Tata enggak mau punya Ibu tiri! --- Mileata Pradipta.
***
Tata berdecak melihat kondisi kamar Aswan yang berantakan seperti kapal pecah. Plastik bekas makanan ringan berserakan di dekat meja yang sering Aswan gunakan untuk bermain game online. Bantal dan bantal guling berada di bawah ranjang sedangkan seprai tempat tidur tidak terlihat berbentuk lagi sangkin acak-acakannya. Beberapa helai baju dan celana juga berserakan di lantai membuat kamar tidak terlalu luas ini persis seperti kapal yang baru saja menabrak bongkahan gunung es. Sangat berantakan.
Kamar Aswan adalah definisi kamar kaum lelaki sesungguhnya. Berantakan dan tidak bisa rapih. Walau Tata yakin tidak semua lelaki di muka bumi ini memiliki kamar yang berantakan.
Tata memungut beberapa potong baju dan celana yang berserakan di lantai dan memasukkannya ke dalam keranjang pakaian kotor yang sedari tadi ditentengnya. Hari ini tugas Tata yang mengumpulkan pakaian kotor untuk dilaundry. Biasanya tugas ini dilakukan secara bergilir olehnya dan Aswan. Keadaan rumah saat ini sangat sepi karena Pradipta---Ayah Tata tengah mengurus urusan kantor, padahal hari ini adalah hari weekend. Sedangkan Aswan sedang berlatih panahan untuk turnamen yang akan diikutinya beberapa minggu lagi. Jadi, tinggallah Tata sendiri di rumah.
"Badan kekar tapi kolor warna pink, dasar Bawang." Tata geleng-geleng kepala saat menemukan kolor berwarna pink di tumpukan helaian pakaian yang berserakan.
Setelah selesai mengambil beberapa pakaian kotor yang ada di kamar Aswan, Tata beranjak ke depan kamar Ayahnya. Biasanya lelaki paruh baya itu sudah menaruh tumpukan pakaian di depan pintu kamar. Pradipta memang sangat melarang Tata dan Aswan masuk ke dalam kamarnya. Tata sempat bertanya apa alasannya, namun lelaki itu hanya tersenyum dan mengalihkan pembicaraan. Sedari awal Tata merasa Ayahnya itu banyak menyimpan rahasia darinya dan juga Aswan.
Kening Tata mengernyit saat tidak menemukan keranjang pakaian kotor Pradipta di depan pintu kamar lelaki itu. Apa Ayahnya lupa jika hari ini pakaian akan dilaundry? Tidak mungkin! Tata tahu jika Pradipta bukanlah tipe orang yang pelupa. Ayahnya itu mempunyai ingatan yang tajam walau usianya sudah tidak muda lagi.
Perlahan Tata mencoba menarik gagang pintu kamar Pradipta, siapa tahu kamar Ayahnya itu tidak dikunci walau kemungkinan hanya 0,000001 persen karena Pradipta selalu mengunci pintu kamarnya dan kunci kamar tersebut tidak boleh diduplikat, tidak seperti kunci kamar Tata dan Aswan yang diduplikat dan duplikat kunci kamar Tata dan Aswan dipegang oleh Pradipta dan mereka masing-masing.
Tubuh mungil Tata tersentak saat pintu kamar tersebut terbuka. Tidak terkunci ternyata. Dengan perlahan Tata memasuki kamar bernuansa maskulin tersebut. Ranjang berukuran besar terletak di tengah-tengah kamar berukuran luas tersebut, di sebelah ranjang terdapat nakas kecil yang di atasnya ada lampu tidur. Lemari besar terletak di dekat nakas kecil dan meja kerja yang menghadap ke arah balkon kamar. Kamar tersebut juga mempunyai satu kamar mandi. Tidak seperti kamar Tata dan Aswan yang tidak memilik kamar mandi di dalam kamar mereka.
Tata merasa kamar berukuran luas ini terasa dingin dan ... hampa. Tidak ada foto yang terpajang di kamar tersebut. Sangat monoton dengan warna gelap. Langkah kaki Tata mendekati keranjang pakaian kotor yang terletak di samping lemari. Sepertinya benar, Ayahnya itu lupa jika hari ini jadwal pakaian dilaundry.
Perlahan Tata memasukkan satu demi satu pakaian kotor Pradipta ke keranjang yang sedari tadi dibawanya. Kening Tata mengernyit melihat potongan pakaian terakhir dalam keranjang tersebut. Sebuah kemeja berwarna biru muda, bukan warnanya yang dipermasalahkan Tata, tapi noda merah yang ada di kerah kemeja tersebut yang membuat kening Tata mengernyit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Putus, nih???
Fiksi Umum"Tata mau putus!" "Nggak! Aku nggak mau putus dari kamu!" "Pokoknya pu...tus, tus, tus, tus!" "Nggak ada kata putus!" "Yaudah! Kalo gitu Kak Rey pacaran sama tembok aja!" Setiap hubungan asmara, pasti akan berujung dengan kata 'PUTUS'. Entah itu put...