"Jadi, apakah anda bisa membantu kami?" Suara lembut milik Gentaro membaur dengan suara bising ala kantor kepolisian yang tengah ramai.
"Maaf. Bukannya tidak mau membantu kalian, tapi bagaimanapun prosedur harus tetap berjalan untuk siapapun." Iruma Jyuto menaikkan kacamatanya yang sedikit melorot. Sebuah senyum penyesalan disunggingkan pada dua pemuda asal Shibuya di depannya.
"Kok gitu sih Bang?!" Daisu berdiri dan melayangkan protesnya. "Ini Ramuda udah ilang dari kemaren loh! Udah 24 jam!" Suara ditinggikan, menimbulkan beberapa polisi yang kebetulan berada disana menoleh ingin tahu.
"He, bocah! Gak usah teriak napa hah? Gak tau apa ini dimana? Lagian dari ceritamu tadi, si Ramuda ilangnya juga nggak nyampe 24 jam, dodol!" Asap putih berbau khas nikotin keluar dari mulut Samatoki. Ucapannya angkuh. Kata-kata tersirat berupa aku-gak-mau-ikutan-nyari-bocah-setan-brengsek-itu terbaca dari wajahnya yang sudah kaku. Bagaimana tidak? Ramuda sudah melakukan hal yang tak bisa ia maafkan. Mencuci otak adiknya? Ha! Itu adalah dosa yang tak akan pernah bisa diampuni oleh seorang Aohitsugi Samatoki.
"Daisu, tenangkan dirimu. Duduklah. Ini kantor kepolisian." ucap Gentaro pelan. Disentuhnya lengan Daisu lembut. Mencoba menenangkan pemuda bersurai biru itu.
"Tapi Genta… Ramuda…"
Gentaro tersenyum. "Tidak apa, kita akan menemukannya." tatapannya ia alihkan pada polisi di depannya. "Maaf mengganggu anda yang tengah sibuk, Tuan Iruma. Kami akan mencari Ramuda tanpa bantuan anda. Kami permisi." ucapnya sembari membungkukkan badannya. Sebuah senyuman senantiasa disunggingkan. Meskipun senyum itu sarat akan kekecewaan yang teramat dalam.
"Nggak Gen!" tangan sang novelis muda di sentakan. Wajah seorang Arisugawa Daisu mulai kaku. Hanya ini jalan keluar yang ia pikirkan. Meminta bantuan pada seorang polisi, pasti akan lebih mudah untuk menemukan Ramuda. "Iruma Jyuto! Bukankah seorang polisi itu harus mengayomi masyarakat? Aku meminta bantuanmu, tapi kau malah tidak mau membantuku. Apa itu bisa disebut sebagai seorang polisi?!"
"Arisugawa, tenangkan dirimu." tangan besar milik Riou terulur, menepuk pelan pundak Daisu yang tersulut amarah.
"Daisu, kita cari sendiri saja. Kita bisa tanya-tanya para pegawai di kantor Ramuda. Ya?" tuturan lembut keluar dari mulut Gentaro. Diusapnya lengan Daisu. Berharap amarahnya sedikit menghilang.
"Gen, kau diam saja. Bagaimanapun juga, kita harus temukan Ramuda! Secepatnya!"
BRAKKK
Gebrakan meja membungkam setiap kata yang akan keluar dari mulut Daisu. Semua mata menatap asal suara yang tak lain adalah Samatoki yang tengah menatap kedua anggota Fling Posse itu dengan geram.
"Ingat ini baik-baik! Aku, dan anak MTC nggak akan membantumu mencari bocah setan itu, apapun yang terjadi!" Tiap kata diucap dengan amarah. Tak hanya Daisu dan Gentaro, Jyuto dan juga Riou menatap yakuza itu dengan tanya.
"Samatoki, apa maksudmu?" Riou membuka suara. Lelaki bertubuh bak gorilla itu heran melihat leader nya yang terlihat sangat marah ketika nama Amemura Ramuda disebut.
"Mengayomi?" Seakan tuli, Samatoki sama sekali tidak menggubris pertanyaan dari membernya. "Untuk apa mengayomi orang yang bahkan bukan dari Yokohama? Kalau kau ingin meminta bantuan, sana minta bantuan ke polisi Shibuya!"
"Hah?!"
'Gawat!'
"Daisu! Ini kantor polisi! Sudah hentikan!" Gentaro menarik lengan Daisu dengan segala kekuatan yang ia punya.
"LEPASIN GEN! YAKUZA BRENGSEK GAK PUNYA HATI INI KUDU DITAMPOL BIAR BISA SEDIKIT MANUSIAWI!" Daisu melontarkan amarah. Wajahnya merah menahan ledakan emosi dalam dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crime Psychopath 『完』
Mystery / Thrillerberawal dari sebuah kafe populer dan berakhir dengan orang psycho yang membawanya kembali pada rasa keputus asaan beberapa minggu yang lalu. "Ayo kita bermain sama-sama, Ramuda." "Kau gila." "Memang." cerita ini fiktif, nggak ada sangkut pautnya pad...