Chapter 19

136 24 23
                                    

"Gentaro... aku kangen.."

"Daisu... hehehe... mau peluk. Boleh?"

"Kalian lama tau! Aku takut." 

.

.

.

.

Kediaman Jinguji Jakurai

Tengah malam

Ruang tamu Jakurai

Suasana panas yang dihadirkan oleh empat orang dari dua kubu berbeda memenuhi ruang tamu milik Jakurai. Tak satupun diantara mereka yang membuka suara. Sedangkan detik jam masih terdengar jelas mengisi kecanggungan.

Bertemu dengan Yumeno Gentaro dan Arisugawa Daisu di tempat Jakurai bukanlah sesuatu yang diinginkan oleh Izanami Hifumi dan Kannonzaka Doppo. Niat kedua anggota Matenrou itu hanyalah sekedar mengantarkan beberapa makanan untuk sang Dokter karena memang mereka sudah membuat banyak masakan. Daripada mubazir, jadi mereka ingin singgah sebentar untuk memberikan makanan itu. Tapi ternyata malah bertemu dengan rival mereka, dua member Fling Posse.

Dan ya, baik Gentaro maupun Daisu juga tidak mengharapkan hal ini. Mereka hanya mengikuti Jakurai yang membawa Ramuda ke kediamannya. Alasannya? Tentu saja agar leader mereka itu mendapatkan perawatan yang memungkinkan. Karena keduanya tidak mungkin membawa Ramuda ke rumah sakit. Bisa heboh nanti. Ditambah lagi, keputusan ini dirasa sudah benar, mengingat Jakurai yang benar-benar seorang dokter. Jadi, tentu pria itu memiliki obat atau apapun itu di rumahnya.

Udara di sekitar mereka semakin memanas. Mana Jakurai juga tidak ada disana bersama mereka lagi. Ramuda juga. Saat ini pria mungil itu tengah meminjam kamar mandi Jakurai untuk membasuh tubuhnya yang kotor sana-sini.

Hifumi menatap tajam Daisu yang ada di depannya, begitu juga Daisu yang sejak bertemu dengan anggota Matenrou itu sudah menguarkan aura tak suka. Doppo menunduk, takut menatap Daisu yang menakutkan di matanya. Sedangkan Gentaro tengah membuka novelnya. Meskipun sesekali ia menatap dengan senyuman sinis kepada keduanya.

Yah... seperti itulah aura mencekam yang diciptakan oleh keempatnya. Bahkan minuman dan beberapa kudapan di depan mereka sama sekali tak tersentuh. Mereka terlalu sibuk untuk saling mengintimidasi.














"Amemura. Saya bawakan baju ganti untukmu." Jakurai melangkah pelan mendekati kamar mandi. Satu set baju ganti untuk Ramuda ia taruh di meja tepat di depan pintu kamar mandi. Suara shower terdengar jelas. Namun, sama sekali tak ada sahutan dari dalam.

"Amemura? Kamu baik-baik saja?" tetap tak ada jawaban.

Dan dengan dorongan penasaran beserta khawatir pria bersurai pink itu mungkin saja pingsan, Jakurai memberanikan diri untuk memutar knop pintu yang ternyata tak terkunci.

Pintu terbuka. Dan dengan langkah perlahan, ia memasuki kamar mandi tersebut. Suara gemericik shower menyambutnya begitu pintu ditutup kembali. Tepat di depannya terdapat bilik shower yang transparan, sehingga ia bisa melihat tubuh telanjang milik Ramuda yang dikelilingi oleh uap air hangat shower. Tubuh itu membelakanginya. Bahkan tak merespon decitan pintu yang terdengar ketika Jakurai membukanya tadi.

 Bahkan tak merespon decitan pintu yang terdengar ketika Jakurai membukanya tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Crime Psychopath 『完』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang