FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA & JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMEN YA-!!!
Ini kisah tentang Angkasa dan Zea
~Kisah yang akan selalu dikenang, hari ini, esok, dan selamanya~
"Bintang sama bulan itu ibaratkan lo sama bunda di kehidupan gue, segelap apapun nant...
Vote sama komen juga ya guys biar Authornya semangatt nulisnya♥️✨ ...
~SPAM 🐢 AYOK!!
ANGKASA 03: KEMARAHAN PAK ARGA
_A N G K A S A_ . . . . .
🐢🐢🐢
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🐢🐢🐢
Tepat pada pukul 21:00 Pak Arga pulang dari kantornya, Pak Arga marah kepada Angkasa karna Angkasa sudah sering membuat ulah di sekolahnya, dan Angkasa selalu di skors dari sekolahannya.
"Apa-apaan ini, kenapa kamu selalu bikin ulah, hah?!" Pak Arga benar-benar marah kepada Angkasa, sementara Angkasa hanya terdiam di sofa ruangan tamu rumahnya.
"Mau jadi apa kamu?" tanya Pak Arga sebelum melanjutkan ucapannya lagi. "Kerjaannya berantem terus," lanjutnya.
"Pah. udah, Pah," Pinta Bu Lia.
"Udah Bun, Asa nggak perlu di bela-bela lagi!" tegas Pak Arga. Bu Lia tak mampu berkata-kata lagi, karna Bu Lia tau ketika suaminya sedang marah dia bisa melukai siapa saja.
"Kamu lihat abang kamu, dia sekarang udah sukses Angkasa, sementara kamu apa, kerjaan kamu berantem terus setiap hari, apa yang harus papah banggain dari kamu, mungkin papah cuma bangga sama abang kamu aja," jujur Pak Arga terang-terangan di depan Angkasa.
"Cukup pah, Asa cape selalu di banding-bandingin sama bang Langit. Asa tau Asa salah, tapi kenapa papah selalu banding-bandingin Asa sama bang Langit, Asa cape pah, Asa ini anak kandung papah atau bukan?" Angkasa berdiri menghadap Papahnya.
"Asa, udah sayang..." Bu Lia memegang tangan Angkasa yang kemudian Angkasa tepis pelan tangan bundanya, Angkasa mengambil jaket yang terletak di sofa, lalu Angkasa pergi begitu saja.
"ASA, PAPAH BELUM SELESAI NGOMONG!" teriak Pak Arga dengan penuh kemarahan saat melihat Angkasa pergi menuju ke luar rumahnya.
"ANGKASA ARGANTARA PRADIGA!" teriaknya lagi, namun Angkasa tidak peduli, dia kini pergi dengan mengendarai mobilnya.
"PAH, UDAH!" tegas Bu Lia, baru pertama kali Bu Lia bicara setegas ini sama suaminya.
"Semakin lama anak itu semakin menjadi-jadi Bun, Papah gak tau harus gimana lagi cara ngedidik dia," purau Pak Arga sambil memegang kepalanya dengan kedua tangannya. Bu Lia menghampiri sang suami, lalu ia memeluk sang suami sambil mengelus-elus punggung sang suami agar merasa tenang.
Sementara Angkasa, ia sekarang sedang menuju ke markas geng Cool Boys yang tak jauh dari rumahnya. Angkasa merasa stres karna papahnya selalu membanding-bandingkan Angkasa dengan Langit. Angkasa merasa down, ia menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi, ia tidak memikirkan bahwa itu berbahaya.