"Oh. Aku baru tahu kau suka pakai scarf." ujar Kyungsoo sesaat setelah ia melihat keberadaan Luhan di depan pintu apartemennya.
Hampir dua minggu, dan Kyungsoo bilang dia sudah kembali ke apartemennya tiga hari yang lalu. Kyungsoo bilang keadaannya sudah aman jadi Luhan memutuskan untuk mampir ke tempat Kyungsoo, mengabari bahwa ia sudah dapat apartemen, dan mengambil beberapa barang yang dibutuhkannya sebelum ia benar-benar pindah.
"Scarf yang bagus."
Luhan menahan senyum. Ia menggantungkan tangannya pada strap sling tasnya. Kemudian ia menunduk melihat scarf pemberian Sehun yang ia ikat di ujung strap sling-nya.
"Masuklah." Kyungsoo menggeser tubuhnya, membiarkan Luhan masuk. Selama Luhan melepas sepatu, Kyungsoo berjalan menuju kamarnya sembari berkata, "Kudengar dari Baekhyun kau sudah dapat apartemen."
Luhan terhenyak, berhenti melepas sepatu sejenak, lalu menjawab, "Iya," dengan pelan sebagai jawaban. Hari ini, niatnya dia yang berpamitan sendiri pada Kyungsoo. Tapi sepertinya perempuan bermata bulat itu sudah tahu terlebih dahulu.
"Bagaimana? Tempatnya bagus?" tanya Kyungsoo lagi.
Luhan mengulas senyum kecil ketika menghampiri Kyungsoo. "Bagus, kok." ia menjawab seadanya. "Sepertinya Baekhyun cerita banyak soal aku padamu." ungkapnya jujur.
Kyungsoo terkekeh kecil. Dia tahu Luhan tak begitu suka dengan sikap Baekhyun yang sulit untuk diam, sulit menjaga rahasia meski itu sebentar saja. "Dia memang sedikit tidak bisa menjaga rahasia. Iya, kan?"
Yah... Luhan tak bisa memungkiri itu jadi dia mengangguk kecil sebagai tanggapan.
"Kau sudah bilang pada temanmu kalau kau sudah dapat apartemen?" tanya Kyungsoo lagi. Kemudian ia segera memperjelas. "Teman yang apartemennya kau inap."
Luhan diam sebentar. Bayangan Sehun muncul di pikirannya. Tatapan lelaki itu, juga usapan halusnya pada punggung tangan Luhan beberapa hari yang lalu. Refleks Luhan meremas punggung tangannya karena sensasi nyaman dari genggaman tangan Sehun masih terasa padanya. Neuron-neuron dalam dirinya mengingat Sehun dengan sangat baik.
"Dia yang membantuku mencarikan." jawab Luhan pada akhirnya. Ia menekan salah satu sudut bibirnya ketika melihat Kyungsoo asyik mengistirahatkan tubuhnya pada tempat tidur sembari memainkan ponsel, mengangguk-angguk kecil sebagai tanggapan.
Luhan diam saja selagi ia memperhatikan Kyungsoo. Ia ingin bertanya sesuatu, tapi ragu. Luhan ragu untuk bertanya sesuatu, sebab Kyungsoo... yah, kalau dia bertanya tentang hal ini, Kyungsoo pasti penasaran sekali.
Luhan mau bertanya tentang Sehun soalnya. Sebab sampai sekarang, Luhan masih belum tahu banyak soal Sehun. Itu juga yang membuatnya gamang pada lelaki itu, sejujurnya. Kyungsoo kenal Sehun cukup lama, setahunya. Jadi mungkin Kyungsoo tahu beberapa hal tentang Sehun.
Beberapa sore yang lalu, mereka terlibat obrolan yang serius. Yang sejujurnya menguras habis tenaga Luhan yang tersisa hari itu. Luhan tak tahu, ya... Dia mungkin yang melebih-lebihkan. Tapi waktu itu termasuk ke dalam salah satu hari terberatnya setelah dia minggat dari kehidupannya sebagai mantan pacar Si Ketua Senat Dua Tahun Lalu itu. Luhan mengakui itu.
Sore itu, Sehun mengungkit kejelasan hubungan mereka, yang kemudian merambah ke banyak hal, hingga akhirnya Luhan menangis di hadapan Sehun. Sehun menggali banyak hal yang ingin Luhan sembunyikan dan lelaki itu berhasil. Berhasil meluluhlantakkan pertahanan Luhan. Luhan pias. Luhan menampakkan tangis yang selalu ia pendam di hadapan teman-temannya yang lain.
Sehun pasti punya mantra khusus supaya lelaki itu bisa menaklukannya, setelah Luhan lari-larian tak tahu arah.
"Luhan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sin
FanfictionHUNHAN GENDERSWITCH FANFICTION! A Sequel of Stranger WARNING! Violence. Harsh Words. Mature content. 18+ "Ada banyak bentuk dosa yang sudah kulakukan selama aku hidup. Namun dosa yang tak pernah kusesali adalah kau." * Cerita ini baru saja dimulai...