"Ibumu adalah pembantu rumah tangga keluarga Choi yang tewas dalam insiden itu?" tanya Beomgyu yang mulai menyantap makanannya.
"Ya. Jika kau ingat, aku kadang ikut membantu Ibuku bekerja, walaupun lebih tepatnya merusuh. Aku mengenalmu, aku pernah ingin berteman denganmu, tapi aku sadar kasta kita berbeda, haha."
"Maaf karena aku tidak mengingatmu."
"Bukan masalah," kemudian Ryujin meletakkan sebuah secarik kertas foto yang terbungkus plastik zip transparan diatas meja, di samping piring steak mereka.
Itu adalah sebuah foto resmi keluarga Choi yang sudah menguning, terdiri dari Ayah, Ibu, dan anak laki-lakinya. Beomgyu hampir tersedak ketika melihat foto tersebut. Ia ingat foto itu, foto keluarganya, bisa-bisanya ada di tangan orang lain dan bukan dia sendiri yang menyimpan.
Ryujin langsung membalik foto tersebut, menunjukkan tampilan polos belakang kertas fotonya. Disana tertulis sebuah pesan misterius yang menunjukkan sebuah kode angka.
passcode : 517 057
"Menurut data kepolisian, foto ini ditemukan di saku celana jasad Ayahmu. Setelah diselidiki lebih lanjut, katanya, ini adalah tulisan tangan Ayahmu, ditulis beberapa menit sebelum ia mati tertembak. Ini adalah barang bukti yang paling membuat pusing para Detektif, yang hingga kini masih belum tahu, kode sandi apakah itu."
"517 057?"
"Apa kau tahu sesuatu soal itu?"
"Tidak."
"Oke, sudah tertebak. Kalau begitu, ini alamat rumahku, kau bisa datang kapanpun kau mau," ujar Ryujin sambil memberikan secarik kertas pada Beomgyu.
***
Taehyun masih berada di markas bersama anggota RYTHM yang lain, masih bingung mengapa kedua sahabatnya itu minggat tanpa alasan yang jelas. Karena tak mau terlihat kesepian, ia pun bergabung dengan beberapa senior yang sedang berlatih tari, di depan cermin.
Kini ia sedang melatih kemampuan tari popping, yang selama ini merupakan jenis aliran yang paling ingin ia pelajari, namun tak pernah berhasil, karena cukup sulit. Tarian yang satu ini mengandalkan kontraksi dan relaksasi otot, yang memang sulit dilakukan oleh pemula.
Sementara itu, ketua suku mereka baru saja selesai mengemas uang gajian anak-anak didiknya. Sambil duduk bersantai di sofa, Rap Monster mengomentari salah satu anak asuhnya yang sedang berlatih, "Hei, Taehyun, itu lebih pantas disebut tarian ubur-ubur daripada tarian popping."
Taehyun berhenti menari, tentunya jengkel. Ia menoleh dan membalas, "Setidaknya aku masih bisa menari, tidak sepertimu, Kak Namjoon."
"Kau memang tidak tahu sopan santun, tapi kau keren, dan aku suka anak didik yang seperti itu. ㅡNah, Taehyun, ini bayaranmu," sambil menghampiri Taehyun, Namjoon memberikan seamplop uang kepadanya.
"Terima kasih."
"Dimana kembaranmu?"
"Beomgyu bilang pergi ke luar sebentar tapi hingga sekarang belum kembali."
"Ah, kalau yang itu benar-benar tidak sopan. ㅡBaiklah, aku titipkan bayarannya Beomgyu dan Chaeryeong padamu," diberikannya lagi dua amplop kepada Taehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Seoul Story | txtzy
FanfictionKepindahannya dari Daegu ke Seoul ia lakukan untuk menuntut keadilan atas kematian kedua orang tuanya yang terbunuh 12 tahun yang lalu.