Luhan tak bisa tenang. Sehun ada di hadapannya saat ini. Koridor ini sepi. Matahari sedang berkemas-kemas untuk pulang ke ufuknya. Hanya ada beberapa yang melintas. Untungnya, bukan mahasiswa yang beraktivitas saat itu. Jadi Luhan tak perlu merasa khawatir kalau dia dan Sehun berinteraksi. Tak akan ada desas-desus dia dekat dengan Sehun kalau begitu. Luhan tak ingin terlibat dalam gosip macam apapun untuk saat ini.
Sore itu, seharusnya Luhan menemui dosennya yang sibuk luar biasa. Luhan butuh tanda tangannya supaya proses pelariannya terhadap tugas akhir dan tingkat pendidikan sarjana ini bisa berjalan sukses dan lancar. Berharap dosennya yang muncul, justru Sehun-lah yang muncul. Lelaki itu keluar dari perpustakaan fakultasnya yang kecil, dan tak sengaja melihatnya yang duduk di bangku.
Kini, apa yang dilakukan Sehun di perpustakaan fakultasnya?
"Sedang apa kau di sini?" tanya Luhan, membuka percakapan. Ia melirik perpustakaan yang ada di belakang tubuh Sehun, menunjuknya, dan kembali bertanya, "Kenapa kau keluar dari perpustakaan fakultasku?"
"Cari buku." Sehun menepuk-nepuk tasnya, isyarat buku yang dicarinya sudah tersimpan dengan baik di sana. "Bukunya hanya ada di perpustakaanmu."
"Buku macam apa yang dicari anak arsitektur di fakultas ekonomi?" tanya Luhan lagi. Setengah menyindir, setengah heran.
Pikir Luhan, ini orang kurang kerjaan sekali...
Sehun tertawa. "Memangnya aku tak boleh pinjam buku di sini?" tanyanya balik. Ia mengusak puncak kepala Luhan dengan gemas, refleks.
Seketika Luhan terkesiap. Matanya melirik ke segala arah, menghindari tatapan Sehun yang terlihat teduh untuknya.
Sayang sekali, Luhan sedang tak ingin dipengaruhi Sehun. Mengingat kobaran api yang memancar di dalam dirinya setelah Baekhyun bercerita di kantin beberapa hari yang lalu itu, Luhan tak ingin memberi Sehun atau dirinya sendiri peluang. Interaksi ini jelas menciptakan peluang yang besar untuk mereka.
Namun sepertinya, tidak untuk saat ini.
Reaksi Luhan jelas sekali menunjukkan kalau Luhan tak nyaman. Pun Sehun juga segera menyadarinya jadi ia lantas menarik tangannya. Sehun menyimpan kedua tangannya di saku, itu opsi yang paling aman supaya Sehun tak kelepasan memberi skinship macam apapun pada Luhan.
Hening sebentar.
"Kau masih ada urusan di sini?" tanya Sehun.
Luhan mengangguk.
"Sampai kapan?"
Luhan menggeleng kecil. "Tak tahu." Dia juga tak tahu kenapa Sehun menanyakan itu. "Kenapa?"
Sehun menatapnya cukup lama. Meragu, Sehun terlihat seperti itu. Hendak lelaki itu mengungkapkan sesuatu, suara orang lain yang memanggilnya, justru menginterupsi. Sehun menoleh ke sumber suara, mendapati seorang perempuan yang melambaikan tangan padanya dengan senyum ceria. Di belakangnya, ada seorang lelaki yang sangat Sehun kenal, juga seorang perempuan lain yang baru dikenalnya. Mereka menghampiri Sehun yang tiba-tiba merasa tertangkap basah.
Padahal, Kyungsoo yang tadi memanggilnya tak beranggapan semacam itu.
"Oh. Kau baru saja bertemu dengan Luhan?" tanya Kyungsoo pada Sehun setelah dia ada di dekatnya.
Sehun mengangguk kecil, mencoba untuk biasa saja. "Aku pernah melihatnya bersamamu." Ujarnya. Ia melirik Luhan untuk melihat reaksinya, dan merasa tersentil seketika.
Luhan mengernyit setelah mendengar kalimat itu. Namun Luhan tak memberinya perhatian. Luhan membuang muka pada apapun itu, terlihat mencoba untuk bersikap cuek. Reaksi Luhan yang demikian lantas membuat Sehun merasa Luhan tidak begitu suka dengan pernyataannya―which is, itu ungkapan bohong mengenai asal-muasal bertemunya mereka untuk pertama kali. Mungkin Luhan merasa penjelasan singkatnya itu akan berakhir sia-sia, atau penjelasannya justru bukan penjelasan yang tepat untuk diutarakan pada Kyungsoo. Kalau Sehun tak lupa, Kyungsoo punya kelebihan untuk mendapatkan informasi dengan cepat dan tepat. Informan Kyungsoo sungguh sedap sekali cara kerjanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sin
FanfictionHUNHAN GENDERSWITCH FANFICTION! A Sequel of Stranger WARNING! Violence. Harsh Words. Mature content. 18+ "Ada banyak bentuk dosa yang sudah kulakukan selama aku hidup. Namun dosa yang tak pernah kusesali adalah kau." * Cerita ini baru saja dimulai...