FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA & JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMEN YA-!!!
Ini kisah tentang Angkasa dan Zea
~Kisah yang akan selalu dikenang, hari ini, esok, dan selamanya~
"Bintang sama bulan itu ibaratkan lo sama bunda di kehidupan gue, segelap apapun nant...
Jangan lupa vote sama komen ya, biar semangatt Tata nulisnya!☺️♥️. ....
~SPAM 🐢 AYOK!!
ANGKASA 04: PESANTREN?
_A N G K A S A_ . . . . .
🐢🐢🐢
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🐢🐢🐢
Tepat pada pukul 04:15 Bu Lia masuk ke dalam kamar Angkasa. ketika Bu Lia memasuki kamar Angkasa, Bu Lia menggelengkan kepalanya karena Angkasa masih tertidur, padahal ini sudah waktunya untuk sholat shubuh. Bu Lia menghampiri anaknya yang tertidur, Bu Lia mengelus pucuk kepala Angkasa dengan lembut.
"Sayang... Bangun yuk, kita sholat shubuh dulu, sayang." ajak Bu Lia dengan lembut sambil mengelus pucuk kepala Angkasa.
"Asa... Bangun yuk."
"Emhhhh.... Hoam, Bunda duluan aja," bukanya bangun Angkasa malah menguap, sementara matanya masih tertutup.
"Ehk, gak boleh gitu sayang. Ayok kamu sama Papah ke Mesjid," ajak Bu Lia lagi dengan lembut sambil terus mengelus pucuk kepala Angkasa.
"Iya iya," Angkasa pasrah, lalu Angkasa bangun, dia pun pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu.
"Mau kemana?" tanya Bu Lia dengan terkekeh.
"Mau ambil wudhu," jawab Angkasa.
"Kan kamar mandinya di sebelah sini, itu bukan kamar mandi, tapi itu pintu keluar, Sa!" Bu Lia terkekeh.
"Ohh Iyah lupa, heheh." Angkasa menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil menyengir kuda. Bu Lia menggelengkan kepalanya sambil terkekeh melihat anak bungsunya itu.
"Asa, Asa...." Bu Lia terkekeh.
Setelah Angkasa dan Pak Arga melaksanakan sholat di Mesjid, Angkasa kembali tidur lagi karna masih mengantuk, sampai hari matahari mulai terbit Angkasa masih tertidur. Sementara Pak Arga sedang menyiapkan berkas-berkas untuk di bawanya ke kantor.
"Pah... Sini Bunda udah siapin sarapanya!" teriak Bu Lia dari dapur.
"Bentar, Bun.." jawab pak Arga di lain ruangan dengan berteriak juga.
"Asa, sini kita sarapan dulu, sayang!" Bu Lia kembali berteriak memanggil Angkasa yang berada di kamarnya di lantai dua, namun Angkasa tidak menjawabnya karna dia masih tertidur.
"Anak itu pasti tidur lagi." gumam Bu Lia menggelengkan kepalanya, namun gumaman Bu Lia masih terdengar oleh Bi Inem.
"Biar saya aja Bu yang bangunin Den Asa." ujar Bi Inem.