Part 5: Hari Pertama di Kerajaan Bintang

2.6K 32 5
                                    

Part 5: Hari Pertama di Kerajaan Bintang

Dua hari kemudian pernikahan mereka diadakan di kerajaan Bintang. Raja Arka yang saat itu masih diliputi rasa kecewa akibat asumi negatifnya terhadap Putri Aratana dan Pangeran Andrea, menolak hadir dan melarang seluruh anggota keluarga kerajaannya untuk datang.

Putri Aratana merasa semua orang di kerajaan Bintang bersikap dingin terhadapnya bahkan di hari pernikahannya dengan Pangeran Andrea. Terlebih karena tidak ada anggota keluarganya yang datang, dan pangeran yang awalnya bermulut manis itu terlalu sibuk dengan teman-teman dan kerabatnya.

Belum lagi soal tatapan sinis dari Putri kerajaan lain yang diundang. Mereka bahkan tidak berbasa-basi memberi ucapan selamat kepadanya. Dan soal sikap tak acuh Ratu Diana, ya ampun, rasanya ia ingin berlari pulang sekarang juga.

Putri Aratana tengah duduk termenung di kursi pengantinnya ketika seseorang memberi isyarat padanya untuk mendekat. Agak ragu, akhirnya Putri Aratana menuruti permintaan itu.

Laki-laki yang memanggilnya memakai baju baja lengkap. Terlihat gagah dan tampan di umurnya yang setara dengan Pangeran Andrea. Wajahnya ramah dan ia selalu memberi senyum hangat yang seolah tak ada habisnya. Putri Aratana segera tahu bahwa ia akan senang berteman dengan laki-laki periang itu.

“Aku belum memberi salam kepadamu, Putri. Mulai saat ini, aku akan menjadi pengawal pribadimu. Bagaimana penampilanku? Aku sengaja memakai baju ini dan memperlihatkannya padamu” katanya riang.

Putri Aratana tersenyum dan merasa setidaknya sekarang ada satu orang yang bersikap ramah padanya.

“Kau terlihat sangat meyakinkan sebagai seorang pengawal. Kalau begitu mulai sekarang tolong jaga aku ya!”

Laki-laki itu terkekeh salah tingkah. Ia mengacak-acak rambut belakang kepalanya sambil berkata merendah, “Hehehe. Sebenarnya aku pengawal yang baru direkrut dua hari lalu. Tapi tenang saja, aku sudah banyak berlatih untuk menjadi pengawal yang baik”

Putri Aratana manggut-manggut. “Lalu namamu?”

Si Pengawal terlihat terkejut, lalu menggeleng kikuk. “Bukannya nama seorang pengawal tidak sepatutnya diketahui putri sepertimu? Cukup panggil aku Pengawal saja”

Putri Aratana memutar bola mata, terlihat bosan. “Sejak awal aku tidak suka peraturan itu. Bagaimana bisa aku memanggilmu ‘Pengawal’ saja? Memang pengawal di kerajaan ini hanya kau saja? Lagipula aku ingin kita berteman. Dan kalau kita sedang berdua, kau bisa memanggilku Aratana!”

“Mana bisa begitu, Putri? Tapi kalau kau memaksa, baiklah. Namaku  Kervan. Sebenarnya aku juga merasa lebih nyaman kalau kita berteman. Sejak kecil aku sudah dilatih untuk jadi pengawal. Jadi selama ini temanku hanya pedang, baju baja, dan perisai”

Putri Aratana mengangguk riang. “Baik kalau begitu. Ayo berjabat tangan! Mulai sekarang kita teman”

Mereka lalu berjabat tangan dan memulai percakapan.

Marry Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang