Part 7: On The Way..
Pangeran Andrea adalah orang yang paling keras menentang keputusan Raja mengenai perjalanan yang akan ayahnya itu adakan. Terutama karena ia tahu maksud terselubung perjalanan itu. Sedangkan Putri Aratana yang menganggap perjalanan yang diberikan kepadanya dan Pangeran Andrea itu adalah hadiah pernikahan dari Raja, merasa tak habis pikir kenapa Pangeran Andrea mati-matian menolak pergi.
Tapi toh akhirnya mereka berangkat juga. Pangeran Andrea, Arfan, Putri Aratana, dan Kervan. Selain mereka berempat, ada juga seorang dayang istana yang diajak demi menyiapkan segala kebutuhan mereka di sana. Dayang cantik seumuran Pangeran Andrea itu bernama Safana. Dengan hanya sekali pandang saja, Putri Aratana langsung tahu bahwa ia akan nyaman berteman dengan Safana.
Tiga hari setelah Raja mengeluarkan keputusan resmi mengenai perjalanan mereka, kelima orang itu berangkat. Kereta kuda berjalan pelan membelah pusat pemerintahan, menuju pelabuhan. Sementara itu, kapal pribadi Raja sudah selesai melalui tahapan persiapan.
Putri Aratana bersenandung ceria di dalam kereta, sedangkan Pangeran Andrea menyembunyikan kerutan kesal pada wajahnya di balik buku yang ia baca.
“Pangeran! Bukankah ini menyenangkan?! Kudengar, Pulau Dewi adalah pulau dengan pantai dan air terjun terindah di dunia. Dari dulu aku ingin sekali kesana!” ujar Putri bersemangat.
Pangeran Andrea mengalihkan sebentar pandangannya dari buku yang ia baca, lalu mencemooh samar, “Yahh, setidaknya sekarang impianmu itu terwujud.”
Kemudian ia kembali menekuni bukunya. Putri Aratana tidak mengacuhkan cemoohan samar Pangeran, dan kembali bersenandung ceria. Pandangannya terpaku keluar jendela. Ternyata banyak sekali rakyat yang berjejer mengamati mereka! Memang kereta kuda yang dinaikinya sekarang begitu istimewa ya?
"Heh, Pangeran. Mereka itu lihat apa sih? Memang, kereta ini sebegitu luar biasanya?" kata Putri Aratana.
Pangeran Andrea meliriknya, memutar bola mata, lalu menjawab malas, "Kau berharap mereka melempari kita telur, dan bukannya melihat kita begitu saja?"
"Maksudmu? Kenapa aku harus berharap mereka melempari kita telur? Aku hanya ingin tahu apa yang begitu menarik dari kereta ini"
Pangeran Andrea menatap Putri Aratana tak percaya. Sekarang bukunya terbengkalai begitu saja.
"Kau benar-benar tidak tahu? Ya Tuhan! Tentu yang menarik dari kereta ini adalah isinya: kita! Aku, Sang Pangeran. Dan barangkali kau juga.."
"Benarkah? Rakyatku tidak seperti ini. Mereka hanya mengangkat topi sekilas sementara aku dan Ayahku berada dalam kereta, berjalan melewati mereka"
Tentu itu karena kerajaanmu sangat miskin! Umpat Pangeran dalam hati. Ia memutuskan untuk tidak terlibat percakapan apapun lagi dengan Putri Aratana, dan hanya melanjutkan membaca.
Melihat gelagat Pangeran Andrea yang tidak ingin diganggu dengan pertanyaan bodoh lainnya, Putri Aratana melanjutkan senandung cerianya sambil terus menatap keluar jendela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry Me!
Teen FictionPangeran Andrea harus segera menikah dengan Putri Aratana! Kerajaan gempar mendengar berita itu. Kabarnya, bila hal tersebut tidak dilakukan, kerajaan Bintang akan ditimpa musibah besar! Tapi pada akhirnya apa Pangeran Andrea tega membiarkan Putri A...