Part 14: Two Kings

1.5K 32 0
                                    

Part 14: Two Kings

Raja Arka datang sendiri ke kerajaan Bintang!

Raja Albert dan Ratu Diana seolah tengah diberi ultimatum dengan kedatangan ayah Putri Aratana itu. Pasalnya, dua pasukan prajurit siap perang menyertai kehadirannya.  Menurut kabar yang beredar, Raja itu ingin membawa putrinya kembali ke kerajaannya.

Meski begitu, ketika Raja Arka beserta rombongan pasukannya tiba di pintu istana, Raja Albert dan Ratu Diana tetap menyambut hangat.

“Sahabatku Arka!” kata Raja Albert ramah.

Sapaan itu hanya dijawab dengan anggukan kaku oleh ayah Putri Aratana. Kekhawatiran terlihat jelas di matanya. Beberapa kali Ratu Diana bahkan menangkap gelagat tak sabar Raja Arka. Dan hal pertama yang ditanyakan raja itu adalah keberadaan putrinya. Ia ingin segera menemui Putri Aratana, begitu katanya.

“Hahaha kau ini selalu terburu-buru. Ayo bicara di ruanganku. Sekarang biarkan para pengantarmu itu istirahat dulu” jawab Raja Albert agak gugup.

Setelah memberikan ekspresi tak senang sebentar, akhirnya Raja Arka setuju karena sebenarnya ia sendiri sudah sangat lelah. Raja itu kemudian mengikuti Raja Arka dan Ratu Diana masuk ke dalam istana. Perasaannya mengatakan bahwa ia tidak akan menemui putrinya hari itu.

“Begini, kau mengerti kan sekarang Aratana adalah menantuku?” ujar Raja Albert penuh penekanan. Ia menuangkan teh untuk Raja Arka yang duduk di hadapannya. Hangat api di perapian yang berada tak jauh dari mereka, membuat udara dalam ruangan itu tidak sedingin di luar. Musim dingin memang sudah tiba. Salju pertama mungkin akan turun besok.

“Aku tahu itu. Kau pun pasti mengerti Andrea juga menantuku. Maksudku begini, biarkan mereka tinggal di kerajaanku selama setidaknya satu bulan. Ada beberapa hal yang harus diketahui Andrea tentang Aratana. Mereka menikah terlalu cepat. Banyak hal yang tidak diketahui anak itu tentang putriku” terang Raja Arka gelisah.

Raja Albert memberi isyarat bahwa ia sangat keberatan. Tapi Raja Arka pura-pura tak mengerti dan tetap menuntut persetujuan.

“Kurasa itu agak… sulit” jawab Raja Albert ragu.

“Begitu menurutmu? Oh ya, kudengar mereka sekarang sedang berlibur?” ujar Raja Arka tak senang.

“Oh itu. Sebagai hadiah pernikahan, aku mengatur perjalanan untuk mereka berdua ke Pulau Dewi”

Raja Arka tersentak, diikuti oleh hening yang lama. Ia seperti berusaha menemukan suaranya namun gagal. Ekspresi tak percaya besannya itu membuat Raja Albert kebingungan. Padahal ia merasa tidak ada yang salah dengan ucapannya.

Kau, membiarkan putriku pergi ke.. Pulau Dewi?!”

Ada getaran aneh dalam suara Raja Arka. Jelas bukan hanya marah, ia juga ketakutan.

“Perintahkan mereka untuk pulang sekarang! Apa kau tahu? Putriku adalah orang yang ditunggu De Bouy selama satu setengah abad!”

Marry Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang