Bab 12 : Terimakasih Telah Hadir

29 3 2
                                    

Kak Rey, makasih udah hadir dalam hidup Tata.
- Mileata Pradipta -

***

"Aku enggak minta kamu tanggung jawab!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku enggak minta kamu tanggung jawab!"

"Tapi aku ingin bertanggung jawab."

"Aku enggak hamil, Mas. Anak kamu juga enggak suka sama aku, bahkan Aswan meninggalkan kamu gara-gara aku!"

"Aku tanggung jawab bukan karena kamu hamil atau enggak. Aku tanggung jawab karena perbuatan aku ke kamu itu salah, aku enggak ingin menjadi lelaki brengsek yang hanya memakai perempuan seenaknya saja tanpa pertanggung jawaban."

"Kenapa Mas baik sama aku? Padahal aku bukan perempuan baik-baik, aku udah rusak sedari awal."

"Justru itu, aku ingin membuang image perempuan enggak baik itu dari kamu. Lelaki kodratnya ditakdirkan untuk melindungi perempuan. Aku pernah gagal melindungi perempuan yang aku cintai sebelumnya dan sekarang aku enggak mau menjadi pecundang karena lari dari tanggung jawabku."

"Tapi, Mas..."

Tata sudah muak mendengar percakapan Ayahnya dengan perempuan yang akan menjadi Bunda tirinya itu dari balik pintu. Di samping Tata ada Jeno yang menggenggam tangannya untuk menenangkan. Jeno memilih untuk mampir ke rumah Tata terlebih dahulu walau awalnya Tata menyuruh Jeno langsung pulang ke rumahnya yang ada di Malang. Bukan maksud Tata mengusir, namun Tata tahu Jeno saat ini pasti lelah akibat perjalanan jauh.

Jeno tetap turun bersama Tata dari taxi. Lelaki itu mengatakan ingin bertemu dengan Pradipta karena sudah lama tidak bertemu dengan Ayah dari Tata dan sahabatnya itu.

Tata melepas genggaman tangan Jeno dan bergegas membuka pintu rumah. Sedari tadi mereka memang berdiri mematung di depan pintu, mendengar semua percakapan dari orang yang ada di dalam rumah.

"Mau Tante apa sih? Harta Ayah kurang buat Tante makanya Tante enggak mau Ayah tanggung jawab?"

Tata menatap nyalang pada perempuan yang kini berada di hadapannya. Dia tidak habis pikir dengan jalan pikiran perempuan itu. Seharusnya perempuan itu bersyukur karena masih ada lelaki seperti Ayahnya yang mau tanggung jawab padanya.

"Tata," tegur Pradipta dengan suara pelan. Dia tidak ingin membentak anaknya lagi.

Tata menatap wajah Pradipta yang terlihat kusut lalu kembali menatap perempuan tersebut. "Harusnya Tante berterimakasih karena Ayah mau tanggung jawab. Ayah udah banyak berkorban, padahal kalau di pikir-pikir ini enggak semua salah Ayah." Napas Tata memburu menahan gejolak emosi di dada.

"Tata, please," cicit Pradipta dengan nada memohon.

Menghela napas, Tata kembali menatap perempuan tersebut yang menatapnya datar tanpa ekspresi apapun. Setelahnya dia melengos pergi meninggalkan mereka semua. Tata benar-benar muak!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Putus, nih???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang