Apa kabar gadis bermata coklat itu saat ini? --- Reynald Kanava.
***
Tata mengacak-acak rambut panjangnya dengan kasar. Sudah lebih dari dua jam dia mengerjakan soal-soal rumit kimia namun sampai saat ini belum selesai juga. Tata pusing, itu tentu. Siapa yang tidak pusing jika berhadapan dengan rumus-rumus senyawa dan molekul-molekul yang namanya sulit untuk diingat? Dua bulan lagi Tata sudah harus berhadapan dengan Ujian Akhir Semester dan akan naik ke bangku kelas tiga SMA. Waktu memang sangat cepat berlalu. Rasanya baru saja Tata berlibur akhir semester ke Jakarta menemui Bundanya dan Jeffri, kini dia sudah berhadapan lagi dengan Ujian Akhir Semester.
Tata memasukkan buku-buku pelajaran yang akan dipelajarinya besok di sekolah. Dia sudah menyerah mengerjakan soal-soal kimia yang rumitnya minta ampun itu. Besok pagi dia akan meminta Lia, sahabatnya untuk mengajarinya. Lama-lama berhadapan dengan senyawa-senyawa kimia bisa-bisa otak pas-pasan Tata meledak.
Setelah dirasa semua sudah beres, Tata melangkah gontai menuju tempat tidur dan membaringkan tubuhnya yang lelah ke atas empuknya kasur. Dia lelah dan butuh istirahat. Baru saja Tata ingin terlelap dengan posisi nyaman memeluk guling kesayangannya, suara bel rumah terdengar berkali-kali membuat tidur Tata terusik.
Tata mengacak-acak rambutnya dengan kesal. Perlahan kelopak matanya terbuka, walau Tata merasa sangat mengantuk saat ini. Bola matanya menatap jam yang menempel pada dinding kamarnya. Sudah jam sembilan malam. Siapa orang yang datang kerumahnya malam-malam begini? Tidak mungkin Aswan karena lelaki itu sudah ada di kamar sedangkan Ayahnya tidak pulang malam ini karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Walaupun itu Ayahnya, kenapa tidak langsung masuk saja? Bukannya pria itu mempunyai duplikat kunci rumah?
Tata menyibak selimut dengan kasar dan berjalan malas menuju pintu rumah. Sembari menguap lebar, Tata memutar kenop pintu dan menarik daun pintu agar terbuka. Kedua manik mata Tata yang sebelumnya tidak bisa menahan kantuk, kini membola. Tepat di hadapannya berdiri seorang lelaki tampan. Lelaki itu tersenyum manis kepada Tata. Bukan hanya bibirnya yang melengkung menampilkan senyuman namun mata sipit lelaki itu juga melengkung. Tipe-tipe lelaki yang memiliki eye smile.
Seakan sadar, Tata buru-buru mengatupkan bibir yang menganga lebar sehabis menguap barusan. Tata yakin penampilannya saat ini sangat berantakan. Rambut acak-acakan, mata hitam seperti panda dan piyama tidur yang kebesaran, sangat tidak pantas jika berhadapan dengan lelaki tampan yang ada di hadapannya saat ini.
"Mas siapa dan mau nyari siapa?" tanya Tata perlahan.
"Jeno. Mau nyari Aswan," jawab lelaki itu sesuai dengan pertanyaan yang dilontarkan Tata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Putus, nih???
General Fiction"Tata mau putus!" "Nggak! Aku nggak mau putus dari kamu!" "Pokoknya pu...tus, tus, tus, tus!" "Nggak ada kata putus!" "Yaudah! Kalo gitu Kak Rey pacaran sama tembok aja!" Setiap hubungan asmara, pasti akan berujung dengan kata 'PUTUS'. Entah itu put...