Rose sudah siuman sejak dua jam yang lalu, kini dia sedang menyantap jajanan yang dibelikan Jay sebelum akhirnya pamit pulang untuk mengurus pekerjaannya yang tertunda karena kejadian ini. Tiffany sekalian menumpang dengan Jay karena tampaknya Rose dan Jaehyun lebih nyaman berduaan tanpa kehadirannya. Rose melirik Jaehyun yang masih mengunci rapat mulutnya dan tidak menunjukkan ekspresi apapun. Dia menonton pertandingan basket sambil mengerjakan tugas terakhirnya sebagai ketua senat. Rose berdeham, menarik perhatian Jaehyun yang langsung mengalihkan pandangannya. Jaehyun menunggu permintaan yang akan diucapkan Rose namun perempuan itu malah menatapi dirinya. "Kenapa? Kamu mau apa?"
Bibir Rose melengkung ke bawah, sifat tidak peka Jaehyun tidak ada perkembangan sama sekali. Dia jadi frustasi. "Bosan, kamu asik sendiri terus dari tadi."
Jaehyun kemudian memampangkan layar laptopnya yang dipenuhi tulisan dalam bentuk ketikan. "Lihat, laporan aku belum selesai."
"Bujuk aku dong supaya ga ngambek, aku beneran kecewa sama kamu yang lebih memprioritaskan organisasi dibanding istri sendiri."
Jaehyun mengusap keningnya, begini jadinya jika Rose kembali ke wujud normalnya. Sangat manja dan sulit untuk ditebak kemauannya. "Aku harus gimana?"
"Suapin cokelat." Jawab Rose dengan cengiran khasnya.
"Habis ini jangan rewel lagi ya?"
"Tergantung, aku lagi gampang nangis tau..." Sungut Rose dan tetap menyodorkan toples cokelatnya kepada Jaehyun.
"Kaya bocah aja udah gede masih cengeng."
"Tuh kan! Cara kamu ngomong aja udah nyebelin buat aku."
"Astaga, aku baru tau orang sakit banyak tingkah kaya kamu."
Rose membuka mulutnya, menanti kedatangan suapan cokelat yang hendak diberikan oleh Jaehyun. "Aaaa..."
Jaehyun memasukkan satu bola cokelat dengan cepat lalu merebut toples itu dari dekapan Rose. "Cukup, kebanyakan makan makanan manis juga ga bagus."
"Lah kenapa gitu? Aku kan udah sering makan cokelat, dari kecil malah." Protes Rose dengan wajah merengutnya.
"Nanti gigi kamu ompong." Ancam Jaehyun layaknya kakak yang menasihati adiknya.
"Ngga, aku rajin sikat gigi." Ucap Rose membela hobi mengonsumsi cokelatnya.
"Udah jangan banyak protes, tidur sana supaya cepat pulih."
"Balikin cokelat aku!"
"Ga. Mending kamu tidur daripada bengong ga jelas." Pasalnya Jaehyun beberapa kali menangkap basah Rose tengah melamun dengan sorot mata kosong. Dia tidak suka Rose melakukan hal semacam itu, dia merasa perempuan itu sedang memendam banyak pikiran sendirian tanpa berbagi kepada dirinya.
"Aku masih lapar, jahat banget."
"Katanya pengen kurus, katanya pipi udah gembung, katanya baju-baju udah ga muat semua, tapi kegiatan kamu dari tadi cuma makan dan nyemil." Cecar Jaehyun.
"Jadi maksud kamu aku harus kurus supaya kelihatan cantik di mata kamu? Aku beneran udah gemuk ya sekarang?"
Jaehyun menghembuskan nafas panjangnya, dia sudah lelah dengan segala perilaku Rose. Dia ingin menghentikan perdebatan sia-sia yang pada akhirnya dia juga yang harus mengalah lagi dan lagi. Jiwa kompetitifnya selalu lenyap setiap berhadapan dengan Rose. "Kamu ga perlu menyimpulkan perkataan aku, yang penting sekarang kamu banyak istirahat supaya cepat sembuh.""
Rose membaringkan tubuhnya lalu membelakangi Jaehyun. Dia sangat kesal hingga tidak ingin memandang wajah suaminya untuk sementara. Jaehyun tersenyum kecil, menahan kekehan yang bisa menimbulkan perang dunia kesepuluh jika dia sampai keceplosan. Bagi Jaehyun meluluhkan Rose termasuk hal yang mudah. Dia tinggal memeluk istrinya itu dan meminta maaf seperti biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCKY US (AFTER WEDDING) | Jung Jaehyun + Park Rosseanne
Fanfic|SEQUEL PUSH AND PULL| JAEROSE FANFICTION LUCKY US ©bbyrozey Dahulu, Rose pernah bermimpi untuk menikahi Jaehyun. Dan mimpi itu benar-benar menjadi kenyataan, Jaehyun akhirnya menyandang gelar suami idamannya. Ikuti kehidupan sehari-hari Jaehyun dan...