hai minna! aku up lanjutannya nih. sekalian buat rayain ultahnya Ramu-chan! yey!!!!
silahkan yang mau panjatin doa buat dek Ramuda! biar aku yang amin kan ^^
dan ini doa dariku,
1. semoga bisa bener-bener lepas dari Chuuou (AMINNN)
2. semoga bisa selalu bareng sama Mama Papa (AMINNNN)
dan terakhir, yang paling keras Amin nya,
3. SEMOGA CEPET RUJUK SAMA PAKDE JAKURAI!!!!!!!! (AMINNNNNNNNNNNNNN)
udah gitu aja. silahkan baca lanjutannya~
.
.
.
.
.
"Apa sehebat itu menjadi manusia?! Memangnya apa yang kau tau tentangku?!"
"Minggir! Kami mau bawa Ramuda pulang."
"Maaf. Daisu sedang uring-uringan hari ini. Terima kasih sudah membantu kami. Dan terima kasih juga sudah merawat luka-luka Ramuda."
.
.
.
.
08.00 AM
Salah satu kamar hotel
Shinjuku
Gentaro membuka matanya yang masih berat. Pasalnya, ia baru bisa tidur beberapa jam yang lalu. Memang terdengar bodoh, tapi Novelis muda itu seakan takut untuk memejamkan mata. Takut jika Ramuda diculik ketika dirinya terlelap. Padahal pria mungil itu tidur dengan diapit olehnya dan Daisu. Ia berada di sisi kanan, sedangkan Daisu berada di sisi kiri. Mereka tidur bertiga di atas ranjang king size.
"Haahh..." helaan napas keluar dari bibirnya. Dengan mata yang masih setengah terbuka, ia menepuk-nepuk kasur di sebelah kirinya, tempat Ramuda tertidur.
Namun, ruang yang ia tepuk itu terasa dingin dan kosong. Seakan tidak ada seorangpun yang pernah tidur disana.
Setelah sadar akan hal itu, Gentaro bangkit dari posisi tidurnya. Dan benar saja, Ramuda yang harusnya ada di tengah-tengah mereka kini sudah tidak ada. Ia lihat sisi satunya. Di pojok ranjang, ada Daisu yang masih molor. Bahkan Gentaro bisa melihat iler di sudut bibirnya.
"Minum lagi! Minum lagi! Aku yang bayar! Hehehehe~" igau sang Penjudi. Sepertinya dalam mimpi, ia memenangkan banyak duit dari hasil judinya.
Gentaro yang melihat itu geram. Bisa-bisanya pemuda itu asyik bermimpi indah padahal temannya hilang lagi!
"Daisu! Daisu! Bangun! Daisu!" ia mengguncang-guncangkan tubuh Daisu. Tapi hasilnya nihil. Pemuda itu tidak menggubrisnya. Malah igauannya semakin menjadi. Kini Penjudi itu malah mulai bernyanyi.
"Seven Seven Seven! It's like Heaven. Nome ya Utae ya. Party Party Party! Hehehe~"
"Astaga! Daisu! Bukan saatnya bernyanyi! Ramuda hilang lagi! Ayo bangun!! Daisu!!!" ucap Gentaro kesal. Kedua pipi Daisu menjadi sasaran tamparannya. Tidak main-main. Karena bekas tangannya tercetak jelas di kedua pipi itu.
"Daisu! Astaga! Tolong bangun!!!" Gentaro kembali menampari kedua pipi Daisu. Bahkan ia sampai lelah sendiri.
Akhirnya, ia memilih jalan pintas. Bantal di sebelahnya ia angkat dan dibekapnya wajah Penjudi itu. Hingga beberapa detik kemudian ia mendapatkan respon dari pria kebo itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crime Psychopath 『完』
Mystery / Thrillerberawal dari sebuah kafe populer dan berakhir dengan orang psycho yang membawanya kembali pada rasa keputus asaan beberapa minggu yang lalu. "Ayo kita bermain sama-sama, Ramuda." "Kau gila." "Memang." cerita ini fiktif, nggak ada sangkut pautnya pad...