Terlihat seorang Jerren Navier sedang menahan pipi seorang Harrison Lex yang ingin menerkam dirinya dari samping, bertengkar memperebutkan sepotong pizza. Mereka berenam sedang berada di restoran pizza 'Crayzza'. Karena bosan menongkrong di GFC, Gosong Fri-eh maksudnya Garing Fri-eh salah lagi maksudnya yang benar adalah Giant Friend Chicken. Bercanda-bercanda jangan esmosi, Giant Fried Chicken.
"Berikan masa depanku, dia untukku bukan untukmu." Harrison tetap berusaha merebut pizza tersebut dari tangan Jerren.
"Dia milikku, bukan milikmu!" Balas Jerren tak mau kalah. Claude hanya terdiam menatap mereka berdua, menikmati keributan ini tanpa merasa bersoda sama sekali. Memakai kacamata hitam andalannya.
"Kau sudah makan 3 piring sendirian apakah itu belum cukup?" Radley menarik tudung hoodie Harrison. Dirinya benar-benar malu karena hampir semua orang melihat ke arah mereka yang membuat gaduh walaupun restoran sedang dalam keadaan lumayan sepi tapi tetap saja malu.
"Kau sudah seperti pria yang sedang hamil 12 bulan, sadarlah!"
'Sungguh malu!' Radley membatin seraya menyetrika dadanya dengan tangan kanannya. Kelakuan teman-temannya ini sungguh membuatnya menjadi orang tersabar di dunia setelah Gevano dan Claude.
Harrison tetap memasang wajah tidak peduli dan duduk memasang pose seperi anak kecil yang melipat tangannya di dada dan menurunkan lehernya sedikit. Dirinya merasa kesal karena Jerrenn berhasil melahap 1 potong pizza yang tersisa. Jerren tersenyum penuh kemenangan setelah berhasil memasukan pizza itu di dalam perutnya lalu minum air putih.
"Hamil anak siapa kamu?" Samuelson bertanya seraya bermain PUBG bersama Gevano di sebelahnya.
"Anak alien mungkin." Radley menjawab seraya menatap Harrison pedas, lebih pedas dari tabasco.
"Aku akan memesan lebih." Putus Claude seraya berjalan ke arah tempat pemesanan.
•○•
"Ini." Claude telah kembali dari tempat pemesanan dan menaruh 1 piring pizza berukuran sedang diatas meja mereka.
Jerrenn dengan kecepatan kelinci langsung mengambil kembali pizza yang baru datang diatas meja tersebut, disusul oleh Harrison. Belum ada 10 menit, pizza tersebut sudah tersisa satu kembali. Keadaan berubah menjadi seperti di bar para koboi dengan 2 koboi yang sedang duduk berhadapan di satu meja, melempar tatapan membunuh satu sama lain memperebutkan pujaan hatinya 'Sang Pizza Terakhir'.
"Eh, kamu tahu tidak?" Jerren pun tersenyum manis.
"Haa?" Harrison menatap Jerren sengit.
"Kalau kamu menutup mata pizza nya jadi hilang loh." Ya jelas lah hilang, menutup mata pun bukan pizzanya saja yang hilang.
"Kau pikir aku akan mudah kau bohongi?" Jawaban Harrison membuat Jerren mendengus kesal karena taktiknya tidak berhasil.
Ketika akan terjadi perang dunia ke 3, tiba-tiba mata mereka berdua melotot kaget melihat potongan pizza terakhir yang sudah hilang dari atas piring. Mata mereka langsung menuju ke arah Gevano yang sengaja mengambil dan sudah mengunyah potongan terakhir pizza tersebut. Karena tidak berani melawan Gevano, mereka pun terdiam seperti anak kecil yang menahan tangis. Radley sedang berusaha semaksimal mungkin untuk menahan tawanya.
"Aku akan pulang, waktunya Tuan Besar makan." Setelah mengunyah habis pizza itu, Gevano pun bangkit berdiri. Siap-siap untuk pulang, padahal sebenarnya Ia ingin ke petshop itu terlebih dahulu untuk mengambil anjing dan makanannya.
"Ah Vano tidak asik!" Rengek Harrison menempel-nempelkan badannya di lengan Gevano. Mendapatkan tatapan jijik dari Gevano.
"Aku tidak ingin Tuan Besar mati."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Our Universe : Cold Heart |✔ JENRINA BLUESY JENO X KARINA
RomanceSepasang laki-laki dan perempuan diciptakan dengan nama Gevano Leeverton dan Xerena Yvonne. Mereka hanya diciptakan, namun yang menentukan kisah kehidupan mereka adalah mereka sendiri. Mereka akan menemukan Gevano dan Xerena mereka sendiri. Bagaim...