Part 2: Misi 1

2.7K 38 1
                                    

Part 2: Misi 1

Seperti kebanyakan pangeran lainnya, Pangeran Andrea juga merasa dirinya sempurna. Tampan, pintar, bangsawan. Tidak ada satu orang gadispun yang akan berhasil menolak pesonanya.

Maka, didorong oleh rasa optimis yang nyaris menyesaki dada, Pangeran Andrea segera menyusun rencana malam itu juga. Ia memakai pakaian terbaiknya untuk makan malam, dan mengumpulkan informasi tentang Putri Aratana melalui pelayan istana.

Kamar tamu istana Raja Arka sangat luar biasa. Hampir tidak ada petunjuk bahwa kamar itu berada di pusat istana kerajaan termiskin di dunia.

Di kamar nyaman itu, Pangeran Andrea menyusun kronologi rencana, yang tak lama lagi akan segera ia laksanakan. Tepatnya setelah jam makan malam.

Bulan kini bersinar penuh. Arfan, pengawal yang menyertainya, telah terlelap di sisi lain istana. Begitu juga Raja Arka. Pun sebagian besar pelayan istana. Selain dirinya, para penjaga, dan barangkali kuda-kuda, penghuni pusat kerajaan itu telah tertidur semua. Tapi tentu saja Pangeran Andrea berharap tidak sama halnya dengan Putri Aratana. Semoga ia masih terjaga, begitu harapnya.

Dalam diam, dibantu cahaya bulan, Pangeran Andrea memutari setengah istana untuk sampai di taman tempat jendela kamar Putri Aratana berada. Jendela itu terlalu tinggi. Ia kemudian mengurungkan niatnya untuk memanjat naik dan mengetuknya. Tapi tentu bila dilihat dari atas sana, taman mungil ini akan terlihat sangat luar biasa.

Terilhami oleh karya sastra dalam lingkup romansa yang sering ia baca, Pangeran lalu mulai melempari jendela Putri dengan kerikil manapun yang ada di dekatnya.

Sayang, Sang Pangeran Rupawan sama sekali tidak menyadari kenorak’an sikapnya. Dikiranya itu hal romantis paling membahagiakan bagi seluruh gadis di dunia.

Sudah cukup lama ia berdiri di sana sambil melempari jendela, ketika ia merasakan tepukan di bahunya. Pangeran Andrea yang terkejut refleks menoleh, lalu mendapati Putri Aratana dalam balutan gaun tidur berdiri di belakangnya. Rambut panjang Putri itu menjuntai hingga pinggang, terlihat tidak seperti biasanya (yang bahkan kadang hanya digelung asal-asalan).

Tatapan tajam Putri Aratana yang menyelidik curiga, membuat Pangeran Andrea hampir kehilangan kata.

"Putri! Untung kau segera menemuiku di sini!" Ujar Pangeran Andrea berlebihan. Rupanya telah kembali berhasil menguasai diri.

Alis Putri Aratana berkerut. "Aku sebenarnya tidak benar-benar ingin menemuimu. Tapi lemparanmu itu sangat mengganggu, tahu! Lagipula, memang kau berharap aku hanya akan melongok saja dari jendela? kaukira ini roman kampungan yang sering kaubaca!" Jawabnya ketus.

Pangeran Andrea memejamkan mata. Tangannya terkepal sebagai wujud dari upayanya menahan kejengkelan yang luar biasa.

"Putri, dengarlah. Aku melihat rusa putih kesayanganmu di hutan beberapa saat lalu. Aku tahu kau kehilangan rusa itu tahun lalu. Mau mencarinya bersamaku?"

Misi pertama: Pencarian.

Keterangan: Apa yang dikatakan Pangeran adalah kebenaran, kecuali pernyataan bahwa ia melihat rusa putih itu beberapa saat lalu di hutan.

Putri Aratana memberi senyum ejekan, sementara ia mulai mengeluarkan umpatan yang terdengar seperti "Cih!" pelan.

"Heh Pangeran!" Katanya, "Hentikan bualan konyolmu itu. Aku sudah mencarinya ratusan kali hingga ke pelosok hutan, tapi tak kunjung kutemukan. Lalu tiba-tiba saja kau bilang kalau kau melihatnya? Di hutan? Dan, apa katamu tadi? Beberapa saat lalu? Yang benar saja!"

Pangeran Andrea mendesah. Tapi ia tak menyerah.

"Putri, kumohon percayalah. Aku akan membantumu menemukannya. Sekarang juga!"

Lalu dengan paksa, Pangeran Andrea menarik tangan Putri Aratana menuju hutan. Ia berkali-kali menggumamkan kata "Percayalah!", sementara genggamannya di tangan Putri Aratana tak juga melemah meski putri itu berusaha menghentakkan tangannya sekuat tenaga.

Akhirnya Putri Aratana hanya berkata, "Kau mati kalau kau gagal membantuku menemukannya!".

Senyum tipis tampak di wajah Pangeran Andrea.

Marry Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang