Jaehyun menghempaskan ranselnya ke rerumputan lalu menumpu ujung kakinya di batu kecil yang terletak tepat di samping kayu-kayu kering yang sudah dia dan Mingyu kumpulkan untuk dijadikan api unggun. Tidak jauh dari tempat mereka, kerumunan mahasiswa sedang sibuk mendirikan tenda untuk mereka pakai malam nanti.
"Jae, gue duluan ke sana ya." Ujar Mingyu seraya menapak turun ke bawah.
"Oke."
Eunwoo menyodorkan bungkus rokoknya sebagai alat pembuang stress. Dia mengamati Jaehyun yang kelihatan gusar selama perjalanan sehingga dia berinisiatif untuk sedikit menghibur sahabatnya itu. Jaehyun menerimanya dengan wajah masam, tidak ada senyum sekecil pun. Pikirannya benar-benar berputar pada Rose yang belum kunjung meneleponnya.
"Sialan, sinyal bodoh." Umpatnya tidak tertahan.
"Jae, ada apa?" Tanya Eunwoo penasaran dengan tingkah aneh Jaehyun.
"Gue ga bisa hubungin Rose, alat pelacak di tas dia juga ga aktif. Rusak kayanya."
"Bentar ya gue minta tolong penduduk di dekat sini buat bantu lo cari telepon darurat."
"Makasih, Woo." Jaehyun menepikan duduknya supaya lebih dekat dengan pohon besar yang menyelimuti tempat dia beristirahat sejenak. Dia membutuhkan kesejukan. Dia bersandar dalam diam sekaligus tengah memikirkan cara agar bisa segera menghubungi Rose.
"Eh katanya di kota lagi ricuh berita penculikan itu ga sih? Korbannya sampai disandera, serem ya..." Jaehyun menoleh saat tidak sengaja menguping obrolan dua mahasiswa yang kebetulan melewati tempat singgahannya.
Jaehyun tidak mampu menahan diri lebih lama lagi, dia bangkit dan mengejar dua adik tingkatnya itu untuk menanyakan kebenaran informasi yang mereka bicarakan barusan. "Lo tau berita itu dari mana?" Tanyanya tanpa basa basi.
"Dari instagram Bang, nih..."
Jaehyun meraih ponsel yang diulurkan kepadanya. Dia jelas membaca ada berita penculikan yang telah terjadi di kota. "Berarti hp lo ada sinyal kan? Boleh gue pinjam bentar?"
Sang adik tingkat mesem-mesem sendiri, tidak kuasa menahan senyumnya karena terpikat pesona Jaehyun yang luar biasa. "Boleh banget Bang, sekalian nomor Bang Jaehyun juga boleh kok."
Jaehyun tidak menggubris godaan adik tingkatnya itu, tanpa menunda waktu lebih lama lagi dia menekan nomor Rose guna memastikan keadaan istrinya itu. Sayangnya, nomor tersebut tidak bisa tersambung. "Sialan, ada apa sama Rose?" Kalau begini Jaehyun akan sulit melacak keberadaan Rose. Alat pelacaknya pun belum juga berfungsi.
"Jae, gawat! Rose dalam bahaya!" Seru Mingyu sesaat sebelum dirinya menekan nomor Jay. Jaehyun tidak peduli dengan reaksi orang-orang di sekitarnya yang tengah kebingungan melihatnya melompat dari ketinggian demi menghampiri Mingyu. Dia cuma mau Rose balik kepadanya dalam kondisi sehat.
"Lisa baru kabarin gue kalau dia kebangun di sofa rumah lo dan ga ingat apa-apa." Ucap Mingyu dengan napas tersengal-sengal.
"Rose gimana? Dia aman kan?!" Balas Jaehyun sambil menggoyang bahu Mingyu tidak sabaran.
"Rose ga ditemukan Jae, mereka udah cari di setiap sudut rumah lo tapi nihil."
"Siapa bajingan yang culik istri gue?!" Desis Jaehyun dengan bola matanya yang hampir keluar.
"Gue gatau, Saerom juga hilang mereka berdua pasti diculik orang yang sama."
"Hyunbin di mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCKY US (AFTER WEDDING) | Jung Jaehyun + Park Rosseanne
Fanfic|SEQUEL PUSH AND PULL| JAEROSE FANFICTION LUCKY US ©bbyrozey Dahulu, Rose pernah bermimpi untuk menikahi Jaehyun. Dan mimpi itu benar-benar menjadi kenyataan, Jaehyun akhirnya menyandang gelar suami idamannya. Ikuti kehidupan sehari-hari Jaehyun dan...