14

792 98 54
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jungkook bersin. 





Dia alergi kebodohan. Apalagi kalau Jimin yang berbuat kebodohan.







Setelah sebuah usaha untuk mengarang cerita dan menjual nama almarhum neneknya agar bisa dilepaskan dari tugas sebagai asisten dosen untuk menemani si boncel ini  mencari teman kencan yang ia dapatkan justru Jimin yang menari seperti orang kesetanan di tengah dance floor dan mengabaikan teman kencannya sendiri.





"Jimin lucu juga ya."





"Sorry banget, rose. Ini emang anaknya agak tolol gitu. Lo ngertiin lah."





Wanita bermarga Park itu awalnya heran kenapa Jungkook tiba-tiba memberikan nomor telpon Jimin, seorang yang sangat asing tapi cukup dikenal karena punya paras yang lumayan. Rose yang memang ingin bermain di club tidak keberatan ketika Jungkook mengatakan akan membawa teman. 





"Dia kenapa? Patah hati?"





Jungkook mengedikkan bahu, "Entahlah. Katanya sih habis dilepehin kaya ampas tebu samaㅡAnjing?!"





Alis Rose bertaut, "Dia patah hati karena anjing? Hah?"





Jungkook memegang bahu Rose untuk mengarahkan wanita itu pada seseorang yang tidak jauh dari Jimin, seseorang yang tengah memegang botol beer dan tertawa kencang memperhatikan Jimin dari jarak dekat. 







"Who's that....OMG EDEN KIM?!"





Sementara Rose sibuk memperbaiki penampilan dan bersiap tancap gas, Jungkook pusing sendiri. Jika Jimin patah hati karena Namjoon apa dia boleh dipepet oleh Eden yang notabenenya kakak Namjoon? Tapi mereka tidak pernah pacaran jadi seharusnya boleh, ada tontonan seru juga kalau misalnya perang saudara kan?





Ngadi-ngadi lo, Jeon. Temen sendiri itu masa dijual buat kesenangan pribadi, Kimak!





"JIMIN PULANG LO! MAK LO NYARI, DISURUH BELI KECAP!"





Jimin yang sudah terlalu tenggelam dalam alunan musik dan setengah sadar tidak mungkin mendengar teriakkan Jungkook. Ia terus menggerakkan badannya, melirik kanan-kiri tebar pesona meskipun tidak bermaksud untuk melakukannya. 





Sampai matanya menangkap sosok Eden yang tengah tersenyum lebar ke arahnya dan seketika Jimin ingin menghilang dari kerumunan. Entah kenapa rasanya malu sekali, sok iye di depan orang yang sudah tau kebodohannya. Oh astaga.





"Eh, Kak. Kirain lo nggk main di tempat ginian."





Eden melangkah mendekat, tersenyum santai menawarkan beer yang langsung Jimin tolak, ia sudah cukup mabuk. Eden membenarkan pakaian Jimin yang agak berantakan. "Masih lucu kaya biasanya. Tapi bukan berarti bisa ngasih tontonan gratis."





[M] Kiss and Make Up || RM • JMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang