Chapter 18

142 30 29
                                    

"Temanmu sudah menunggu."

Dan seiring dengan langkah kaki Jakurai yang mulai melewati pintu apartemen, Ramuda mengulurkan kedua tangan kecilnya, hingga ia bisa memeluk leher Jakurai. 

"Karena sifat menyebalkan dan berisikmu itu, kadang saya lupa kalau kamu bisa bertingkah manis seperti ini." 

.

.

.

.

Heningnya malam menyatu dengan hening yang diciptakan oleh Jakurai dan Ramuda.

Keduanya masih berdiam diri, larut dalam pikiran masing-masing. Meskipun sesekali manik keduanya melirik satu sama lain. Tanpa ada kejadian saling menatap secara tak sengaja.

Keduanya membisu, tak saling bicara. Padahal, bagi Jakurai, ada banyak hal yang ingin ia tanyakan pada Ramuda. Semua pertanyaan yang menuntut jawaban. Salah satunya, alasan kenapa seorang Amemura Ramuda yang merupakan produk buatan mendekatinya dulu.

'Saya juga ingin tahu tentang Yotsutsuji. Dan bagaimana caranya agar anak itu bisa kembali membuka matanya.'

Ya. Itulah hal lain yang sangat ingin diketahui oleh Jakurai. Karena bagaimanapun, anak yang kini tengah terbaring koma di rumah sakit itu, sudah ia anggap seperti keluarga, seperti seorang anak baginya.

"Kalau soal anak itu," Ramuda membuka suara. Matanya sama sekali tidak menatap wajah ataupun manik Jakurai. Ia masih tetap menatap jalanan sepi "aku tidak bisa berkomentar apapun." Lanjutnya lagi dengan nada suara datar.

"Apa maksudmu?"

"Kau ingin tahu kan, soal dia. Kenapa aku membuatnya tidur seperti sekarang?" wajah didongakkan. Menatap wajah Jakurai yang ada di atasnya. Sedangkan Ramuda yang tengah mengatakan hal yang sedikit sensitif bagi Jakurai itu, hanya memasang wajah acuh. Seakan ia sama sekali tidak peduli pada anak itu.

"Kau memaksaku sekalipun, aku tidak akan berkomentar apapun." Lanjutnya masih dengan nada yang datar. Untuk beberapa detik, dua pasang manik saling menatap. Hingga akhirnya Ramuda memutuskan kontak mata itu.

"Ya. Saya tau, bahwa kamu tidak akan membuka mulut soal apa yang terjadi pada Yotsutsuji."

Suasana hening kembali menyerang.

Jakurai menatap sekilas wajah Ramuda yang masih sedikit pucat. Benak dan pikirannya mengubur semua pertanyaan yang ingin ia lontarkan pada pria mungil di gendongannya itu. Seperti yang dikatakan pria mungil itu. Percuma. Ia tidak akan berkomentar ataupun mengatakan apapun.

"Apakah seorang marionette harus mengikuti semua perintah pembuatnya?" pertanyaan yang mengganjal di hatinya tak sengaja terucap. Dan sekilas, Dokter itu melihat ekspresi terkejut bercampur sedih yang terlukis di wajah seorang Amemura Ramuda.

"Apa kau butuh jawaban?"

"Tidak. Tidak perlu jawaban. Karena sepertinya saya sudah tau jawabanmu."

"Cih. Sok sekali kau Pak Tua."

'Karena jika saya menuntut jawaban darimu sekalipun, tak akan ada jawaban yang keluar darimu, bukan?'

Dengan diiringi oleh hening yang entah keberapa kalinya, keduanya sampai di sebuah tempat terbengkalai, tempat dimana Ichiro dan yang lainnya berada tadi. Dan mungkin saja, kelima anak muda itu masih berada di dalam.

"Itu mobil saya." Jakurai menunjuk sebuah mobil yang terparkir di depan tempat terbengkalai itu dengan dagunya. "Semoga mereka masih ada disana."

"Mereka? Maksudmu siapa?"

Crime Psychopath 『完』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang