Bab 10: Nano-nano.

37 7 18
                                    

Note :
Pundung = Kesal
=======================

Punya abang seperti Aswan itu rasanya manis, asam, asin ramai rasanya. - Mileata Pradipta.

***

Kedua kaki jenjang milik Tata perlahan melangkah menuju meja belajar yang terletak di sudut kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kedua kaki jenjang milik Tata perlahan melangkah menuju meja belajar yang terletak di sudut kamarnya. Ponsel yang tergeletak di atas meja tersebut langsung disambar Tata ketika bunyi notifikasi terdengar nyaring menghiasi kamar bernuansa cerah itu. Senyum manis Tata mengembang hingga kedua lesung pipinya tercetak jelas saat membaca sebuah pesan singkat yang dikirim oleh Rey.

Dari pesan singkat, lelaki itu memberitahu Tata jika dia sudah sampai apartemen dengan selamat. Sebenarnya hal itu Tata lah yang meminta pada Rey sebelumnya untuk memberi kabar padanya saat lelaki itu sudah sampai di apartemen.

Dengan ringan Tata menghempaskan tubuh mungilnya ke atas tempat tidur, sembari tersenyum-senyum sendiri membaca pesan Rey tersebut. Hari ini Tata bahagia karena bisa menghabiskan waktu dengan Rey. Tidak bisa Tata pungkiri jika sosok Rey yang dia butuhkan saat ini, sosok lelaki penenang baginya.

Setelah menyaksikan indahnya sunset dari atas kampung biru, Tata dan Rey langsung bergegas pulang. Lebih tepatnya Rey lah yang menyuruh Tata cepat pulang karena hari sudah berganti malam. Lelaki itu takut Ayah gadis itu akan kecarian, mengingat Pradipta sudah mengatakan untuk tidak pulang terlalu malam pada Tata.

Awalnya Tata menolak untuk pulang dan masih ingin bersama Rey. Padahal Tata sudah merencanakan untuk makan malam di alun-alun kota bersama Rey, namun lelaki itu bersikekeh untuk mengantarkan Tata pulang. Alhasil Tata mau tidak mau mengikuti keinginan Rey. Dia tahu Rey sangat menjaganya dan tidak ingin dia pulang terlalu malam.

Bukankan sosok Rey itu sosok lelaki idaman banget?

Jemari Tata baru saja ingin menari-nari di atas keyboard ponsel untuk membalas pesan Rey, namun semuanya terhenti ketika satu panggilan vidio call dari Aswan tertera di layar ponselnya.

Mau tidak mau Tata menggeser tombol berwarna hijau untuk menjawab panggilan tersebut. Kalau tidak, bisa dipastikan Aswan akan mencak-mencak kesal padanya.

Hal pertama yang Tata lihat saat menjawab panggilan vidio dari Aswan adalah wajah jutek lelaki itu. Tatapan mata Aswan menajam, seakan menghunus siapa saja yang balik menatapnya. Kalau begini Tata tidak bisa tidak takut dengan Kakaknya itu, karena kalau Aswan lagi dalam mode marah itu memang menyeramkan melebihi seramnya hantu-hantu yang ada di film-film horor.

"Bawang sehatkan? Enggak kesurupan kan?" Tata tertawa sumbang, berusaha mencairkan suasana yang seketika terasa menegang.

"Enggak usah banyak tanya lo! Harusnya gue yang banyak tanya ke lo," sahut Aswan dengan nada sewot.

Putus, nih???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang