleh mereka yang telah melakukan perpisahan. Sulit untuk melupakan momen-momen yang berharga dalam diri seseorang, salah satunya adalah momen persahabatan yang paling dirindukan selama perpisahan sedang berlangsung.
Masa lalu adalah masa lalu dan masa depan adalah masa untuk meraih apa yang mereka inginkan di kemudian hari. Kehidupan yang lebih baik dari yang sebelumnya adalah tujuan hidup dari seseorang yang telah mengalami masa-masa buruk. Untuk itulah perpisahan dilakukan agar bisa melupakan kejadian masa lalu yang suram dan hanya mengingat masa-masa indah yang dialami oleh seseorang saat bertemu dengan orang-orang yang sudah lama tidak berjua. Dan itu adalah Reuni, hasil akhir berkesan positif dari perpisahan yang akan mempertemukan mereka kembali di tempat yang biasanya dijadikan spot kenangan di masa lalu.
Itulah yang dialami oleh Deni, Rendi, Indra, Salsa, Windi dan Seno. Mereka akan berpisah di Pantai Gandoriah dan mungkin akan bersama lagi di masa yang akan datang. Kehidupan baru akan tiba menghampiri mereka di tempat yang belum mereka kenal. Sebuah tempat dimana mereka akan menemukan teman atau sahabat baru disana.
~•~TAMAT~•~

KAMU SEDANG MEMBACA
Padang Tomahawk (✔)
Horor🅲🅾🅼🅿🅻🅴🆃🅴🅳 Kota Padang sebagai Ibukota dari provinsi Sumatera Barat merupakan kota yang sangat berbudaya. Terutama di daerah Pariaman yang dekat dengan Pantai Gandoriah, pantai yang terkenal di daerah tersebut. Di dekat Pantai Gandoriah, te...