.
.
.
.
khusus untuk side ini, dimohon untuk kebijaksanaan kalian. karena aku membuat ini nyerempet ke "arah sana". jadi, bagi yang belum "cukup", bisa langsung skip bagian ini dan lanjut ke chapter 17.2 untuk amannya.
atau... jika kalian mau baca juga gak masalah. dosa tanggung sendiri okey /hehe (╹ڡ╹ )\
dan mohon perhatian, ini cerita pertamaku yang pake "adegan menjurus" jadi kalo gak bagus tolong maklumi /hehe
.
.
.
.
🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞
.
.
.
.
MNNN.... NGGH.. MNNNNHH....
"Apa itu barusan?" Jakurai mengedarkan pandangannya ke tiap sudut ruangan. Hingga matanya menatap lama sebuah pintu yang tertutup rapat.
MMMNGGH...
Dari pintu yang tertutup itu, terdengar suara erangan seseorang. Dan sesekali, terdengar pula isakan yang bercampur dengan erangan itu. Jakurai mendekat ke arah pintu. Menyentuh knopnya, mencoba membukanya.
Pintu tak terkunci.
Dan, ketika pintu terbuka...
Manik Jakurai membulat sempurna.
Ia tak percaya dengan apa yang ia lihat.
Tepat di depan matanya,
Ia melihat pria itu...
Pria mungil miliknya...
Telanjang,
Tanpa sehelai benangpun.
Kedua tangannya diikat dengan tali yang menjuntai dari sebuah pasak di atasnya.
Matanya ditutup dengan kain.
Mulutnya disumpal dengan saputangan berwarna kuning.
Kedua kakinya dirapatkan. Menyembunyikan bagian bawah miliknya.
Tak hanya itu,
Tubuh mungil itu gemetaran. Kedua tangan yang diikat saling mencakar satu sama lain. Keringat juga mengucur dari tubuhnya. Begitu pula dengan air mata yang merembes dari kain yang terikat menutupi kedua matanya. Erangan demi erangan masih terdengar jelas oleh Jakurai. Membuat pria 35 tahun itu mencengkeram kuat knop pintu yang belum ia lepas.
Sungguh! Itu adalah pemandangan yang membuat seorang Jinguji Jakurai menggeram marah.
Jakurai menggigit bibir bawahnya. Merasakan emosi yang meledak di hatinya. Matanya menatap miris pria mungil miliknya. Ingin sekali membedah tubuh orang yang berani melakukan hal ini pada kepunyaannya.
Dengan gontai, Jakurai mengikis jarak antara dirinya dan pria mungil yang masih gemetaran itu. Tangannya terulur dengan gemetar, membuka ikatan kain yang menutupi manik indah miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crime Psychopath 『完』
Mystery / Thrillerberawal dari sebuah kafe populer dan berakhir dengan orang psycho yang membawanya kembali pada rasa keputus asaan beberapa minggu yang lalu. "Ayo kita bermain sama-sama, Ramuda." "Kau gila." "Memang." cerita ini fiktif, nggak ada sangkut pautnya pad...