Chapter 15

164 28 16
                                    

yohooooo~

aku up lagi nih!

makasih buat kalian yang udah sempatin baca ini. 

udah, langsung aja yuk, cekidot!

.

.

.

.

"Kami kesana, tapi kami tidak menemukan keberadaan Ramuda."

"Lakukan saja apa yang bisa kau lakukan." 

"Sebelum itu, biar aku perlihatkan hasil rekamannya dulu. Baru nanti kita ceritakan apa yang terjadi."

.

.

.

22.00

Ruang pemeriksaan Jinguji Jakurai

Rumah Sakit Pusat Shinjuku

"Terima kasih atas kerja kerasnya." Seorang wanita berkacamata dan berbaju serba putih memasuki ruangan milik Jakurai. Senyuman terukir di bibirnya. Meskipun wajah lelah tak dapat dihilangkan dari parasnya itu.

"Terima kasih atas kerja kerasmu juga." Jakurai membalas dengan senyuman juga. "Jadi, yang tadi pasien terakhir?"

"Ya. Anda sudah bisa pulang sekarang, Dok." Ujar sang suster. Setelah membereskan beberapa barang, sang suster pun keluar. Meninggalkan seorang Jinguji Jakurai sendiri di ruangannya.

Ruangan menjadi sepi. Tak ada suara selain detik jam yang terpasang pada dinding.

Jakurai menghembuskan napas panjang dan berat. Keadaan sepi itu membuatnya mengingat kembali percakapan antara dirinya, Ichiro beserta kedua adiknya, dan juga dua anggota Fling Posse yang masih mengeluarkan aura permusuhan untuknya.

Laci meja paling bawah dibuka. Disana ada sebuah pigura dengan warna merah muda yang mencolok. Serta beberapa hiasan lollipop, coklat, ataupun permen yang mengitari pigura itu. Tangan kanannya terulur. Diambilnya pigura itu. Senyum samar tercetak.

Foto yang terbingkai apik itu adalah foto dirinya dan Ramuda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Foto yang terbingkai apik itu adalah foto dirinya dan Ramuda. Dulu. Ketika keduanya masih sangat dekat. Dulu. Ketika keduanya masih berada di tim yang sama. Foto yang sama persis seperti salah satu lembar foto yang ada di rumahnya. Tersimpan di dalam kotak paling dalam.

Suatu waktu, pria mungil itu pernah mengunjungi dirinya di rumah sakit ini. Ia geram ketika melihat meja Jakurai yang hanya berisikan alat-alat pemeriksa pasien dan berkas-berkas pasien. Jadi, pria mungil itu pun mengambil salah satu foto terbaik mereka berdua, menaruhnya dalam pigura yang sangat rame, dan tanpa permisi memajangnya di meja milik Jakurai sembari berkata, "Awas aja kalau disingkirin ya! Aku bakal marah sama Jakurai pokoknya!"

Mengenang masa itu membuat dada sang Dokter sesak.

Ia... tanpa sadar ia dan mungkin hatinya merindukan keberadaan pria mungil yang selalu merecokinya dan kadang membuatnya kehilangan wajah kalemnya itu.

Crime Psychopath 『完』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang