Part 6: Peramal Tua dan... Bulan Madu?!

2.2K 34 3
                                    

Part 6: Peramal Tua dan... Bulan Madu?!

Peramal Tua yang Terpercaya mengetuk pintu istana untuk yang kedua kalinya. Sekarang ini ia bersama dengan Raja Albert terlibat percakapan serius di taman labirin rahasia istana. Raja Albert, ayah Pangeran Andrea yang kini tengah sibuk memijat keningnya itu, memerhatikan penjelasan Peramal Tua hati-hati. Tidak ingin menyalahartikan satu kata pun dari keseluruhan rangkaian kata yang keluar dari mulut Peramal Tua dengan kerut di kening itu.

"Bertahap, Yang Mulia. Pengorbanan itu akan dilakukan bertahap oleh Putri Aratana" katanya, masih dengan penuh konsentrasi.

"Apa maksudmu?"

"Tapi pengorbanan itu belum bisa dilakukan karena Pangeran dan Putri belum melakukan satu ritual setelah pernikahan"

"Demi Tuhan, Pak Tua. Katakan dengan jelas maksudmu sebenarnya!" seru Raja tak sabar.

"Bulan madu, Tuanku. Setelah mereka berbulan madu dan seluruh rakyat kerajaan Bintang mengenal dengan jelas siapa Putri Aratana, maka pengorbanan bertahap itu akan segera dimulai"

"Maksudmu, aku harus segera menyiapkan acara resmi untuk memperkenalkan menantu kerajaan itu kepada rakyat?"

"Benar sekali Yang Mulia. Seperti adat yang selalu keluarga kerajaan lakukan"

"Lalu bagaimana dengan bulan madu? Hal  itu mustahil karena Aratana masih di bawah umur"

Pak Tua Peramal manggut-manggut setuju. "Tentu hal itu mustahil sekali. Tapi sebaiknya kau atur saja perjalanan untuk mereka berdua, Yang Mulia. Selanjutnya biarkan mengalir apa adanya. Setidaknya dengan begitu mereka sudah melaksanakan ritual yang diwajibkan"

Raja Albert melipat kedua lengannya di dada, agak ragu dengan keputusan apa yang sebaiknya ia ambil. Tentu kontak fisik dilarang karena hak Putri Aratana sebagai anak, dilindungi di setidaknya 14 kerajaan. Tapi apa kerajaan Bintang masih bisa bertahan dari ramalan bencana itu hingga dua tahun kedepan? Ah! Pengorbanan bertahap. Apa maksud peramal tua tentang hal itu?

"Hai Peramal Tua! Apa maksudmu dengan pengorbanan bertahap?" tanya Raja.

"Seperti yang diramalkan, Putri Aratana akan menggantikan keselamatan kerajaan dengan nyawanya. Tentu itu tidak akan terjadi secepat yang kauduga, Yang Mulia. Putri Aratana tidak akan sekonyong-konyong mati begitu saja. Ia akan mengorbankan nyawanya secara bertahap, dengan sangat lambat. Sepulang bulan madu nanti, ia akan segera terserang penyakit selama setidaknya dua tahun dan, kau tahu, hingga akhirnya ia mati. Tabib sakti manapun tidak akan bisa menyembuhkannya. Ia hanya akan sembuh bila ia keluar dari kerajaan ini bersama orang yang ia cintai. Tapi saat itu terjadi, bencana besar akan datang, dan kerajaan Bintang akan mati. Menggantikan nyawa Putri"

Raja Albert menguatkan pijatan jarinya di dahi. Merasa sangat terbebani. Sebenarnya, bukan balas dendam jenis ini yang ingin ia lakoni. Tapi karena sudah sampai sejauh ini...

"Baiklah. Kalau begitu aku akan menyiapkan perjalanan untuk mereka selama dua minggu di Pulau Dewi" putus Raja, mantap.

Marry Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang