05

743 101 9
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Gua nggk peduli sebaik apapun dia. Gua masih dan akan selalu benci sama dia! Jadi lo, Lana, nggk usah cuci otak gua buat baikin dia!"





"Gue cuman napas?"





Jimin mendengus, bersandar pada tepi ranjang dengan tangan terlipat di dada. Ada keinginan kuat untuk mencak-mencak meskipun Namjoon sudah tidak ada di kamarnya, Jimin tidak suka pria itu yang masih repot memikirkannya meskipun sudah diperlakukan tidak adil.





"Jadi, lo akui kalau dia orang baik."





"Siapapun tau dia orang baik."





"Tapi nggk semua orang pernah dibeliin obat dan makanan sama Namjoon Kim."





Jimin melirik ilana dengan penuh tanya, sementara yang dilirik balas dengan senyum kecil kentara gemas tapi enggan buka mulut menjelaskan lebih jauh karena ilana juga sebenarnya tidak seyakin itu tentang pikirannya sendiri.





"Anyway, ini terakhir kalinya gue ingetin lo kalau semua orang punya batas kesabaran. Termasuk orang sebaik Namjoon. For your own sake, Jim, please behave."





"But I hate him!"





Bicara soal batas kesabaran, sepertinya ini batas kesabaran ilana karena keinginan untuk menghadapi Jimin lenyap bersama udara. Rasanya seperti berbicara dengan batu, bahkan mungkin batu tidak akan sekeras ini.





"Lo itu orang paling brilliant yang pernah gue kenal. Gue dan Jungkook milih buat nggk mempertanyakan apapun tentang lo yang benci gay bukan berarti kita setuju sama kelakuan absurd lo. He's a good guy, just because you hate gay doesn't mean you can treat him like a douche bag."





"Oh c'mon, you love me Lana."





"I tolerate you, Jimin. Just like he did, so you better say sorry and stop acting like an ass."

***





"Berapa?"





Namjoon yang baru memasuki kamar setelah selesai kelas pertama mengerutkan alis, Jimin bukan hanya menantinya tapi pria itu tidak mengubah kasurnya menjadi tempat pembuangan akhir dan yang terpenting, wajahnya tidak sepucat kemarin.





"Glad you're fine"



"Gua tanya berapa lo habisin buat beli obat dan makanan gua. Cepetan, gua mau ke atm!"





Dan dia teriak lagi.





Namjon menjatuhkan diri ke kasur, sepenuhnya mengabaikan eksistensi Jimin karena sepertinya hari ini dia tidak punya cukup tenaga untuk berdebat dengan teman sekamarnya itu. Perjalanan dua jam dari rumah menuju kampus dan Namjoon ada kelas pagi, dia hanya tidur 2 jam hari ini ditambah melupakan jadwal kuis.





[M] Kiss and Make Up || RM • JMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang