VI-Aonaran

1.4K 182 1
                                    

Dengar-dengar maanfaat membaca buku itu banyak banget ya? Salah satunya dapat menyehatkan otak dan stimulasi mental. Tapi apa ini? Selama membaca, tidak bahkan sebelum dirinya membaca, Xerena sudah terkena mental terlebih dahulu. Bagaimana tidak terkena mental jika dari awal masuk perpustakaan sampai saat ini, Gevano selalu ada di dekatnya. Walaupun Gevano sedang sibuk dalam alam mimpi alias tidur. Posisi mereka berada dalam satu meja berhadap-hadapan, sehingga menciptakan suasana yang canggung bagi Xerena.


Setelah kejadian tadi, Gevano memilih untuk tidak kembali ke kelas dan diam diperpustakaan. Tenang, kali ini Gevano tidak membolos kok. Hari ini ada rapat mendadak para guru dan staff sehingga seluruh siswa-siswi akan pulang lebih awal nantinya, tepatnya pukul 11.00.


Tidak dapat berkonsentrasi membaca, Xerena memilih melamun menatap luar jendela. Awalnya sih mau lanjut membaca novel romantis itu, akan tetapi karena Gevano moodnya menjadi rusak sehingga Ia lebih memilih membaca ensiklopedia. Sinar matahari menembus jendela mengenai sang Pangeran Tidur. Hal itu menangkap perhatian Xerena yang sedari tadi melamun dan iseng melihat ke arah Gevano, terpesona.

Xerena memilih menatap Gevano yang tertidur tersebut lebih lama. Wajahnya sangat tenang seperti bayi.

'Beda sifat lagi kalau sudah bangun.' Batin Xerena jengkel mengingat sifat tukang ngancam dan dingin dalam diri orang satu ini. Iya, satu-satunya milik Xerena. Eh?

Rambut hitam dan kulit putihnya terlihat bersinar. Satu hal yang membuat Xerena terpukau yaitu bulu mata Gevano yang sangat amat lentik. Bohong jika Xerena tidak merasa gemas. Cukup menatap lama, tiba-tiba ide jahil muncul di kepala Xerena. Bisa dilihat ada lampu melayang yang bersinar di atas kepala Xerena.

Xerena mendekat diam-diam dan berjongkok di sebelah kursi dimana Gevano tertidur. Dirinya sudah tidak dapat menahan gemas melihat lelaki di depannya ini. Dengan cepat, Ia mengambil foto Gevano menggunakan HPnya. Xerena sedikit tersenyum geli melihat hasil fotonya tersebut. Imut pikirnya.

GREP!

Rasanya Xerena ingin pindah pluto saja. Gevano dengan tatapan tajamnya mencengkram kasar dan erat pada pergelangan tangan Xerena yang memegang HP, sehingga membuat HPnya langsung terjatuh di lantai. Wajah Xerena menjadi pucat pasih melihat raut wajah Gevano yang sangat menakutkan. Say good bye to world Xerena!

"Oh, Eren?" Gevano yang masih setengah tertidur itu pun melepaskan cengkramannya dari tangan Xerena.

Xerena sedikit meringis merasakan rasa sakitnya sehabis dicengkram oleh Gevano. Ah, ternyata Gevano hanya reflek jadi dia tidak mengetahui niat jahil Xerena. Waktunya mencari alasan.

"E-eh iya ini aku." Cicit Xerena. Jantungnya masih berdegup kencang akibat aksi yang Gevano lakukan tadi.

"Sorry, aku hanya ingin membangunkanmu karena sudah hampir jam 11." Bohong Xerena, tapi untungnya jam berpihak pada dirinya yang menunjukkan pukul 10.20. Selamat dirinya selamat, tidak jadi ada upacara pemakaman untuk dirinya.

Xerena terpaku kala melihat wajah Gevano. Wajah bantalnya yang disinari cahaya matahari ditambah dengan gerakan menyapu-nyapu matanya membuat kesan imut dimata Katharine. Benar-benar seorang bayi besar!

"Mengapa kau melihatku dengan tatapan seperti itu?" Tanyanya datar sembari masih sibuk menyapu matanya.

'Ah dia sadar.'

[1] Our Universe : Cold Heart |✔ JENRINA BLUESY JENO X KARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang