"Ngomong-ngomong, Kak Yeonjun, aku kagum sekali padamu. Kau ... tidak pernah berpikir untuk bunuh diri?" tanya Beomgyu.
"Tidak. Aku bukan pecundang. Aku memilih untuk tetap hidup karena masih ada seseorang yang membutuhkanku, Soobin. Jika tidak ada aku, siapa yang akan membayar uang sekolahnya? Siapa yang akan menyiapkan bekal sarapannya?" jawab Yeonjun.
"Serius!? Maksudku, lihatlah kelakuan Soobin. Kau juga sudah tahu bahwa dia berandal sekolahan. Walaupun dia selalu meraih peringkat pertama di kelas tetapi, jika aku jadi dirimu, aku tidak akan mau menghidupi berandalan berprestasi seperti itu. Kau terlalu baik."
"Tidak. Itu normal. Soobin adalah adikku. Semenjak kedua orang tua kami dipidana, hanya Soobin yang aku punya. Jadi aku harus menjaganya. Aku tahu, dia anak baik."
"Wow ..."
"Tapi, terlebih dari itu, ada faktor yang lebih mendukung mengapa aku harus tetap hidup."
"Apa itu?"
"Karena aku ... Tampan. Aku tampan, aku berbakat, dan memiliki banyak penggemar. Tuhan memang adil, aku diberi kesulitan dalam perekonomian tetapi dimudahkan dalam pergaulan. Fisik dan kemampuanku adalah satu-satunya yang bisa kuandalkan untuk bertahan hidup sekarang. Haha."
"Eh?"
"Kita tidak jauh berbeda, kan? Kau kehilangan segalanya, orang tuamu, hartamu, tapi kau masih memiliki bakat dan ketampanan. Hidup kita sama-sama susah, tapi kita tetap bahagia. Dan memang seharusnya seperti itu."
"Benar. Kadang aku merasa tidak enak karena kemampuan menari dan produksi laguku lebih baik dari Taehyun."
"Kalau boleh tahu, bagaimana penyelidikanmu? Sepertinya dulu kau pernah bilang bahwa kau pindah ke Seoul untuk mencari pembunuh kedua orang tuamu?"
"Ah, benar. Aku bertemu dengan seorang gadis, ah, anggap saja kawan masa kecil. Dia tahu cukup banyak tentang kasus itu. Kami sedang menyelidikinya bersama."
"Pembunuhnya belum terungkap?"
"Sebenarnya ... Hampir. Tapi, aku masih butuh beberapa bukti lagi."
"Baguslah. Semoga pembunuhnya cepat tertangkap dan biarkan dia membusuk di penjara bersama kedua orang tuaku. Hahahaha."
"Ahaha hahahaha anu ..."
"Anu?"
"Kau tidak berencana untuk memberikan klarifikasi? Kepada orang-orang? Kau bilang bahwa Kak Yeji juga sudah tahu siapa orang tuamu, kan?"
"Ah, ya. Aku sudah membuat video klarifikasinya. Aku tinggal mengedit dan mengunggahnya."
***
Sepulang sekolah, Beomgyu dan Taehyun berpisah di gerbang. Taehyun bilang bahwa ia ada janji dengan DJ Fed di salah satu studio rekaman di Gangnam untuk merekam sebuah lagu cover bersama. Sementara Beomgyu harus berkunjung ke rumah kediaman Ryujin untuk melanjutkan penyelidikannya.
Siang itu, Beomgyu dipertemukan dengan Ayah Ryujin. Ayahnya, Tuan Shin Yeobjung, merupakan seorang ahli senjata api yang bekerja di gudang senjata milik negara. Tuan Shin adalah seseorang yang cukup sibuk dan hanya pulang dua minggu sekali.
"Halo, Tuan Shin. Senang bertemu denganmu," ujar Beomgyu sambil membungkuk sopan.
"Oh? Beomgyu? Kau sungguh Choi Beomgyu putranya Pak Byeonggon? Wah, dulu kau sangat gendut. Kenapa jadi kurus seperti ini," ujar Tuan Shin.
"Ahaha, aku lupa aku pernah gendut."
"Dulu aku bekerja di divisi keamanan CBG Group. Itu adalah perusahaan ternama yang sangat besar pada masanya. Ayahmu adalah orang hebat."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Seoul Story | txtzy
FanfictionKepindahannya dari Daegu ke Seoul ia lakukan untuk menuntut keadilan atas kematian kedua orang tuanya yang terbunuh 12 tahun yang lalu.