18. Sakit

125 19 3
                                    

Halo!! Hehehehehehehe

Maaf ya baru nongol. Aku terpaksa untuk istirahat selama beberapa waktu karena keadaanku beberapa waktu lalu sampai aku merasa membaik. So, here I am. Aku balik lagi dan semoga kalian ngga kangen aku yha! Wkwkwk

Oiya. Sebelum kalian baca bab ini, aku sarankan untuk baca ulang bab sebelumnya biar ngga kehilangan plot. Aku udah ngga update selama hampir 10 bulan dan kuyakin kalian pasti lupa sama cerita ini hehe.

So, langsung aja. Selamat membaca!

.
.
.
.

Jongin nampak panik sekali pagi itu setelah ia menerima panggilan Kyungsoo. Dengan tergesa-gesa, Jongin meraih kunci mobil di nakas, berpamitan, "Aku mau ke tempat Luhan dulu. Dah!"

Nama Luhan disebut Jongin.

Jongin panik sekali.

Pasti ada apa-apa.

Sehun yang lantas ikut gelisah, dengan refleks cepatnya, menahan Jongin dengan pertanyaan, "Luhan kenapa?"

Sena yang sedang memainkan ponsel dan duduk di sebelah ranjang Sehun, kontan melirik Sehun. Terlihat tajam sekali tatapannya. Sayangnya, Sehun tak menyadari itu. Lelaki itu justru menanti jawaban Jongin yang kemudian menghentikan langkah dan berbalik menghadapnya.

"Kata Kyungsoo, Luhan tak ada di apartemennya padahal semalam ia tidur dengan Luhan. Ia sudah mencari kemana-mana tapi Luhan sungguhan tak ada. Kyungsoo takut kalau Luhan bersama si Kevin itu mengingat Kevin berhasil kabur setelah insiden kemarin." jelas Jongin cepat. Dadanya naik turun karena mungkin Jongin menjelaskannya dengan satu kali tarikan napas.

Mungkin karena panik juga, sih...

Sehun tercenung. "Oh." begitu responnya.

Begitu saja.

Begitu saja?!

Responnya yang demikian membuat Jongin jadi menatapnya tak mengerti. Pikirnya, Sehun pasti akan panik juga mengingat Sehun dengan gamblang bilang padanya kalau ia menyukai Luhan. Respon Sehun membuatnya berpikir, Sehun ini kenapa tiba-tiba bersikap seperti ini? Apa karena ada Sena di sebelahnya?

Seingatnya, Sehun dan Sena benar-benar sudah berakhir. Memang, ia sempat melihat kedua temannya itu mengobrol serius semalam. Namun Sena menangis begitu keluar dari ruangan Sehun. Jongin, sih, tak tahu apa yang mereka bicarakan. Tapi kalau Sena menangis dan Sehun nampak tak terbaca ekspresinya setelah keduanya mengobrol, Jongin yakin Sena gagal membujuk Sehun untuk kembali bersama.

Sepertinya, Luhan ini memang benar-benar mengubah Sehun.

Sementara Sena? Setelah mendengar respon singkat Sehun, perempuan itu kembali sibuk dengan ponselnya. Jongin yang juga memperhatikan respon Sena, kemudian melirik Sehun yang diam saja.

Ini kenapa Jongin jadi merasa bahwa Sehun sedang menjaga hatinya Sena, sih?

"Oiya, Jongin." suara Sehun menginterupsi. "Aku titip ambilkan jaketku, ya?"

Alis Jongin terangkat sebelah. Tak mengerti.

"Pastikan kau ambil jaketku dulu baru menemani Kyungsoo mencari Luhan. Di luar dingin."

Lihat. Ini manusia bernama Oh Sehun aneh sekali, bukan? Jongin heran sekali tapi ia tak mau berlama-lama di sini. Kyungsoo sedang panik mencari Luhan, begitu juga dengan dirinya. Jadi Jongin mengangguk saja untuk mengakhiri perbincangan mereka. Ia segera pergi dari rumah sakit menuju gedung apartemen Sehun. Dengan kecepatan penuh!

Sesampainya, Jongin bertemu dengan Kyungsoo yang menunggunya di lobi. Mereka naik ke lantai tujuan mereka sementara Kyungsoo bercerita panjang lebar mengenai hilangnya Luhan dengan terbata-bata. Jongin mencoba untuk menenangkannya dengan merangkul hangat bahu kecil Kyungsoo sembari berjalan bersama keluar dari lift.

SinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang