Gevano mengerang kesakitan disaat Xerena mengusap lembut luka sayatan pada lengannya itu dengan kapas dan obat luka. Saat ini posisi mereka sedang berada di UKS dengan Xerena yang berdiri mengobati luka-luka Gevano, sementara Gevano hanya duduk diujung kasur UKS mengerang kesakitan.
"Berhenti merengek seperti bayi!" Xerena mengomeli Gevano karena sedari tadi dirinya tidak berhenti mengerang maupun berteriak kecil kesakitan.
Xerena tidak tega, melihat semua hal buruk yang ada di tubuh Gevano. Luka dan memar. Ia merasa sangat sedih karena hal ini disebabkan karena dirinya. Kalau saja dirinya tidak berkeliaran sendirian pasti ini tidak akan terjadi. Dari awal dirinya sudah kacau, melupakan memberitahu orang tuanya sehingga membuat khawatir, melupakan pesan Gardenia dan Jerren, dan berakhir menyebabkan Gevano yang tidak ada salah sama sekali terluka seperti ini. Mata Xerena kembali berkaca-kaca.
"Gevano." Tubuhnya bergetar serta air matanya mengalir deras di pipinya.
"Ak-aku minta maaf ya, aku sudah salah banyak sama kamu." Entah mengapa setelah bertemu dengan Gevano, dirinya menjadi cengeng seperti ini. Gevano menatap Xerena yang mulai menangis kembali dengan dingin.
"Iya kamu memang salah." Hati Xerena mendadak terasa nyeri. Sakit karena kata-kata itu keluar dari mulut Gevano dengan kesan yang sangat dingin. Menundukkan kepalanya, tidak berani menatap Gevano dan terus mengobati lukanya. Hening, hening seperti mall.
"Salah karena terlalu cantik." Mata Xerena melotot kearah Gevano yang masih saja memasang muka dinginnya. Pipinya terasa panas secara tiba-tiba, merasa malu dan kaget karena Gevano mengatakan hal yang diluar dugaan seperti itu.
'Apasih?'
'Mungkin hanya iseng saja, otaknya sudah tergeser karena perkelahian tadi.' Batin Xerena tetap positif sinting mendengar kata-kata Gevano.
"Kalau kamu tidak cantik pasti bocah itu tidak akan mengejarmu layaknya seekor anjing mengejar tulang." Lanjut Gevano pedas. Xerena masih terdiam, dirinya tidak tahu harus menjawab apa. Terlalu malu.
"Kenapa hanya diam saja?"
"Apakah kamu tidak suka?" Gevano menatapnya tajam. Reflek, Xerena langsung menatap Gevano dan membalasnya dengan gagap.
"A-aku suka!" Xerena langsung menampar pelan bibirnya sendiri. Bodoh, mengapa harus keceplosan di depan Gevano lagi. Malu dirinya benar-benar malu. Pipinya sudah sangat memanas seakan-akan ingin meledak. Raut wajah Gevano berubah menjadi datar kembali.
"Suka digoda ya?" Gevano menundukkan wajahnya dan bertanya dengan suara yang pelan. Xerena benar-benar heran dengan tingkah lelaki di didepannya ini. Rasanya baru kemarin saja dirinya menolak Xerena matang-matang di tengah lapangan dan sekarang lelaki ini sudah bertingkah aneh kembali. Bahkan lebih aneh dari sebelumnya.
"TIDAK, AKU TIDAK SUKA DIGODA, TAPI SUKA DIDALGONA!" Xerena menjawab dengan ngegas. Gevano dengan iseng mengangkat jari telunjuk tangan kanannya dan mengelus bagian bawah dagu Xerena layaknya seekor kucing.
"GEVANO DIAM!" Xerena langsung menepis tangan Gevano.
'Gevano kenapa sih?'
'Otaknya benar-benar tergeser karena perkelahian tadi ya?' Xerena benar-benar merinding melihat sikap Gevano sekarang. Seperti bukan Gevano, tapi ini Gevano.

KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Our Universe : Cold Heart |✔ JENRINA BLUESY JENO X KARINA
RomanceSepasang laki-laki dan perempuan diciptakan dengan nama Gevano Leeverton dan Xerena Yvonne. Mereka hanya diciptakan, namun yang menentukan kisah kehidupan mereka adalah mereka sendiri. Mereka akan menemukan Gevano dan Xerena mereka sendiri. Bagaim...