Jam weker di kamar Taehyun berbunyi, membangunkan tuannya dari tidur malam. Taehyun terbangun di atas kasur kamarnya yang empuk. Butuh waktu beberapa detik untuk menyadari bahwa seorang teman yang yang menginap di rumahnya menghilang entah kemana. Taehyun tidak menemukan tubuh Beomgyu disampingnya.
Taehyun turun dari kasur dan mengecek setiap sudut kamarnya untuk mencari sosok Beomgyu. Akan tetapi, jejaknya menghilang. Pakaian dan barang-barang milik Beomgyu termasuk Toto sudah tidak ada di dalam kamar. Beomgyu pergi tanpa berpamitan.
Taehyun sudah mengirimi Beomgyu pesan dan menghubunginya berkali-kali, tapi tetap tidak ada jawaban. Namun, karena kewajibannya sebagai seorang murid tidak boleh ditinggalkan, Taehyun tetap berangkat ke sekolah seorang diri.
***
SMA Seni Mooran-Tiga puluh menit sebelum bel masuk, kelas 2-5 divisi tari tampak rusuh seperti biasanya. Beberapa murid laki-laki fanatik menarikan TWICE 'Fancy' dengan hebohnya, beberapa murid perempuan ikut bersorak. Sisanya memilih untuk menggosip, mengobrol, atau melaksanakan tugas piket.
Beomgyu biasanya menjadi salah satu murid yang ikut ambil peran dalam membuat keonaran, namun pagi ini ia duduk dengan tenang di kursinya, di sebelah jendela. Kepalanya penuh dengan pikiran, seperti ada sesuatu yang menghambat otaknya untuk menentukan sebuah keputusan.
Tak lama kemudian, salah seorang masuk ke kelas-Taehyun. Begitu menjumpai wajah Beomgyu di kelas, Taehyun langsung melontarkan beberapa pertanyaan.
"Beomgyu?" panggil Taehyun yang langsung menarik pundak Beomgyu.
Beomgyu refleks berbalik dan hanya menatap Taehyun.
"Apakah terjadi sesuatu? Kenapa kau pulang tanpa berpamitan? Aku juga tidak bisa menghubungimu." tanya Taehyun.
Beomgyu menyingkirkan tangan Taehyun dan kembali pada posisinya. "Tidak ada apa-apa. Beri aku waktu sebentar untuk berpikir."
Taehyun bukan anak yang suka mencampuri masalah orang. Jadi ia hanya mengangguk dan menuruti permintaan kawannya, walaupun hatinya sudah penuh dengan kekhawatiran.
Sambil memberikan keluangan waktu untuk kawannya, Taehyun beranjak menuju toilet sendirian. Toilet laki-laki pagi itu lumayan sepi, hanya terdengar suara beberapa murid di dalam. Taehyun mengurungkan niatnya untuk melangkah masuk ketika tak sengaja melihat Yang Jeongin dan Jung Kai sedang mengobrol sambil pipis bersama di depan urinoir.
Bersembunyi di balik dinding, Taehyun sengaja mendengarkan percakapan mereka.
"Apakah ayahmu sudah menggali informasi seputar KT Group lebih dalam? Maksudku, perusahaan ayahmu baru saja menjalin kerja sama dengan KT Group, seharusnya ayahmu sudah mencari tahu informasi atau sejarah KT Group hingga detail," ujar Jeongin.
"Aku tidak tahu. Itu urusan orang dewasa," jawab Kai.
"Hei, Kai, kau ingin HK Corporation gulung tikar? Kau ingin hidup miskin di jalanan? Dengar, aku tidak bermaksud menghasutmu, tapi sungguh, KT Group adalah perusahaan yang menghancurkan God's Menu, dulu. Dan aku yakin betul bahwa KT Group sedang mengincar HK Corporation untuk menjadi korban selanjutnya."
"A-aku tidak bisa mengatakan ..."
"Hei! Kau juga tahu kenapa aku membenci segala sesuatu tentang Kang Taehyun, kan? Itu karena aku membenci KT Group."
"Aku percaya ... tapi, jika aku bercerita tentang hal ini, ayah tidak akan mungkin percaya padaku, aku hanya murid SMA biasa."
"Itu bukan hal yang sulit. Ayahmu bisa langsung bertemu dengan ayahku, agar ia tahu betapa busuknya KT Group. Jika ayahmu mau, ayahmu bisa sekalian datang ke Restoran God's Menu, kuberi voucher makan gratis, deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Seoul Story | txtzy
FanfictionKepindahannya dari Daegu ke Seoul ia lakukan untuk menuntut keadilan atas kematian kedua orang tuanya yang terbunuh 12 tahun yang lalu.