Chapter 39

714 87 17
                                    


"Eunhaaaaaaaa!!!!!".

Sowon merilik ke sekitar dengan napas memburu dan tersengal seperti sudah berlari berpuluh-puluh meter.

"Kamar?, Eunha?", gumam Sowon panik, dia beranjak dari kasur ketika di kamar tidak mendapati orang yang paling dicintainya.

"Eunhaa".

"Eunha eodiso?".

"Eunha".

Sowon terus memanggil sang istri. Akan tetapi, tidak ada sahutan sama sekali membuatnya semakin panik dan cemas.

"Ada apa Sow-?", tanya bibi Chun yang sedang memotong-motong bahan makanan.

"Bibi, Eunha dimana?", tanya Sowon tidak sabaran hingga memotong ucapan bibi Chun.

"Di kamar tuan dan nyonya"

Bibi Chun menggelengkan kepalanya melihat Sowon yang langsung saja pergi dengan buru-buru.

"Eunhaa", panggil Sowon membuka pintu kamar mertuanya.

Dengan segera mendekati ranjang kasur dimana Eunha sedang terbaring disana sendirian, meraih tangan Eunha mengecek nadinya masih berdenyut atau tidak, lalu meletakan tangannya didepan hidung sang istri memastikan kondisi Eunha.

Sowon menghembuskan napas lega setelah memastikan istrinya baik-baik saja, kemudian ikut berbaring dan mendekap tubuhnya erat.

Skip

Eunha membuka matanya perlahan ketika sinar mentari mengenai matanya, mengerjap pelan menyesuaikan.

"Sudah pagi?,  Jam berapa sekarang?", Gumamnya seraya melirik jam dinding di kamar orang tuanya yang menunjukkan pukul 10.

Merasakan sesuatu yang berat menimpa dirinya membuat kening Eunha mengernyit bingung. Tetapi, ketika melihat siapa yang memeluknya membuat Eunha mendelikkan mata.

Dengan perlahan dia melepaskan pelukan Sowon. Namun, bukannya terlepas malah semakin mengerat.

"Biarkan seperti ini sebentar", pinta Sowon pelan.

Mendengar suara Sowon yang serak dan parau menambah kebingungan Eunha dan juga Sowon menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Eunha.

Tak peduli, Eunha tetep melepaskan pelukan Sowon padanya namun usahanya sia-sia.

"Wae?, lepaskan Eunha".

"Aniya", balas Sowon tidak mau.

"Ihhh lepasiiinn, Eunha mau ke kamar mandi!", bentak Eunha melepas paksa pelukan Sowon.

Sowon beranjak bangun, dia menunggu Eunha di depan pintu kamar mandi.

"Hai", sapa Sowon seraya tersenyum pada Eunha yang baru saja keluar.

Eunha hanya melirik sekilas tak peduli dan pergi ke kamarnya. Sowon mengekor Eunha kemanapun dia pergi, mungpung Yeohan tengah diajak jalan-jalan sama appa dan eomma Jung.

Semakin lama Eunha semakin kesal, karena diikuti terus"kenapa nempel terus sih?".

"Wae?, dulu juga gak papa malah kamu gak biarin aku pergi, kenapa sekarang kamu risih?", tanya Sowon.

"Ck, Sowonnie tuh super duper nyebelin tahu!", kesal Eunha menjauh dari Sowon.

Tak berpengaruh sama sekali, Sowon tetap mengikuti Eunha sekalipun walau hanya ke toilet dia ikut masuk.

Eunha menggembungkan pipinya kesal sekaligus muak dengan Sowon,"kenapa sih?!, sengaja biar aku tambah benci sama kamu?".

"Aniya, aku tidak berpikiran seperti itu, kalo kemarin iya tapi sekarang tidak".

My Bodyguard 2 | Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang