03

862 107 18
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Tidak ada seorangpun yang akan cukup mengerti.






Apapun yang Jimin lakukan, semuanya hanya menunjukkan jika dia adalah orang jahat di sini. Tidak ada satupun dari mereka yang akan cukup peduli untuk bertanya kenapa, apa yang membuatnya begitu membenci Namjoon.





Satu bulan berbagi kamar dengan pria yang begitu gentle, cerdas, humble, dia punya segalanya yang Jimin inginkan dari seorang teman sekamar. Jimin tidak menginginkan semua ini terjadi, dia bahkan memikirkan sesuatu sejauh meminta Namjoon untuk terus menjadi teman sekamarnya sampai lulus nanti.

 



Karena Namjoon memang sebaik itu.





Mereka hanya orang asing ketika Jimin pertama kali melangkahkan kaki ke kamar ini, berbeda jurusan, berbeda latar belakang keluarga, berbeda ketertarikan tapi Namjoon adalah orang yang lebih dulu mengajaknya untuk makan siang bersama, membawanya untuk melihat dia dan bandnya berlatih, mengenalkan Jimin pada orang-orang hingga dia tidak terlihat seperti pecundang penyendiri yang hanya punya dua teman.





Pria itu bahkan tidak terlihat marah ketika Jimin tidak sengaja menyenggol nakas dan membuat laptop Namjoon mendarat mengenaskan, patah berserakan di lantai.

 



Mereka memang orang asing meskipun hari terus berganti tapi Jimin bisa memastikan jika Namjoon adalah orang asing terbaik yang bisa dia biarkan berlama-lama dalam zona nyamannya.





"Namjoon anjing...."





Mimpi yang mengerikan. Aneh napas hangat itu masih terasa menerpa wajahnya, di antara semua mimpi yang bisa otaknya buat, kenapa harus mimpi kotor yang membuat Jimin menyambut pagi dengan perasaan kotor.





"If I ask nicely, would you move to my chest instead? I can't feel my arm."





Ngomong apasih.



Kenapa harus pindah ke dada jika bantal tangan ini sudah memberikan kenyamanan tak terhingga.



Wait.



WHAT THE FUCK?



"LO APAIN GUA BAJINGAN?!"





Namjoon menggerakkan tangannya ketika Jimin terjun bebas ke lantai atas pilihannya sendiri. Pria itu memamerkan lesung pipi andalan dan bersandar dengan lengannya yang bertumpu pada tembok.



[M] Kiss and Make Up || RM • JMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang