10

806 99 17
                                    

Jimin tidak ingin pembicaraan malam ini menjadi hal terakhir yang mereka bicarakan, dia hanya bertanya karena murni penasaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jimin tidak ingin pembicaraan malam ini menjadi hal terakhir yang mereka bicarakan, dia hanya bertanya karena murni penasaran. Tapi sepertinya Namjoon enggan untuk membicarakan hal itu. Terlihat dari pria itu yang justru mengecup keningnya daripada menjawab. Jimin tidak mabuk, dia sadar dan dia masih penasaran.



"Lo nggk mau ngomong soal itu?"



Namjoon mengubah posisi menjadi duduk bersandar pada kulkas yang kini tertutup dan membawa kepala Jimin untuk bersandar padanya. 



"The less you know the better, Jimin."



"You have so many secrets, I don't like that."

"You don't even like me to begin with."



Bahu Jimin terangkat acuh, "Pretty fair."



Hening yang berlalu lalang dengan bebas, dua insan yang terus memandang ke depan ditemani jarum jam yang berganti dalam diam. Namjoon tidak suka hening, dia benci terjebak dalam keheningan yang bisa membuatnya tenggelam ke dalam banyak kenangan yang tanpa diminta akan muncul di kepalanya.

namun sekarang keheningan ini tidak benar-benar hampa, karena meskipun tanpa suara Namjoon bisa merasakan Jimin tengah berlari-lari dengan bebas di dalam ruang kosong hatinya. Dan perasaan itu bukan hal yang buruk.



"Namjoon,"



"yes, little one?"



"suasanya udah mendukung,"



"Untuk?"



Jimin ingin meninju lengan Namjoon apalagi senyum menyebalkan dari pria itu yang seolah tengah menggodanya tapi Jimin tidak sedang ingin merusak suasana dengan tingkah bar-barnya. 



"We could do more than just a kiss. I'm ready to have sex with you."



Namjoon mendekat untuk memberikan kecupan di leher Jimin. Hingga tanpa banyak gerak, Jimin berpindah di pangkuannya dan memberikan celah agar Namjoon bebas menggerakkan bibir di lehernya yang begitu putih. 



"Nggk perlu terburu-buru, Jimin."



"Perlu."

-Karena gua mau ngilangin trauma ini dan pergi dari lo secepatnya-

Namjoon tidak ingin bertanya. Dia sungguh ingin pura-pura tuli meskipun Jimin mengutarakan alasannya.  Pria itu sudah sibuk memberikan tanda di mana-mana dan Jimin terlalu sibuk untuk menahan desahannya. 

Kamar mandi adalah satu-satunya tujuan untuk meredam kegilaan mereka malam ini. 

Kaki Jimin melingkar sempurna di pinggang Namjoon ketika pria itu membuat punggung telanjang Jimin menabrak tembok kamar mandi yang dingin. Mereka akan terkena flu jika air itu dinyalakan namun Namjoon terlalu larut untuk sekedar peduli.

[M] Kiss and Make Up || RM • JMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang