Part 4: No More Mission!
Putri Aratana tentu saja bukan tipe gadis yang akan langsung tertarik pada seseorang hanya karena ia sempat berbagi alas duduk dengan orang itu sepanjang malam. Pangeran Andrea bahkan telah menduganya. Tapi ia tidak menyangka bahwa hati Putri Aratana memang sekeras itu.
Yang lebih mengejutkan, bukan hatinya saja yang sekeras batu. Bahkan ternyata fisiknya pun begitu. Pangeran Andrea harus membawa pulang banyak lebam di wajah yang ia dapatkan tak lama setelah mereka terbangun di pagi hari itu.
Singkatnya, Putri Aratana terkejut ketika ia bangun dan mendapati dirinya tertidur di bahu Pangeran Andrea, di tengah hutan. Ia lalu mulai memukuli wajah, perut, tangan, dan bahkan menendang sekuat tenaga kaki Pangeran, setelah laki-laki 16 tahun yang konyol itu menggodanya dengan mengatakan, "Jangan terlalu malu. Kau kan tidak bisa mengubah kenyataan bahwa kita memang telah 'bermalam' bersama."
Matahari masih belum terlalu tinggi saat mereka berjalan kembali menuju istana.
"Kau tahu, Andrea, sikapmu ini keterlaluan sekali. Apa yang akan ayah katakan kalau ia tahu hal ini nanti? Bukan hanya kau saja yang akan mati, aku pun akan dipukul habis-habisan sampai mati"
Pangeran Andrea yang tengah memeriksa lebam di beberapa bagian tubuhnya sontak berhenti. Dengan sedikit rasa enggan ia bertanya, "Benarkah?"
Tapi kemudian ia kembali melanjutkan kegiatannya memeriksa tubuh sambil berusaha pura-pura tak peduli.
"Tentu saja. Kau membuat kita berada dalam masalah besar, tahu!" jawab Putri Aratana kecewa.
Lalu ia melanjutkan, "Awalnya kukira kau orang baik yang tidak akan pernah menimbulkan keributan. Tapi rupanya aku salah. Jujur saja, aku kecewa dan bingung dengan sikapmu sekarang ini. Membohongiku, dan sengaja membuat kita berada di hutan semalaman. Sebenarnya apa sih yang kaurencanakan?"
Kau akan segera tahu apa rencanaku, Putri. Batin Pangeran Andrea dalam hati.
"Aratana, tunggu sebentar"
Pangeran Andrea menahan lengan Putri Aratana, lalu memaksa mereka berdiri berhadapan. Ditatapnya lekat-lekat mata cokelat putri itu, lalu dihembuskannya napas perlahan.
"Aku membutuhkanmu. Kerajaanku membutuhkanmu. Kukira kita akan bisa membicarakan banyak hal di sini, dan saling terbuka satu sama lain. Dengan itu aku berharap kau bisa kembali memikirkan keputusanmu untuk tidak menikah denganku..."
Pangeran Andrea menghembuskan napas lagi.
"Tapi rupanya aku salah. Kau malah bertingkah aneh dan pingsan. Jadi kupikir sekarang semua ini tidak ada gunanya"
Hening sejenak.
"Sekarang kurasa kau tahu apa rencanaku. Sangat sederhana. Kita menghabiskan malam bersama, mengobrol, aku memberimu lelucon konyol, kau tertawa, dan aku akan mulai merayumu untuk menikah denganku. Lalu... kau akan mempertimbangkan untuk menerima tawaranku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry Me!
Teen FictionPangeran Andrea harus segera menikah dengan Putri Aratana! Kerajaan gempar mendengar berita itu. Kabarnya, bila hal tersebut tidak dilakukan, kerajaan Bintang akan ditimpa musibah besar! Tapi pada akhirnya apa Pangeran Andrea tega membiarkan Putri A...