02

912 121 12
                                    

Dibandingkan marah, Namjoon lebih memusingkan bagaimana cara membereskan semua kekacauan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dibandingkan marah, Namjoon lebih memusingkan bagaimana cara membereskan semua kekacauan ini. Lupakan soal tidur di kamar, gudang lebih baik dari pada kasurnya sekarang.
Ada perasaan campur aduk antara tidak habis pikir dan sedikit kagum karena seseorang bisa sampai sejauh ini hanya untuk membuatnya pindah.

 

Bayangkan punya tenaga sebanyak itu untuk mengacaukan satu ruangan hanya untuk orang yang dia benci, bicara tentang dedikasi, Namjoon menggaruk kepalanya sebelum mulai membereskan kekacauan dimulai dari lantai yang basah.

 

Jimin memasuki kamar ketika Namjoon sedang mengganti sarung bantal. Ia sudah mempersiapkan diri untuk beradu mulut hingga mungkin baku hantam tapi tidak seperti yang dia bayangkan, Namjoon tidak mengatakan apapun. Pria mungkin terlalu sibuk untuk merapikan kasurnya hingga tidak menyadari kedatangan Jimin.



"Semua nggk bakal jadi kaya gini kalau lo pindah."



Selesai dengan kasur, Namjoon melangkah menuju meja belajar dan rak bukunya yang tidak kalah berantakan. Meladeni Jimin adalah hal kesekian yang ingin dia lakukan sekarang mungkin nanti, ketika semua sudah beres dan kepalanya tidak berasap seperti sekarang.



"Lo sadar kan kalau ini cuman permulaan? Gua bakal bikin hidup lo di kamar ini kaya neraka."

"Lakuin apa yang lo rasa perlu. I don't have anything to say anyway"



Mata Jimin berkilat marah, ia mengambil bantal dari kasur Namjoon dan melemparkan benda itu ke arah Namjoon yang dengan refleks berbalik dan menangkapnya. Alis Namjoon terangkat tidak mengerti,

 

"GUA MAU LO PERGI DARI SINI!"

"Kasih gua alasan yang masuk akal."

"Lo gay! Gua nggk sanggup tinggal sama lo!"

"Doesn't sound like my problem? Bahkan kalau gua pindah lo nggk bakal bisa survive di masyarakat dengan pemikiran sempit kaya gitu."

"Persetan. Gua mau lo enyah dari pandangan gua."



Namjoon mengeraskan rahang, ia meletakkan bantal kembali ke kasurnya dan mendekat ke arah Jimin hingga pria itu mundur dengan mata yang bergerak panik.

 

"Ngapain lo?!"

"Kesabaran gua ada batasnya, Jimin."



Jimin mendorong Namjoon menjauh. Ia terengah dengan tangan terkepal erat di samping tubuh. Tidak ada lagi jalan untuk kembali, Jimin akan membuat Namjoon pindah dari kamar ini apapun taruhannya dan bagaimanapun caranya. Dia. tidak. akan. menyerah. untuk. membuat. Namjoon. pergi.

[M] Kiss and Make Up || RM • JMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang